NovelToon NovelToon
HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Murid Genius / MLBB / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amil Ma'nawi

"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"

"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"

"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"

~Erika Aura Yoana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah? Sakit?

Haura telentang di pertengahan taman, ia hanya merasakan ketenangan di tengah hujan tersebut. "Bisingnya hujan dapat membantu tenang, berbeda dengan bisingnya mulut manusia"

"HAHAHAA!!! HAAAAAA!!! Hiks! Hhe, KENAPA?! KENAPA TUHAN KENAPA?!" Haura tertawa dengan sangat keras, tetapi suaranya beradu dengan suara  hujan yang mengguyur kota. Jadi terdengar samar-samar.

Haura merasakan sakit yang sangat sakit di dadanya, sampai untuk bernafas pun, Haura kesulitan. Tetapi sakit itu bukan berasal dari sakit hatinya, melainkan dari fisiknya. Haura meremas rerumputan yang ada di dekatnya, karena rasa sakit yang tidak tertahankan.

Disitu, pandangannya mulai kabur, entah karena kabut yang turun atau karena pengaruh dari rasa sakit yang menyerang. Sebelum hilang kesadarannya, Haura berkata.

"Hidup ini terlalu banyak pertanyaan, sehingga aku harus terus hidup untuk mendapatkan jawaban" Setelah itu Haura pingsan, darah yang sedari tadi mengotori dahinya, kini telah bersih karena guyuran dari hujan.

Lalu samar-samar, ada suara seseorang berlari ia memanggil manggil nama Haura, ya siapa lagi kalau bukan Erika. Erika langsung saja menghampiri Haura saat melihat seseorang yang tergeletak.

"Haura,,, Haura bangun" Erika menangis namun air hujan mampu menyamarkan air matanya.

"Maaf aku terlambat, hiks. Maaf Haura,,, aku belum bisa menjadi sahabat yang bisa melindungi kamu, hiks hiks" Erika mendekap tubuh Haura, ia juga mengecup pucuk kepalanya yang terbuka tanpa hijab di kepalanya.

"Jangan terlalu larut dalam guyuran hujan, karena itu bisa membuatmu sakit" Ucap Erika sambil menatap wajah Haura yang sudah begitu pucat.

HARBY KELABU

Haura mengerjapkan matanya, saat membuka mata, Haura berada di ruangan yang sama sekali tidak ia kenal. "Dimana ini?" Haura memegangi kepalanya yang masih terasa sangat pusing.

"Rumah sakit?" Lalu Haura melihat tangannya yang terpasang jarum infusan. Haura langsung mencabutnya dari tangan dengan sekaligus, dan hal itu membuat darahnya muncrat kemana-mana.

Haura berniat untuk turun dari atas tempat tidur, namun saat turun ia malah terjatuh, karena kakinya yang terasa ngilu. Untung saja, ada dokter yang masuk saat itu.

"Haura?!" Dokter tersebut segera menghampiri Haura yang tengah terduduk dan berusaha bangkit kembali.

"Haura, jangan! Kamu harus istirahat, gak boleh kayak gini!" Tegur dokter tersebut pada Haura.

"Tapi, kak Des. Haura gak bisa terus-terusan disini, Haura mau pergi" Dia adalah dokter Desi yang dudah sangat Haura kenal.

"Mau pergi kemana? Dengan keadaan seperti ini? Kamu lagi gak baik-baik aja"

"Emang kak, dari kemarin-kemarin Haura emang lagi gak baik-baik aja kan? Dan sekarang Haura mau pergi aja" Dokter Desi berusaha untuk menahan Haura, sebelum seseorang kembali kesana.

"Haura dengar, kamu mau aku kasih tau mereka tentang penyakit kamu? Kamu mau? Kamu semakin drop dan keluarga kamu tau?" Haura terdiam, dan tak menjawab lagi. Mendengar ancaman dan beberapa pernyataan dari dokter Desi.

"Sekarang turuti apa kata saya, diam disini dan beristirahatlah" Haura hanya menurut saja, ia kembali naik ke atas ranjang yang di bantu oleh Desi.

"Kamu tau kan, kondisi kamu sekarang gimana?" Haura mengerti kemana arah bicara dokter Desi, dan karena tidak tahu, Haura pun menggeleng.

"Kanker jantung kamu, mulai memasuki stadium tiga" Haura menghela nafas berat.

"Tapi masih bisa sembuh kan kak? Hidup Haura masih panjang kan?"

"Kita usahakan ya? Kamu pasti sembuh, kamu harus yakin. Semangat terus, jangan putus asa. Kita berusaha sama-sama" Haura mengangguk mengerti, dan ia harap jangka hidupnya masih panjang.

Setelah kepergian dokter Desi, datanglah Alvan, oma dan orangtuanya. Mereka menjenguk Haura, tetapi Haura tidak bicara sepatah katapun. Ia hanya diam, saat dia di tanya, saat di ajak bicara pun, Haura hanya diam sambil menunduk.

