NovelToon NovelToon
Rahim Bayaran

Rahim Bayaran

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Beda Usia / Tamat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Irh Djuanda

Violetta Madison gadis 20 tahun terpaksa menyewakan rahimnya demi membayar hutang peninggalan kedua orangtuanya. Violetta yang akrab dipanggil Violet itupun harus tnggal bersama pasangan suami istri yang membutuhkan jasanya.

"Apa? Menyewa rahim ?" ucap Violet,matanya melebar ketika seorang wanita cantik berbicara dengannya.

"Ya! Tapi... kalau tidak mau, aku bisa cari wanita lain." ucap tegas wanita itu.

Violet terdiam sejenak,ia merasa bimbang. Bagaimana mungkin dia menyewakan rahimnya pada wanita yang baru ia kenal tadi. Namun mendengar tawaran yang diberikan wanita itu membuat hatinya dilema. Di satu sisi, uang itu lebih dari cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Namun disisi lain,itu artnya dia harus rela kehilangan masa depannya.

"Bagaimana... apakah kau tertarik ?" tanya wanita itu lagi.

Violet tesentak,ia menatap wanita itu lekat. Hingga akhirnya Violet mengangguk tegas. Tanpa ia sadar keputusannya itu akan membawanya kepada situasi yang sangat rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyerangan

Eva langsung meminta Violet naik ke kamarnya. Namun belum sempat mereka naik. Pintu rumah itu seperri diketuk .Hingga membuat mereka menoleh. Violet menduga bahwa itu adalah Adrian. Lalu ia meminta Eva untuk membukanya.

"Bu Eva, aku rasa itu tuan Adrian. Sebaiknya kau buka pintunya." ucap Violet.

Awalnya Eva ragu, mengingat ucapan Adrian sebelum meninggalkan mereka. Bahwa mereka tidak boleh membuka pintu sampai Adrian tiba. Namun ,suara ketukan itu tiba-tiba berhenti. Eva berjalan pelan menuju pintu, sementara Violet hanya berdiri di ujung tangga.

"Nona, tunggu di sini." ucap Eva.

Langkahnya perlahan menuju pintu. Eva sempat mengintip lewat jendela memastikan siapa yang ada di luar namun ia tak melihat siapapun. Eva menoleh kepada Violet sebentar. Dengan isyarat Violet meminta nya untuk membuka pintu. Eva pun melakukannya dengan ragu. Namun setelah pintu itu terbuka,seorang pria langsung mendorong pintu itu dengan keras hingga membuat Eva terhuyung ke belakang dan tersungkur.

Violet terkejut,matanya melebar,tubuhnya gemetar ketakutan melihat pria asing masuk kedalam rumah dengan paksa.

"Si-siapa kau?" ucap Violet gugup.

Pria itu berjalan mendekat, langkah demi langkah dan hal itu justru membuat Violet semakin takut. Sementara Eva bangkit perlahan,tubuh tuanya terasa sakit saat dirinya terhempas ke lantai. Eva mencoba berjalan mendekati pria itu lalu mencoba mencekiknya,namun usahanya gagal.

Pria itu malah mendorong Eva hingga membentur meja sudut. Suara pecahan vas menghentak keheningan, membuat Violet semakin panik. Ia mundur beberapa langkah menaiki tangga, namun pria itu terus berjalan ke arahnya. Wajahnya tertutup masker dan topi, hanya menampakkan mata yang dingin dan tajam. Violet tersandung di anak tangga keempat, lalu menjerit,

“Tolong! Tolong kami ! Bu Eva!!”

Pria itu tak menggubris. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya—sebuah botol kecil dan kain putih. Violet langsung tahu niat pria itu: membuatnya pingsan.

"Tidak! Jangan sentuh aku!" jeritnya.

Pria itu semakin mendekat,sementara Eva tidak bisa berbuat apa-apa. Tangannya terluka akibat pecahan kaca yang mengenainya. Violet hanya bisa menangis . Namun sebelum pria itu berhasil mendekat lebih jauh, tiba-tiba suara keras menggema dari arah pintu.

"BERHENTI!!"

