Aya seorang gadis lugu dari desa yang bertemu seorang pria kaya, mapan dan punya jabatan tinggi di kota. Yang membuat Aya bingung saat Anwar ingin menyatakan cinta padanya. Padahal dirinya yang hanya gadis desa berniat melanjutkan.sekolahnya di kota. Dengan banyak pertimbangan dan mengingat adat istiadat di desa dan dalam kehidupannya. Aya harus berpikir keras untuk bisa menerima Anwar yang terkesan playboy. Bagaimana ceritanya.... baca disini ya !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Tiwi pun kaget dan langsung terdiam. Karna tadi ia sempat kesal kepada Aya. Rasa marah dan cemburunya pada sepupunya itu membuatnya kadang hilang akal. Padahal selama ini Aya tidak pernah menjahatinya.
" Ah bukan apa apa, dari mana?" kata Tiwi menatap Tika.
" Dari dapur lah ikut makan , emang ngak mau makan malam?" Tika balik bertanya
" Ngak lapar, lagian mataku sudah mengantuk," kata Tiwi sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal sama sekali.
" Baguslah, ayo tidur. Besok pasti akan lebih sibuk. Karna Aya akan menikah jam 9 pagi besok," kata Tika naik keatas tempat tidur.
" Hah....pagi banget, bukannya besok hari minggu. Emang bisa menikah di hari libur?" tanya Tiwi kaget.
" Bisa lah, kan semua sudah diatur paman dan keluarga kakek. Lagi pula paman tidak mau ada fitnah. Setelah Aya mau menerima lamaran Anwar. Langsung di nikahkan saja, biar urusannya cepat kelar. Lagian acaranya sekalian besok dan lusa," jelas Tika, karna Senin siang mereka sudah harus pulang. Sedangkan acara resepsi Aya berlangsung selama 3 hari. Sampai hari selasa. Namun mereka harus kembali pulang, sebab mama nya hanya izin 2 hari dari hari sabtu.
" Astaga....lalu apa Aya mau, kan dalam waktu dekat ini Aya mau ujian?" kata Tiwi
" Iya mau lah, kan semua sudah diatur kak Lagi pula paman sudah minta izin langsung sama wali kelasnya Aya. Bahkan kepala sekolahnya juga lewat telpon mama," jawab Tika.
" Enak benar tuh si Aya, belum lulus sudah di nikah sama si Anwar itu. Mana rumahnya besar. Pasti makin besar kepala aja tuh anak," kata Tiwi dengan perasaan iri
" Dih ngiri ya kak, bukannya kak Tiwi lagi dekat sama si Dani. Suruh serius aja buat ngelamar kak Tiwi ke rumah.Lagian kuliah capek capek, ujung ujungnya juga akhirnya kawin dan mengurus anak," kata Tika berbaring di atas kasur
" Maka dari itu, kita harus nyari pria yang tajir. Biar bisa punya pembantu dan duduk manis. Emang kamu mau, dapat pria miskin" kata Tiwi ikut berbaring sambil menatap langit langit kamar.
" Ngak lah, tapi paling tidak pria yang baik seperti ayah," jawab Tika
************
Sedangkan Aya di kamarnya sedang berbaring bersama Binta dan Lani. Mereka tidur bertiga di ranjang Aya. Karna semua kamar kosong di tempati para kerabat jauh. Yang datang ingin menghadiri pernikahan Aya besok.
" Ay....kamu serius mau sama tuh orang. Padahal kemaren kamu bilang ngak mau kawin sama si Anwar?" tanya Lani dengan suara pelan Saat melihat Binta sudah tidur
" Aku ingin tinggal bebas di rumah ku sendiri Lan, dari pada menumpang terus menerus di rumah Tante Atik. Ngak enak, karna kamarnya kecil ," kata Aya
" Kok gitu, atau ada alasan lain, bukannya kamar ini juga kecil ?" tanya Lani keheranan sebab Aya berubah pikiran, saat di hari lamarannya. Dan Lani tahu itu bukan alasan Aya sebenarnya.
" Huh.....Anwar menjanjikan ku untuk membayar semua biaya kuliah ku Lan, jadi aku tidak perlu merepotkan abah dan mamak juga tante Atik ," jelas Aya jujur. Tidak mau berbohong pada Lani.
" Pantasan...lalu kau mau menerimanya. Apa kau akan tinggal bersamanya. Apa kau siap menjadi istrinya ?" tanya Lani
" Mau tidak mau, tapi aku sudah minta waktu padanya," jawab Aya
" Hehehe....kau pintar juga Ay, pantas si Tiwi terlihat sangat kesal. Dia berharap banget bisa menikahi Anwar. Tapi ternyata kau ambil alih sendiri," kata Lani terkekeh.
" Maaf ....bukan maksudku berbohong Lan, tapi setelah aku pikir pikir lebih baik aku terima. Karna kasihan mamak dan abah jika aku menolak lamaran Anwar begitu saja. Apalagi orang sekampung sudah pada tahu semuanya," kata Aya.
