NovelToon NovelToon
Seandainya....

Seandainya....

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Rofie Fitri

seandainya...
waktu bisa ku ulang mungkin aku tidak akan mengajakmu pergi hari itu...
seandainya...
waktu itu kita tetap di kamar masing-masing hanya menelfon mungkin smua itu tidak akan terjadi ..
kini hanya penyesalan yg menggerogoti ku ..
hidupku terasa sunyi tanpa mu...
arga.... aku merindukan mu...
hanya air mata dan doa yg selalu menjadi temanku untuk mengenang mu ...

***********
"Aku tidak mau Regan..!!!" jawab ku dengan lantang dan berurai airmata, aku menatap Regan nanar, bagaimana bisa hal gila itu terlintas di benaknya. aku adalah mantan calon kakak ipar nya walau pada akhirnya Arga ku meninggal. tetapi cinta ku seutuhnya hanya untuk dia.. mungkin seumur hidup aku akan tetap sendiri.
Regan menatap ku dalam seraya berkata rendah dan tampa mau di bantah.
"Gue tidak perlu persetujuan lho ..tidak ada pilihan lain, selain kita menikah Nirina!!"
Akankah pernikahan itu langgeng sementara cinta Nirina hanya untuk Arga seorang..???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofie Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. POV Regan... Kematian Arga...

Empat bulan telah berlalu. Sejak pergi ke mall itu. gue tidak pernah bertemu dengan Nirina lagi. Bang Arga sibuk dengan skripsi nya, kalau ada waktu dia pergi ke rumah Nirina tapi jarang, kabarnya bang Arga mendaftarkan Nirina bimbel karena sudah kelas tiga, biar bisa meraih nilai maksimal dan bisa masuk di universitas ternama di kota ini. Tempat bang Arga kuliah, gue juga di suruh kuliah di sana biar bisa jadi bayangan bang Arga menjaga kesayangan dia.

Apes banget hidup gue di suruh menjadi penjaga kakak ipar. Sebetulnya gue males mau jagain Nirina tapi tawaran bang Arga sangat menggiurkan sehingga sulit untuk menolak.

Ya terpaksa mau. Gue pernah bertanya sama bang Arga, kenapa Nirina harus di jagain? wong dia sudah dewasa bukan bayi sehingga dia harus selalu di awasi, jawabannya sangat mencengangkan.

"Dek.. kota ini terlalu kejam untuk Rina yang biasa hidup di desa kecil dan tenang, Abang takut dia salah pergaulan dan salah arah atau mungkin bisa terkena bullying karena dianggap kampung, polos dan naif."

"Kamu ada tameng terkuat. Dan cocok, Abang minta tolong, jaga dia demi abang. Kamu tau kan dia pusat dunia Abang "

 Terpaksa dah gua mau, wong bisa menjaga nya dari jauh.kita tidak perlu deket, jadi aman lah, yang penting kakak ipar baik-baik saja

          ****************

Bang Arga pulang sore, magrib baru sampai di rumah. Gue lagi main game di HP bersama anak-anak di ruang keluarga.

"Bang mabar yok ." ajak Albi, bang Arga tersenyum, kalian saja, saya keatas dulu.

Gue tidak perduli tetap asyik main game.

"Serius amat hidup bang Arga." kata Albi

"Harus serius sih kalo dia, mempersiapkan masa depan dengan calonnya lah." jawab gue asal

"Enak ya jadi calon bang Arga, tinggal menikmati, kekayaan nya sudah melimpah cuy"

"Ya memang pekerjaan perempuan kan kayak gitu, laki-laki yang kerja keras perempuan yang menikmati" mereka tertawa.

"Tapi masih banyak wanita independen, gue mau cari yang kayak gitu aja biar gue gak capek kerja "celetuk Albi gue hanya memutar bola mata malas.

"Ya itu lho males kerja."jawab mereka kompak

 Tiga puluh menit berlalu, bang Arga menuruni tangga tergesa-gesa, gue menoleh dan melihat bang Arga sudah tampil rapi.