Adrian berdiri di ambang pintu yang terbuka lebar. Nafasnya terengah, matanya menatap tajam penuh amarah. Ia langsung mengarahkan pistol kecil yang ia bawa tepat ke pria bertopeng itu.

"Sentuh dia, dan kau akan mati malam ini," ucap Adrian tajam.

Pria itu sempat ragu, tapi ia tidak menyerah. Ia melompat ke arah Violet yang masih terguling di tangga, namun Adrian lebih cepat.

DOR!

Sebuah tembakan dilepaskan tepat mengenai bahu pria itu. Jerit kesakitan terdengar, pria itu terhuyung ke belakang lalu jatuh menabrak kursi ruang tamu. Eva menjerit kecil dan merangkak ke Violet, memeluknya erat. Sementara Adrian segera maju, mengamankan Violet di dekatnya.

"Sudah kubilang... jangan buka pintu sebelum aku datang," gumam Adrian dengan suara tertahan marah, namun juga lega.

Ia mengikat tangan pria itu dengan tali yang ia ambil dari tasnya, lalu menelepon Mark.

"Tempatku disusupi. Hubungi polisi. Sekarang! Bawa ambulans juga, Eva terluka," katanya cepat.

Sementara Violet masih gemetar di pelukan Eva. wajahnya penuh ketakutan.

"Aku... Aku takut." ucap Violet terbata, tangannya mencengkeram lengan Adrian erat.

"Aku tahu, Vio… kamu aman sekarang. Aku minta maaf. Ini kesalahanku," bisik Adrian lembut, membelai rambut Violet.

Eva mencoba berdiri, namun wajahnya pucat. Adrian dengan cepat mendekat dan menopangnya.

"Eva, bertahanlah.... ini semua karena Claudia. Tapi saya janji, ini akan berakhir malam ini."

Eva mengangguk pelan, meski matanya menahan sakit.

"Jaga Violet, Tuan. Jangan biarkan siapa pun menyentuh gadis ini lagi."

Adrian mengangguk. Tatapannya kembali pada pria yang kini tak sadarkan diri di lantai.

"Aku tak peduli siapa kau sebenarnya. Tapi Claudia sudah melewati batas."

Tak lama kemudian, suara sirine terdengar di kejauhan. Mark dan polisi datang bersama ambulans. Violet dibawa ke kamar untuk diperiksa, Eva diangkat dengan hati-hati. Adrian berdiri di halaman rumahnya, menatap ke arah langit malam yang gelap.

"Ini sudah terlalu jauh, Claudia... Dan kau akan menyesal," gumamnya.

Adrian bersyukur Mark sempat memberitahunya tentang Baron. Adrian tau, Claudia memanfaatkan Baron untuk mencelakai mereka.

"Tuan, media yang anda minta sudah siap." ucap Mark.

Adrian tersenyum miring. Ia sengaja menunggu momen ini. Claudia sudah terlalu jauh, dan kini waktunya ia bertindak. Dengan langkah mantap, ia berjalan ke dalam ruang kerja pribadinya, membuka laptop, dan mengakses folder khusus berisi semua bukti kejahatan Claudia.

"Sebarkan semua ke media. Aku ingin sebelum tengah malam, seluruh kota tahu siapa Claudia sebenarnya," perintah Adrian dingin pada Mark melalui sambungan telepon.

"Termasuk video pengakuan orang ini , Tuan?" tanya Mark.

"Ya! Pastikan disebar secara sistematis—media online, sosial media, bahkan ke jaringan TV jika perlu. Claudia harus tahu, aku tidak bermain-main."

"Baik, Tuan,"

Sementara itu, di tempat lain—di sebuah apartemen mewah—Claudia menerima notifikasi di ponselnya. Namanya tersebar di berita daring, dilengkapi dengan potongan video rekaman suara yang sangat dikenalnya: suara salah satu orang suruhannya yang kini berkhianat dan bersaksi melawan dirinya. Claudia berdiri mendadak dari sofa, wajahnya memucat.

"Apa-apaan ini...!" desisnya.

