NovelToon NovelToon
Obsesi CEO Psikopat

Obsesi CEO Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mantan Perawat

Aluna gadis yatim piatu berusia 21 tahun, menjalani hidupnya dengan damai sebagai karyawan toko buku. Namun hidupnya berubah setelah suatu malam saat hujan deras, ia tanpa sengaja menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya. Di sebuah gang kecil ia melihat sosok pria berpakaian serba hitam bernama Darren seorang CEO berusia 35 tahun yang telah melenyapkan seorang pengkhianat. Bukannya melenyapkan Aluna yang menjadi saksi kekejiannya, Darren justru membiarkannya hidup bahkan mengantarnya pulang.

Tatapan penuh ketakutan Aluna dibalik mata polos yang jernih menyalakan api obsesi dalam diri Darren, baginya sejak malam itu Aluna adalah miliknya. Tak ada yang boleh menyentuh dan menyakitinya. Darren tak ragu melenyapkan semua yang pernah menyakiti Aluna, entah itu saat sekarang ataupun dari masa lalunya.

Ketika Aluna perlahan menyadari siapa Darren, akankah ia lari atau terjatuh dalam pesona gelap Darren ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mantan Perawat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.14

©Di Dalam Villa: Makan Malam Darren & Aluna ©

Villa pribadi Darren berdiri megah di atas tebing yang menghadap langsung ke laut. Angin malam berembus lembut, membawa aroma asin dari pantai di bawah sana. Lampu-lampu taman menyala redup, menciptakan suasana yang tenang tetapi terasa ganjil bagi Aluna.

Darren turun lebih dulu dari mobil, lalu berjalan ke sisi Aluna. Dengan gerakan santai, dia membukakan pintu dan mengulurkan tangan.

Aluna menatapnya ragu-ragu.

"Tidak usah takut, Baby Chubby," suara Darren terdengar tenang, tetapi matanya tak lepas menatapnya dalam. "Aku tidak akan menggigitmu..."

Aluna menegang. Jantungnya berdebar lebih cepat. Sebelum dia bisa memutuskan apakah akan menerima uluran tangan itu atau tidak, Darren sudah lebih dulu menggenggam tangannya dan menariknya keluar.

"Ikuti aku," katanya, menggiring Aluna ke dalam villa.

Begitu mereka memasuki area dalam, beberapa penjaga dan pelayan sudah berjajar, menundukkan kepala menyambut Darren. Salah satu pelayan melangkah maju.

"Selamat datang,makan malam sudah siap, Tuan," lapornya dengan sopan.

Darren hanya mengangguk. Dia masih menggenggam tangan Aluna, membawanya langsung ke ruang makan yang luas dengan meja panjang berlapis kain putih bersih. Sebuah chandelier menggantung di atas, menerangi hidangan mewah yang sudah tersaji rapi.

Sesampainya di meja, Darren menarik kursi untuk Aluna.Namun sebelum duduk, Aluna dengan canggung melepas mantel panjang Darren yang dia pakai sejak perjalanan.

"Uhm... ini..." Aluna menyerahkan mantel itu dengan hati-hati.

Darren menerimanya, lalu menyerahkannya pada salah satu pelayan. "Simpan dengan baik," perintahnya.

Kemudian, matanya menyapu seluruh pelayan yang masih berdiri di sana. "Kalian boleh pergi. Aku ingin makan berdua dengan Baby Chubby-ku"

Aluna membelalak. " K-kak Darren!"

Darren hanya tersenyum kecil, tidak terpengaruh oleh nada protes Aluna.Sementara itu, para pelayan langsung mengiyakan dan meninggalkan ruangan.

Aluna masih terpaku, pipinya memanas karena Darren tanpa malu menyebutnya seperti itu di depan banyak orang.Darren, seolah menikmati reaksinya, duduk santai di kursinya. Matanya tetap mengunci Aluna, seakan membaca setiap ekspresi di wajah gadis itu.

"Kenapa? Malu?" Darren menyeringai. "Tapi aku suka memanggilmu begitu."

Aluna memilih mengabaikan perkataan Darren dan mulai menatap makanan di hadapannya. Steak dengan saus merah pekat, semangkuk sup hangat, dan berbagai hidangan lain yang terlihat mewah.

