NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

Dua hari lagi pernikahan yang aku impikan akan segera terwujud. Aku pulang ke rumah setelah dua hari terbaring di rumah sakit. Semua persiapan pernikahan hampir sembilan puluh persen, rumahku dipenuhi dekorasi bunga. Besok akan ada acara siraman sebelum pernikahan itu terlaksana. Jantungku berdebar-debar.

“Apakah ini mimpi?” gumamku.

“Bodoh, cepat bantu ibu menyiapkan makanan untuk acara nanti malam!” celetuk Ibuku, yang menepuk belakang kepalaku.

BAB 26 ( Rasa Takut Di Balik Kebahagiaan )

Pak Ridwan datang usai pulang kerja, dia ikut mempersiapkan acara. Tempat yang digunakan untuk siraman dan ijab, yaitu pekarangan rumahku. Lalu, untuk acara resepsi akan diadakan di Hotel. Itu yang aku dengar dari obrolan Ibuku dan Ayahku.

Pak Ridwan mendekat ke arahku, dia mengangkat telepon dan memberikan isyarat padaku untuk diam. Ternyata Chika sedang menelepon.

“Papa masih di Rumah Sakit?” tanya Chika. Pak Ridwan mengangguk, ekspresinya berubah sedih. Aku menahan senyum dibuatnya.

“Jadi Tante Niara belum sadar, Pah?” Chika terdengar mengkhawatirkanku. Pak Ridwan menggeleng, dengan raut muka lemas.

“Astaga, kasihan banget. Semoga Tante Niara segera sadar. Kasihan dia,” ucap Chika. Aku langsung merebut ponsel Pak Ridwan dan menampakkan diri.

“Chika, tante baik-baik aja kok,” ucapku.

“Ah – Papa nyebelin!” teriak Chika yang malu, kemudian menutup telepon. Pak Ridwan tertawa terkekeh setelah berhasil mengerjai anaknya. Aku langsung memukul punggungnya, karena kesal mengerjai Chika. Di dalam hatiku, aku sangat senang. Ternyata, Chika juga mulai memikirkanku. Meskipun sering ketus ketika melihatku, tampaknya dia anak yang perhatian. Wataknya tak jauh beda dengan Pak Ridwan. Terlihat dingin, tetapi penuh cinta.

Malam ini di rumahku diadakan acara kumpul keluarga. Baik keluar dari pihak Pak Ridwan maupun dari pihak keluargaku. Semua berkumpul di halaman rumah yang telah di dekor indah. Ibuku sibuk mencari muka di depan keluarga Pak Ridwan. Ibu terlihat senang, ketika banyak mobil berjejeran dari pihak keluarga Pak Ridwan yang memenuhi jalan. Seakan menyombongkan diri di depan para tetangga yang selalu bergunjing tentangku yang tak kunjung menikah.

Aku yang pemalu, hanya melempar senyum ke semua tamu undangan. Pak Ridwan memperkenalkan aku pada kedua adik perempuannya. Aku sedikit canggung, karena kedua adiknya menatapku sinis dan dengan senyum pahit. Aku hanya menawari makanan, kemudian pura-pura berbincang dengan tanteku yang baru datang. Seakan menghindari, padahal memang ‘iya’.

Malam yang indah berubah suram, ketika satu persatu tamu undangan pulang. Aku yang berdiri di depan pagar rumah, melihat Reino berdiri di ujung gang rumahku. Mata kami bertatapan dari kejauhan. Dia berdiri di bawah lampu jalan, sehingga aku bisa melihat wajahnya dan postur tubuhnya dengan jelas. Tanganku gemetar, rasa takut mulai merasuki. “Bagaimana jika dia melakukan hal bodoh di tempat ini?” pertanyaan itu memenuhi pikiranku. Aku langsung masuk kedalam rumah. Ibuku terus memanggil namaku, untuk keluar. Tetapi, aku bergeming. Aku duduk di sofa ruang tamu, meneguk segelas air. Meyakinkan diriku jika itu hanyalah khayalan.

Kring Kring

Telepon rumahku berbunyi, aku sampai terkejut. Tidak biasanya, telepon rumahku berdering saat malam. Apalagi, aku melihat semua saudara berkumpul di acara malam ini.

“Hallo,” aku mengangkatnya, dengan perasaan was-was.

“Niara,” aku mendengar suara Reino, tanpa pikir panjang langsung aku tutup cepat. Jantungku semakin berdetak lebih cepat. Hingga keningku berkeringat banyak.

“Ra,” aku meloncat kaget, ketika ada yang menepuk pundakku dari belakang. Melihat Pak Ridwan yang berdiri di belakangku, aku langsung memeluknya erat-erat.

“Kamu kenapa?” tanya Pak Ridwan, mengusap keringat di keningku.

“Rei – Rei – no,” aku terbata-bata menjawab, sambil menunjuk ke arah telepon. Pak Ridwan mencoba menenangkanku, menyuruhku untuk ke kamar. Sedang dia mau meminta bantuan temannya untuk mencari Reino, agar tidak mengganggu kehidupanku lagi.

Aku langsung menutup jendela kamarku rapat-rapat. Tiba-tiba membayangkan Reino masuk ke kamarku dari jendela. Ketakutanku semakin tak tertahankan. Aku bersembunyi di balik selimut.

Tok Tok

“Ra, ini aku,” mendengar suara Pak Ridwan dari luar, aku lekas membukanya.