Ia menyalakan TV, dan layar besar itu menampilkan siaran langsung salah satu stasiun berita ternama. Nama dan wajahnya terpampang jelas, dengan judul mencolok:

"Mantan istri pebisnis muda Adrian Ramon diduga dalang di balik insiden penyerangan "

Wajah Claudia berubah pucat, lalu merah karena marah. Ia membanting remote ke lantai.

"Adrian! Kau pikir kau sudah menang?" teriaknya dengan gigi terkatup rapat.

Di belakangnya, Bryan muncul dari balik pintu ruangan yang setengah terbuka.

"Aku sudah bilang, jangan bermain api dengan Adrian. Tapi kau terlalu percaya diri, Claudia," ucapnya datar.

"Kau?" Claudia menoleh ,terkejut dengan kehadirannya.

"Kau sudah kalah ,Claudia. Sebaiknya kau ikut bersamaku sebelum kau benar-benar hancur." ucap Bryan sambil melangkah masuk.

"Tidak. Aku tidak akan pergi kemana pun sebelum Adrian membayar semua penghinaan ini." ucap Claudia berapi-api.

Bryan tertawa pelan, getir, lalu menatap Claudia penuh iba.

“Kau tidak sadar ya, Claudia? Permainanmu sudah tamat. Ini bukan soal balas dendam lagi tapi ini soal bertahan hidup. Kau diburu polisi, media menelanjangi mu, dan semua orang yang dulu kau bayar sekarang lari menyelamatkan diri.”

Claudia mengepalkan tangan. Matanya menyala penuh amarah, tapi dalam sorot itu ada kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan.

“Kalau aku jatuh, Adrian juga harus jatuh bersamaku!” ucap Claudia penuh dendam.

“Kau sudah mencoba. Tapi lihat hasilnya—dia tetap berdiri, dan kau yang berantakan,” balas Bryan dengan tenang.

Claudia melangkah maju, menatap Bryan penuh amarah.

“Kenapa kau di sini? Untuk menghinaku?”

“Aku di sini karena aku satu-satunya yang masih peduli padamu, Claudia. Tapi kalau kau lebih memilih kehancuran… silakan.” Bryan meletakkan sebuah paspor dan tiket pesawat ke atas meja kaca di depan Claudia.

“Masih ada jalan keluar. Tapi hanya satu.” tambahnya.

Claudia menatap paspor itu. Namanya tertera di sana dengan identitas baru. Ia tahu Bryan sudah menyiapkannya sejak lama—untuk saat darurat seperti ini. Tapi hatinya masih dikuasai amarah. Ia menggertakkan gigi.

“Aku tidak akan lari seperti pengecut!”

“Maka jangan salahkan siapa pun ketika segalanya benar-benar berakhir untukmu.” Bryan menarik nafas dalam.

Ia berbalik pergi, membiarkan Claudia sendiri di ruangan itu—dengan layar TV yang terus menyiarkan berita tentang skandalnya, dan suara notifikasi yang terus berdenting dari ponselnya.

