Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14
Matahari masih bersembunyi dibalik awan gelap. Rintik hujan turun membasahi dedaunan. Angin bertiup dengan kencang. Dingin. Suasana mansion pagi itu terlihat begitu tenang.
Mansion yang biasanya terlihat dipenuhi banyak orang kini terlihat sepi. Tidak ada pekerja yang belalu lalang. Di halaman luas dengan hamparan kebun juga terlihat sunyi. Hanya ada beberapa penjaga di depan gerbang.
Beberapa koki sudah selesai memasak. Pelayan wanita menghidangkan makanan di meja makan. Helena duduk di kursi utama. Wanita itu melamun. Dia bahkan tidak menyadari keberadaan pelayan wanita yang belalu lalang dihadapannya.
Makanan yang begitu menggugah selera terlihat biasa saja di mata Helena. Bibirnya masih pucat. Meskipun penampilannya sudah rapi, tapi sebenarnya hati Helena masih berantakan.
Mungkin pelayan-pelayan wanita itu bisa merubah penampilan Helena agar terlihat segar dan menarik. Tapi tidak dengan keadaan di dalam hatinya. Wanita itu masih rapuh. Kini diamnya membuat semua orang khawatir. Mereka yakin setelah ini akan ada gebrakan tidak terduga dari Helena. Seisi mansion telah bersiap. Mereka semua waspada untuk menjaga Helena agar tidak sampai celaka.
Dari kejauhan, Strike memperhatikan Helena dengan serius. Dia baru saja mengantarkan Dokter James ke depan. Tadinya Strike berpikir setelah dia kembali untuk mengawasi Helena, wanita itu sudah melahap sarapan paginya. Nyatanya kini posisinya masih sama. Wanita itu hanya duduk diam melamun. Sebelum akhirnya menangis.
Helena menjatuhkan kepalanya di meja makan. Miring ke samping dan air mata mulai menetes dengan deras. Seolah-olah stok air matanya tidak ada batasnya. Mau nangis dari malam sampai pagi sekalipun, air matanya masih bisa menetes dengan deras. Tidak akan pernah berhenti. Dan mungkin tidak akan pernah berhenti.
Pelayan wanita di dekat meja makan saling memandang. Mereka menyeka air mata yang tiba-tiba saja menetes tanpa permisi. Salah satu pelayan wanita bejalan mendekat. Dia berlutut di depan Helena. Memegang tangan Helena sebelum mengusapnya dengan penuh kasih sayang.
"Nona ... Anda harus makan. Anda harus kuat."
Pelayan wanita yang lain ikut berlutut. Termasuk koki yang sejak tadi hanya berdiri. Helena tertegun. Helena mengangkat kepalanya dan memandang semua orang yang berlutut untuk membujuknya makan.
"Bisakah kau suapi aku? Bahkan tanganku tidak lagi bisa memegang sendok. Aberzio yang biasa melakukannya," lirih Helena dengan air mata yang masih menetes. "Dia akan menyuapiku saat aku sedih."
"Tentu, Nona." Pelayan wanita itu segera mengambil sarapan untuk Helena. Dia menyuapi Helena dengan hati-hati.
"Nona, brand Pra*da baru saja mengeluarkan tas terbaru mereka. Anda tidak mau merebutnya? Hanya ada lima di dunia. Saya akan pesankan jika anda mau. Ada warna putih, Nona," sahut salah satu pelayan di sana.
"Beberapa brand juga mengeluarkan sepatu model terbaru mereka, Nona. Apa anda mau melihatnya? Saya akan meminta mereka untuk datang ke sini. Memperkenalkan barang baru mereka untuk anda," bujuk pelayan wanita lainnya.
Helena tertawa mendengarnya. Dia menghapus air matanya sambil mengunyah sarapan paginya. "Panggilkan mereka semua ke sini. Aku akan membelikan kalian semua. Satu orang satu saja tapi ya. Uang suamiku bisa habis jika kalian meminta lima," sahut Helena.
Pelayan wanita itu mengangguk. "Kami janji hanya akan memilih satu saja, Nona."
Helena kembali tertawa. Dia menghapus lagi air matanya. Meskipun sulit melupakan kesedihannya, tapi Helena tidak lagi melakukan hal bodoh yang membuatnya celaka.
"Aku akan beli sepatu baru, baju baru dan tas baru. Bantu aku memilih barang yang cocok untukku." Helena diam sejenak. "Aku akan pergi ke Meksiko nanti malam," sambungnya di dalam hati.