" Ya itu harus....karna jika aku jadi kamu pun. Aku akan melakukan hal yang sama Ay. Hanya saja kau harus hati hati. Berumah tangga itu harus banyak sabar. Jangan seperti Nanda. Kau ingat kan kejadian itu," kata Lani mengingatkan Aya pada teman SMP nya dulu.
" Ya...aku tahu. Aku akan berusaha menjaga diri," kata Aya
" Baguslah, dan ingat selalu cerita padaku, jika terjadi apa apa dan masalah disana. Kita ini keluarga, jangan sampai kau di sakiti oleh suamimu. Apalagi sampai disiksa," kata Lani
" Ya Lan, terimakasih. ..titip jaga Binta ya jika mamak sibuk ," kata Aya.
" Itu pasti, kau tenang saja Ay. Masalah disini aman. Jika kamu sukses nanti. Kau akan aku mintai tolong buat ngasih modal ," kata Lani tersenyum.
" Hehehe....itu gampang Lan, nanti jika aku punya uang Aku kasih kamu modal, biar bisa kamu buka usaha toko kelontong sendiri. Dari pada kerja di pasar," kata Aya tersenyum . Karna Lani seumuran dengan Tika. Namun Lani lebih dulu lulus dan memilih tidak mau kuliah. Karna tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya.
***********
Besoknya setelah Aya menikah dan resmi menjadi istri Anwar. Aya lebih banyak berdiam diri di kamar. Sesekali Aya sempat ngobrol dengan suaminya itu. Walau masih kaku dan takut. Namun Aya sadar ia harus beradaptasi.
" Ay... kamu ngak mandi ?" tanya Anwar saat masuk ke dalam kamar.
" Nanti kak, Aya capek duduk seharian menerima tamu," kata Aya yang seharian ini duduk di pelaminan.
" Ya sudah kak Anwar ngobrol sama teman teman kakak dulu ya. Karna nanti malam mereka harus pulang. Besok mereka harus masuk kerja," kata Anwar
" Lalu kak Anwar bagaimana pulangnya ?" tanya Aya.
" Gampang kak Anwar bisa naik travel yang lewat. Lagi pula ade masih mau disini kan, atau pulang bareng tante Atik," kata Anwar menatap gadis yang sudah sah menjadi miliknya.
" Ya...tapi kita bisa pulang bareng tante kok. Sekalian ngambil barang Aya. Karna Aya harus belajar untuk ujian," kata Aya yang enam bulan lagi harus menghadapi ujian sekolah.
" Ya sudah, istirahatlah. Kak Anwar kedepan dulu," kata Anwar yang tahu. Jika Aya belum terbiasa dengannya. Dan Anwar tidak mau memaksa Aya .Anwar hanya bisa memberikan waktu pada istrinya itu, untuk menerimanya pelan pelan.
" Ya kak," kata Aya tanpa menatap Anwar karna memang ia belum terbiasa.
" Hmm..." dehem Anwar yang melangkah pergi ke pintu. Dan keluar dari kamar Aya Sedangkan Aya membuang nafas kasarnya karna lega. Bisa tidur sendiri untuk beristirahat.
**********"
Paginya , saat Aya terbangun. Aya terkejut karna tidak ada Anwar di sisinya. Sembari matanya melihat ke arah jam dinding yang menunjukan angka 7.
" Astaga ...apa aku kesiangan?" kata Aya kaget dan melihat Anwar tidak berada di kamar. " Dia tidur dimana semalam?" batin Aya mencari cari sosok Anwar.
" Hmm....sudah bangun?" tanya Hanan yang masuk kamar Aya seperti mengambil sesuatu.
Aya tidak menjawab, melainkan " De...kak Anwar mana?" tanya Aya
" Di kamar kak Gara. Tadi malam kami tidur berempat. Karna tadi malam kak Lani dan kak Diah ikut tidur di sini," kata Hanan
" Hah....kok kakak tidak tahu," kata Aya kaget.
" Ya karna kakak tidurnya pulas banget . Sampai ngak sadar jika tadi malam terjadi kehebohan," kata Hanan
" Hah.....memang ada apa?" kata Aya makin kaget.
" Tiba tiba ada badai, untung tenda depan ngak kena. Tapi rumah tetangga sebelah ambruk, begitu juga rumah paman Aman
" Hah .....kok bisa !!" kata Aya tak percaya
" Iyalah, lagian kak Aya tidur kaya orang mati. Di bangunkan ngak bangun bangun," kata Hanan yang keluar dari kamar Aya
Membuat Aya melongo sendiri di kamarnya
" Ya Tuhan, mudahan bukan firasat buruk," guman Aya mengusap usap dadanya sendiri
Serem efeknya
Moga dapat pertolongan
Jahat amat otak Tiwi
Amit amit
Aku masih penasaran siapa lelaki yang sangat mencurigakan ,sepertinya dia yang memgirim guna guna ke Aya sama Anwar
Aku siap mbantu Mak ,ikut gregetan ini tanganku Mak
Kuatkan imanmu cah ayu