1
Al Fatih
Yaaa sdh tamat saja Kaka.....,, aq masih ingin melihat perjalanan kisah cinta tuan Adrian dan violet,, juga masa tumbuh kembangnya Helena.....,, yaaaa jadi kemaruk aq 🤭. Makasih utk ceritanya Kaka.....🥰
Irh Djuanda: /Angry/
Al Fatih: Ada rekam jejak ku yaa🤭,, segera Kaka othor....
total 4 replies
Al Fatih
Sungguh bermakna ...,, membuat kehidupan jadi lebih berarti,, bukan hanya utk diri sendiri tapi juga orang lain.
Irh Djuanda: mampir di novel terbaru ya kak,
total 1 replies
Al Fatih
Q berikan kopi utkmu Kaka othor,, agar semakin semangat melanjutkan kisah ini,, hingga tuan Adrian dan violet bisa benar-benar hidup berbahagia.
Adrian junior sudah otw blm yaaa 🤭
Irh Djuanda: makasih kakak /Angry/
total 1 replies
Al Fatih
Duuuh menegangkan.....,, tapi harus menunggu lagi kelanjutannya bsk...
Semoga tuan Adrian, vio ,, Eva dan mama Helena akan baik2 saja dan selamat dari niat jahat papa Ramon
Al Fatih: Pengen tau momen romantis nya tuan Adrian dan violet....,, Krn pembawaan hidup mereka menegangkan dan berbahaya terus. Tapi ga ap2 deh,, yg penting happy ending tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: Biar gak gantung klo kebanyakan bab, pusing mikirin alurnya /Facepalm/
total 4 replies
Al Fatih
Pantes,, tuan Adrian punya hati yg lembut dan baik,, mqkn dari ibu kandungnya,, mom Bertha.
Vio,, kamu harus percaya sama tuan Adrian,, Krn aq juga bisa merasakan ketulusan cinta tuan Adrian utk mu....
Al Fatih
Siapa ya yg buka kasus itu lagi,, masak iya bapaknya tuan Adrian....
Al Fatih
sat set yaa tuan Adrian,, Claudia dan Baron sudah d atasi. Skrg tetep waspada terhadap niatan kedua orang tua mu terhadap vio.
Diyah Pamungkas Sari
wedok lembek ngene ki rasane kudu tak ulek ae. wes di omongi jok mbuka lawang ngeyel. ora ketok pinter e malah guobl** bin tol** dadine
Al Fatih
Syukurlah tuan Adrian cepat kembali.
Vio..., kamu skrg harus lebih hati-hati dan waspada,, jangan ceroboh yaaa
Al Fatih
Aq berikan kopi kepada Kaka othor,, supaya tetep semangat yaa utk nulis kisahnya tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: aihh terimakasijh ya kak .jadi makin semangat lo
total 1 replies
Al Fatih
Tolong pastikan vio akan aman dan baik2 saja ya tuan Adrian.
Al Fatih
Semakin bikin penasaran....,, vio , kamu harus kuat...baik jiwamu ( mentalmu) maupun ragamu ( Krn perasaan ku Adrian junior lagi otw,, jadi fisik mu harus kuat,, jangan lemah) Agar mereka tidak menyakiti mu atw memanfaatkan mu....
Al Fatih
Dan salah satu dari korban kebakaran itu adalah ayahnya vio. Ternyata orang tuanya tuan Adrian juga 11 12 sama jahatnya dgn Claudia. Semoga tuan Adrian bisa menjaga keamanan nya vio....
Al Fatih
Q berikan kopi utk Kaka othor,, supaya tetep semangat utk lanjutin kisahnya vio dan tuan Adrian
Irh Djuanda: terimakasih kak atas dukungannya
total 1 replies
Al Fatih
Semoga orang tuanya tuan Adrian bisa menerima vio,, walaupun jujur perasaanku mengatakan kalo kemungkinan itu sangat kecil,, Krn mereka sudah punya pilihan sendiri.
Qta tunggu kelanjutan nya ya Kaka othor
Al Fatih
wah,, sat set yaaa,, semoga beneran cerai,, walaupun pastinya Claudia akan berusaha bertahan. Ternyata kedua orang tuanya tuan Adrian memang ga sreg sama Claudia. Kira2 gimana yaa reaksi mereka kalo mengetahui keberadaannya Eva dalam kehidupannya tuan Adrian.
Al Fatih: Maaf salah tulis aq,, maksudnya vio Kaka
Irh Djuanda: eva apa violet kak?
total 2 replies
amatiran
lanjut Thor,plis jgn lm²🙏
Al Fatih
Walaupun terlambat setidaknya dirimu sudah tau tentang kejahatan dan kelicikan nya Claudia, tuan Adrian.
Tolong jagain dan sayangi vio dengan tulus,, ok. Aq merasa ad sesuatu yang kau sembunyikan tentang vio, tuan Adrian. Sesuatu yg baik,, aq rasa begitu....
Al Fatih
Apapun keputusan mu vio,, emak mendukung mu nak....,, Berpikir lah dengan jernih,, tenangkan hatimu...,, saat ini bukan hanya tentang dirimu,, tapi calon bayimu dan ayah dari bayimu....
Al Fatih
Claudia sudah ketar ketir sendiri.
Dia takut bukan karna takut kehilangan cintanya tuan Adrian,, tapi takut kehilangan hartanya tuan Adrian.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!