Dari kejauhan, Strike ikut tersenyum mendengarnya. Lebih baik Helena seperti ini. Menghambur-hamburkan uang daripada harus menangis dan terpuruk. Strike memandang pasukan King Tiger yang bertugas menjaga markas. Wajah Strike terlihat serius.
"Musuh kita kembali muncul tadi malam, Bos. Tuan Jason dan anggotanya berhasil mengusir mereka," jelas pria itu apa adanya.
Strike hanya diam mendengarnya. Dia memandang ke arah Helena lagi. "Tetap waspada. Jangan sampai Tuan Jason berhasil mendekati Nona Helena."
"Baik, Bos." Pria itu menunduk hormat. "Saya permisi, duku."
"Hans."
"Ya, Bos?"
"Satu lagi." Strike berhasil menahan langkah kaki anak buahnya itu. "Mulai lakukan penyelidikan. Segala hal yang berhubungan dengan Clara. Apa perintahku tadi malam sudah kau laksanakan?"
"Sudah, Bos. Saya sudah mengurung mereka." Pria itu mengernyitkan dahinya. "Kenapa harus anggota yang dipilih Nona Clara, Bos? Wajah mereka tadi malam juga tidak kaget. Bahkan mereka seperti sudah tahu kalau akan saya tangkap."
"Dia penghianat," sahut Strike lagi.
"Itu berarti Nona Clara yang sudah membocorkan rencana kita, Bos? Hampir separuh anggota Nona Clara ikut dalam penyerangan kemarin." Pria berbadan kekar itu kaget. Dia sendiri tidak menyangka jika Clara sampai setega itu. Meskipun sejak awal dia sempat memiliki pemikiran seperti itu. Menuduh Clara sebagai dalang dari semua teror yang diterima Helena.
"Ya. Sepertinya dia juga yang sudah membuat Bos Aberzio tewas." Strike mengepal kuat tangannya.
"Tapi jika kita menangkap semua bawaan Clara. Anggota kita habis, Bos."
"Lebih baik sedikit tapi setia daripada banyak tapi berkhianat." Strike memandang Hans lagi. "Singkirkan semuanya. Bunuh tanpa jejak. Aku mau sampai detik ini Clara belum tahu kalau Nona Helena belum ingat dengan semuanya. Saat ini aku percaya padamu, Hans."
"Saya akan mulai melakukan bersih-bersih, Bos. Tenang saja. Serahkan kepada saya."
Strike mengangguk. "Aku harus menjaga Nona Helena. Untuk beberapa waktu ke depan markas ada di tanganmu. Sebarkan sniper untuk menjaga markas. Jumlah kita akan kalah jika melawan secara terang-terangan."
"Baik, Bos." Pria itu menunduk hormat sebelum pergi. Strike kembali mengamati Helena. Melihat Helena sudah sarapan dan menghabiskan obatnya membuat Strike jauh lebih lega sekarang.
"Anda harus kuat, Nona. Setelah keadaan kembali stabil. Kita akan menyerang Clara. Saat ini King Tiger kehabisan banyak anggota."
***
Seharian ini Helena memperlihatkan sikapnya yang patuh. Dia membeli beberapa barang bermerk dari brand yang datang ke rumah. Helena terlihat bersenang-senang hari ini meskipun Strike harus mengeluarkan ratusan juta dalam sehari.
Malam harinya Strike memeriksa brangkas yang ada di ruang pribadi Aberzio. Memastikan letak brangkas itu tidak diketahui siapapun. Saat ini kondisi sedang tidak aman. Strike juga tidak mau jika pencuri sampai mengetahui keberadaan brangkas rahasia milik Aberzio.
Chip yang menjadi kunci untuk membuka gudang harta yang ada di Rio kini dimasukkan Strike ke tempat yang aman. Wajah pria itu sebenarnya ragu untuk menyimpannya. Tapi membawanya kemana-mana juga beresiko.
Bagaimana kalau nanti dia juga ikut tewas dan tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan chip itu. Dilihatnya kembali beberapa emas dan uang yang ada di brangkas. Strike kembali menutup brangkas dan mendorongnya.
Suara ketukan pintu membuat Strike mengalihkan pandangannya. Dia segera melangkah ke pintu. Tidak ada yang boleh masuk selain dia ataupun Helena.
Seorang pelayan menunduk dengan tubuh gemetar ketakutan.
"Ada apa?"
"Nona Helena kabur, Tuan."
Strike segera menutup pintu ruangan itu dan memasang kunci ganda. Dia segera berlari kencang menuju ke lift. Strike tidak mau sampai kehilangan Helena. Jejak wanita itu harus berhasil dia ikuti.
"Nona, kenapa di saat seperti ini anda kabur. Sebenarnya anda mau pergi ke mana?"
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