Dia masuk kedalam kamarku, menepuk punggungku, mencoba membuatku tenang.

“Tenang saja, sudah aku urus.” ucap Pak Ridwan.

“Aku tadi melihatnya berdiri diujung jalan,” ucapku.

“Sudah tenang, aku disini. Kamu istirahat saja!” Pak Ridwan menutup tubuhku dengan selimut. “mau aku temani?” ujarnya, dengan tersenyum. Aku langsung mengernyit memukulnya.

“Kamu malah bercanda,” gerutuku.

“Apa salahnya? Tamu sudah pulang semua. Ibu dan Ayahmu sudah masuk kedalam kamar.” Pak Ridwan menyipitkan matanya, menggodaku.

“Sudah aku tidur sendiri saja, sana kamu pulang!” aku berbaring, dan menutup tubuhku dengan selimut rapat-rapat.

Pak Ridwan menarik kedua kakiku. Hingga aku membuka selimut dan duduk lagi.

“Apalagi?!”

“Kamu nggak takut, aku pulang sendirian malam-malam,” ucapnya, menyandarkan kepalanya di pundakku.

“Kalau begitu, tidur di sofa!” Aku menarik pundakku, hingga tanpa sengaja kepalanya jatuh di pangkuanku. Dia menatapku, menyentuh daguku dengan lembut. Semakin naik, tangannya menyentuh bibirku. Aku yang sudah mengerti maksudnya, langsung mencoba mengangkat kepalanya. Namun, seperti biasa sebelum keinginannya tercapai dia tetap menahan tanganku. Aku menciumnya dengan cepat, agar dia cepat pulang. Namun, malah menjadi alasan untuknya semakin berlama-lama.

“Ya sudah, aku pulang,” melihat aku tak menanggapinya, Pak Ridwan bangkit lalu pergi keluar menutup pintu kamarku. Aku membuka jendela kamarku, dan melihat mobilnya pergi keluar dari halaman rumah.

Berdoa di dalam hatiku, semoga dia selamat sampai rumah.

Hampir dua jam menunggu. Pak Ridwan mengirimkan pesan padaku, jika sudah tiba di rumah dengan keadaan baik-baik saja. Aku memejamkan mataku dengan perasaan lega.

Esok harinya, aku bangun pagi-pagi sekali setelah pintu kamar digedor berulang kali oleh Ibuku. Teriakannya memekik, membuat telingaku sakit. Aku keluar dari kamar, melihat semua saudara ku sudah berkumpul. Aku terkejut, karena wajahku masih berantakan. Kemudian, lekas menutup pintu kamar dan mandi.

Ibuku masuk kedalam kamar bersama dengan penata rias. Acara siraman ini mengikuti tradisi dari keluarga Ibuku. Jadi aku patuh aja, daripada terkena omelan.

Setelah riasan dan kain yang melingkar di tubuhku sempurna. Ayah dan Ibuku menemaniku berjalan ke halaman belakang. Nenek buyutku menyiram tubuhku dengan air yang dipenuhi bunga, doa-doa yang baik diucapkan untukku. Aku merasa terharu, apalagi melihat ibuku yang baru pertama kali menangisiku. Aku jadi merasa bersalah, karena belum bisa memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tuaku.

Ayah kandungku datang di acara ini. Namun, terlihat sangat asing bagiku. Karena dia tidak pernah berusaha menemuiku selama ini. Aku sedikit kecewa. Dia memelukku, dan mencium kedua pipiku. Moment yang mungkin bisa aku rasakan sekali seumur hidupku.

Langit yang cerah, membawa acara ini penuh dengan sukacita. Aku banyak melihat kebahagiaan. Terutama raut wajah bersinar Ibuku, dia sangat bahagia melepaskan aku menikah dengan Pak Ridwan. Ibuku yang selalu menasehatiku untuk meninggalkan Reino dari awal setelah melihat dengan kedua matanya sendiri, Ibunya Reino mencaciku saat pertemuan pertama kali. Namun, saat itu aku membangkang dan tetap melanjutkan hubungan itu, hingga aku merusak diriku sendiri dengan kemauanku. ‘Maafkan aku, Ibu’ aku menggumam di dalam hati.

1
Moira Ninochka Margo
mampor juga beb
Noveria_MawarViani: thank you, otw kesana
total 1 replies
Moira Ninochka Margo
auto ketar-ketir pasti
Moira Ninochka Margo
wah ceritanya keren
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir ni thor /Hey/
Noveria_MawarViani: terimakasih, nanti aku kesanaa
total 1 replies
iqbal nasution
lanjut terus
Junta's mommy
gak kapok banget Reino ini Ama polisi. aku yakin polisi pun capek
Noveria_MawarViani: em, terlalu cinta. "polisi pun akan aku lalui asal bersamamu" kata Reino
total 1 replies
Junta's mommy
wait? whaatttt?!
Noveria_MawarViani: kangen kaya gitu si Reino
total 1 replies
Junta's mommy
kalau bisa pilih dua kenapa harus satu?
Noveria_MawarViani: Niara berkata "maaf aku sudah berubah, aku hanya cinta dengan mas duda"
total 1 replies
iqbal nasution
kerenn
Junta's mommy
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Junta's mommy
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Junta's mommy
heh! anak kecil minggir! minggir!
Junta's mommy
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Junta's mommy
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Junta's mommy
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Junta's mommy
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Junta's mommy
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Junta's mommy
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!