Darren mengambil pisau dan garpu, lalu mulai memotong steak di piring Aluna dengan gerakan terampil. Setelahnya, dia menyodorkan potongan itu di piring Aluna, bersama dengan sup yang masih mengepul.

"Makanlah," perintahnya. "Hari ini kau sudah terlalu banyak menghabiskan energi. Kau harus makan lebih banyak."

Aluna ragu-ragu, tetapi kemudian mengambil garpu.

Darren menyandarkan punggungnya ke kursi, menatapnya lekat-lekat. "Dan pastikan pipimu tetap chubby. Aku menyukainya."

Aluna terdiam. Ia mengangkat wajahnya, menatap Darren dengan ekspresi tidak percaya.

Darren menyeringai dan tanpa peringatan, jemarinya terulur mencubit pipi Aluna.

"Jangan banyak berpikir. Makan saja."

Aluna terlonjak kaget. "K-kak Darren!" Dia merengut, mengusap pipinya yang dicubit.

Darren tertawa kecil, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengambil garpunya dan mulai menikmati makanannya, sesekali melirik ke arah Aluna yang akhirnya mulai makan dengan perlahan.

© Sudut Villa : Bisik-Bisik Pelayan©

Sementara itu, di sudut villa, para pelayan yang telah meninggalkan ruang makan mulai berbisik satu sama lain.

"Siapa gadis itu? Sepertinya masih sangat muda..." bisik salah satu pelayan pria,Ivan.

"Ini pertama kalinya Tuan Darren membawa seorang gadis ke sini," timpal pelayan wanita lainnya,Diana. "Dia bahkan memanggilnya dengan sebutan Baby Chubby."

"Berarti gadis itu istimewa," seorang pelayan pria mengangguk,Zevan. "Mungkin pacarnya?"

Namun, seorang pelayan wanita,Layla berusia 27 tahun mendengus sinis. "Pfft, palingan gadis itu cuma ingin menguras hartanya."

Beberapa pelayan lain menoleh ke arahnya dengan ekspresi terkejut.

"Biasa, yang kelihatannya polos seperti itu justru sering memanfaatkan wajah lugu mereka untuk menjerat pria kaya," lanjutnya dengan nada tajam. "Atau lebih parahnya, mungkin gadis itu hanya modal selangkangan.Ck,murahan."

Hening.

Kepala pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka segera menegur, suaranya rendah tapi tegas.

"Jaga mulutmu,Layla," katanya tajam. "Kita di sini bekerja, bukan mengurusi urusan pribadi Tuan Darren. Jika kata-katamu sampai terdengar olehnya... kau tahu akibatnya, bukan?"

Pelayan bernama Layla itu langsung menegang. Ia mungkin tidak menyukai Aluna, tetapi ia juga tidak bodoh. Semua orang di villa ini tahu,Darren Arvanindra bukan pria yang bisa dibuat marah.

Dan jika Darren sampai mendengar seseorang menghina gadis yang ia bawa ke villa pribadinya...

Mereka semua tahu, akibatnya tidak akan menyenangkan.

© Kos : Reta & Yumna Vs Rayyan Berdebat Panas ©

(Sementara itu… di kos-kosan penuh drama dan gosip merajalela.)

Reta masih heboh sendiri di dalam kamar kosnya. Dia bahkan sampai berguling-guling di kasur sambil memeluk bantal erat-erat,sesekali menggigit ujung bantal.

"ASTAGA..!! ALUNA DAPAT COWOK MACAM KARAKTER MAFIA NOVEL ROMANTIS DI FIZZO..! CEO KAYA RAYA! BODY SUPERIOR! AURA BAD BOY! KYA! KYA! KYA!," jeritnya tertahan, takut nanti tetangga kos datang mengetok pintu sambil membawa sapu karena mengira dirinya kerasukan jin fangirl.

Dia bangkit, kipas angin di depannya berputar kencang dengan kecepatan super maksimal, tapi entah kenapa tubuhnya tetap terasa panas. "Aduh, ini bukan lagi summer vibes, ini efek visual pria tampan!" katanya sendiri.

Akhirnya, dia menyerah dan membuka kulkas, mengambil sebotol minuman dingin.

Sambil meneguk minumannya, Reta meraih novel dari atas meja dan keluar ke balkon kecil kosnya. Begitu duduk di kursi kayu tua yang sudah agak goyang, terdengar suara langkah kaki dari arah tangga.