Haura masih kecewa dengan keluarganya itu, sakitnya masih terasa dan itu membuat Haura malas untuk bicara pada mereka.

Aku marah, tapi yang aku bisa lakukan hanyalah diam tanpa berkata apapun.

"Sayang,,, kalo kamu masih belum mau bicara sama kita, gak papa. Kamu istirahat ya" kemudian semuanya keluar dari ruangan Haura, dan dari situ masuklah Erika. Saat menyadari Erika masuk, Haura langsung mengusirnya kelua.

"Ngapain Erika kesini?" Tanya Haura tanpa menoleh sedikitpun. Erika sempat menghentikan langkahnya, namun ia tersenyum dan tetap berjalan mendekati Haura.

"Pergi Erika,,, Haura gak mau ketemu sama Erika" Suara Haura terdengar bergetar, karena menahan tangisannya.

"Kenapa, Hau?" Haura hanya menggelengkan kepalanya, ia sudah tidak sanggup berkata.

"Erika minta maaf, Erika gak akan pergi sebelum Haura maafin Erika" Haura menggeleng dengan cepat.

"Enggak, hiks. Pergi,,," Erika duduk di dekat Haura, ia menghapus air matanya, namun Haura dengan cepat memalingkan wajahnya ke samping.

"Haura bilang pergi,,, Erika pergi jangan disini,,,"

"Hau dengerin dulu-" Haura langsung memotong perkataan Erika.

"Haura bilang pergi pergi, pergi gak?"

"Enggak, Hau plis dengerin sebentar aja. Oke?" Tidak ada penolakan dari Haura, Erika pun memulai percakapannya.

"Maafin keluarga kamu ya? Hau?"

"Kamu gak ngerti, Erika"

"Justru Erika ngerti, Erika ngerti perasaan kamu Hau, kamu sakit, iya kan?" Haura masih belum melihat ke arah Erika, ia masih membuang muka.

"Tapi, mereka,,, mereka udah bohong sama Haura, mereka gak sayang sama Haura"

"Mereka gak bohong, justru mereka sayang banget sama kamu. Mereka gak bohong, Hau. Mereka cuma mencari waktu yang tepat aja buat ngasih tau kamu, dan mereka gak mau kamu tahu dari orang lain. Tapi akhirnya apa? Kamu tau dari orang lain dan gini kan jadinya" Erika menarik nafas sebelum melanjutkan perkataannya.

"Ternyata benar ya, apa kata orang. Manusia itu akan melakukan ribuan kebaikan, karena sebuah kesalahan" Keheningan memenuhi ruangan inap Haura. Kedua terdiam, tidak ada yang melontarkan kata-kata. Sebelum pada akhirnya, Erika berbicara.

"Gini aja, Hau. Misalnya kamu memiliki sebuah rahasia, terus keluarga kamu gak ada yang tau. Kamu mau kok kasih tau mereka, tapi kamu mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu mereka. Mereka juga sama kayak gitu" Karena merasa tersindir, Haura pun kini melihat ke arah Erika.

Apa Erika tau? Apa kak Desi kasih tau Erika?

"Ngerti kan sekarang? Jadi aku minta maaf dan tolong maafin keluarga kamu. Mereka baik kok, buktinya mereka masih mau jenguk kamu kesini, dan Haura, kamu jangan khawatir, kamu masih punya mereka yang masih peduli banget sama kamu, masih sayang banget sama kamu, kalo gak ada mereka, kamu tau? saat ini kamu dimana dan gimana kondisi kamu? Kamu juga pernah tanya kan sama Erika, bagaimana cara kamu bersyukur? Inilah yang harus kamu syukuri, kamu harus bersyukur karena masih ada mereka.

Mereka yang selalu ngasih kamu kasih sayang dan kebahagiaan. Mereka gak pernah buat kamu merasa kekurangan, mereka selalu ada, mereka selalu ingin lihat kamu bahagia. Jadi, Erika mohon maafin mereka, meskipun kamu gak akan pernah maafin Erika"

Hati Haura luluh mendengar semua perkataan Erika, dia mennangis dan Erika langsung memeluknya. Haura sadar kalau dirinya terlalu egois, ia sadar kalau dirinya terlalu mementingkan dirinya sendiri, sampai melupakan kebaikan apa yang sudah mereka berikan, dan pengorbanan mereka untuk menghidupinya.

Padahal, setelah di pikir kembali, Haura belum tentu bisa membayar semua perjuangan yang telah mereka berikan padanya. Dari mulai kasih sayang, biaya hidupnya dan semua yang masih banyak lagi.

Bersambung...

Jangan lupa laik dan comen

Follow me!

Makacih

1
Mukmini Salasiyanti
Balqis????
Mukmini Salasiyanti
gpp acak acakan, thor..
yg penting bersatu kan?

wkwkwk
Mukmini Salasiyanti
Erika ni cowok ato cewek ya??!
Mukmini Salasiyanti
memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken, Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!