Dari sudut matanya, dia melihat dua sosok familiar.

Rayyan dan Yumna.

Rayyan dengan wajah manyun khas pria gagal paham, sedangkan Yumna tampak penasaran. Tanpa aba-aba, Rayyan langsung duduk di depan Reta.

"Siapa tadi yang jemput Aluna?" tanyanya dengan ekspresi penuh selidik.

Reta menaikkan alisnya. "Emang kenapa?" bukannya menjawab, dia malah balik bertanya.

Rayyan menghela napas panjang. "Ya aku cuma heran aja, aku  ngajak dia jalan udah berkali-kali, selalu aja nolak. Giliran cowok tadi, kok mau?" Nada suaranya terdengar kesal.

Reta memutar bola mata sambil meminum minumannya lagi, lalu menjawab dengan santai, "Ya itu hak Aluna, bos. Mau dia jalan sama siapa, mau nolak ajakan kamu juga hak dia,sewot amat kamu jadi cowok,Rayyan."

Yumna yang sedari tadi diam tiba-tiba nyeletuk, "Eh, tapi aku sempat lihat lho! Sumpah, cowok tadi GANTENG BANGET! AURA BOS KUAT!"

Rayyan makin sebal. "Lah, kalian tuh kok kayak mendukung banget sih? Nggak ada yang berpihak ke aku gitu ?"

Reta tertawa pendek. "Maaf, Rayyan. Kami cewek, kami berpihak pada kebenaran dan ketampanan."

Yumna tiba-tiba teringat sesuatu. "Eh, bentar. Cowok tadi siapa namanya?"

Reta langsung menjawab dengan penuh kebanggaan. "Darren Arvanindra. CEO Arvan Corporation."

Mata Yumna membulat. "WHAT?! CEO Arvan Corporation?! Oh my God, Aluna dapet jackpot hidup!"

Reta mengangguk dramatis. "Bukan hanya jackpot, Yum. Ini udah level rezeki nomplok! Diselamatkan dari bahaya sama CEO tampan,karena Yasmin tadi hampir melenyapkan Aluna lewat pembunuh bayaran.Terus barusan datang jemput ajak jalan,jadi wajar Aluna terima ajakannya,ya kali abis diselamatkan gak balas budi. Ini bukan skenario biasa. Ini skenario FTV jam tayang utama!"

Sementara itu, wajah Rayyan berubah merah karena semakin kesal. "Jadi menurut kalian, Aluna cuma mau kalau yang ngajak itu orang kaya, gitu ?"

Reta menatapnya tajam lalu berdiri, bertolak pinggang seperti ibu-ibu debat di warung sayur. "Rayyan, plis. Jangan sotoy. Aluna bukan matre, dia realistis."

Yumna mengangguk setuju. "Iya, ya kali orang diajak jalan cuma muter-muter naik motor doang, dikasih makan angin, plus nggak ada jaminan kehidupan mapan di masa depan."

Reta ikut menambahkan, "Belum lagi, kamu tuh nggak modal, Rayyan. Kalo ngajak jalan paling juga cuma ke warung pecel lele, itu pun bayarnya masih tanya dulu, 'Bagi dua apa bayar sendiri-sendiri?"

Rayyan mendelik. "Nggak gitu juga kali....."

"YA GITU LAH!" potong Reta cepat. "Sementara Darren itu CEO dengan level ketampanan yang unreal banget. Kamu? Hmmm… ,kamu tuh kalau dibandingin, palingan cuma setitik butiran upil semut."

Rayyan melongo. Dia merasa dikeroyok oleh dua cewek yang level argumennya susah dibantah. Akhirnya, dia berdiri dengan mendengus kesal. "Susah adu argumen sama ras terkuat di muka bumi…" gumamnya sebelum berjalan naik ke lantai dua dengan langkah berat.

Reta dan Yumna saling pandang.

"Huft… cowok lemah," komentar Yumna.

Reta mengangguk. "Betul. Ayo, kita lanjut ngegosip soal Darren."

Dan begitulah, malam itu, kos-kosan mereka penuh dengan gosip ekslusif penting mengenai pria tampan, CEO kaya, dan keberuntungan hidup Aluna yang mendadak seperti novel romansa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!