"Mau ke mana bang." tanya gue

"Dek Abang pergi dulu ya.. Ke rumah nya Rina. tolong bilang bunda "

"Kan baru pulang bang masak pergi lagi, gak capek apa? Kesana jauh."

 Bang Arga tertawa, "Dia sudah ngambek tadi nelpon nangis, lagian kita sudah satu bulan tidak bertemu, Abang kangen juga."

"So sweet banget sih Abang.." celetuk Albi

"Huhuhu.."seru mereka kompak, bang Arga hanya tertawa melihat kelakuan mereka.

"Abang pergi dulu"

 Bang Arga pergi, kita tetep mabar, sampai bunda dan ayah datang dari undangan acara pernikahan kerabat bunda. Bunda bawa gorengan dan cemilan mereka langsung berebut memilih makanan yang mereka suka.

"Ini enaknya kita nongkrong di sini, kenyang dan gratis cuyyy "

"Yoi enak banget"

"Terimakasih bunda dan ayah tambah mesra aja,"

Ayah dan bunda hanya tersenyum dan berlalu pergi ke kamar. Telpon rumah berbunyi. Gue langsung mengangkat nya.

"Iya halo... "

"Dengan keluarga Arga el gafri "

"Ia betul. Saya adeknya."

"Saya dari pihak kepolisian kota, mengabarkan bahwa kakak anda ke celakalah di jalan semanggi dan sekarang sedang di bawa menuju rumah sakit Bhayangkara ."

"Mana mungkin, Abang saya baru pamit barusan." kata gue terbata, Barus abang baik-baik saja.semua orang diam gue sudah gak bisa menyeimbangkan tubuh gue, akhirnya gue ambruk terduduk di lantai.dan telpon yang gue pegang jatuh, Albi dengan sigap mengambil telepon itu

"Iyaa.."

"Kami harap keluarga saudara Arga ,segera menuju rumah sakit bayangkan untuk mengurusi administrasi "

" Ba..ik" jawab Albi. Gue sudah menyembunyikan muka gue di antara lutut gue, gue menangis sedangkan yang lain sudah mengerubungi gue.

"Re.. Temuin ayah dan bunda. Bilang semua nya yang terjadi. Bang Arga pasti baik-baik saja. "

Gue bangun dan segera menghapus air mata gue, bang Arga pasti baik -baik saja. Gue berlari ke kamar bunda dan ayah, gue ketok pintu

"Tok..tok .tok.. Ayah bunda, Regan ada perlu,"

"Masuk sayang"

Gue masuk dengan mata berkaca-kaca, gue menunduk sambil memilin Kedua tangan gue.

"Ayah bunda kita harus segera ke rumah sakit. Bang.. Bang Arga kecelakaan "

Bunda langsung oleng tetapi ayah dengan sigap menangkap bunda, air mata bunda sudah mengalir dengan deras sedangkan ayah menatapku lekat.

"Siapa yang bilang begitu "

"Tadi pihak kepolisian menelpon ke telfon rumah"

"bagaimana kondisi Abang mu"

"Ti..dak tau ayah "

"Oke sekarang kita ke sana, bunda mau ikut atau mau istirahat saja..?"

"Ikut ayah"

"Ya kita berangkat sekarang, yakin lah bahwa Arga baik-baik saja"

Kita segera berlari ke mobil dengan tergesa-gesa dan anak-anak ternyata juga ikut, sesampainya di rumah sakit kita segera di arahkan ke ICU.

Bang Arga kritis. kemungkinan selamat sangat kecil, kondisi di sini sangat kacau, bunda sudah pingsan dan juga di berikan perawatan sedangkan ayah masih mengurus administrasi dan masih konsultasi dengan dokter, tindakan apa yang harus dilakukan.

Gue bingung hanya bisa menangis di dekat bunda, gue cium tangan bunda berkali-kali sambil berkata

"Bunda kita harus kuat, demi Abang."

"Kita harus kuat .Agar bisa menemani Abang , melalui semua nya "

Bunda mengerjabkan matanya,

"Abang mana...?"

"Kata ayah kalau bunda kuat kita bisa lihat bareng -bareng Abang"

"Bunda kuat dek. ayo kita temui Abang"

Gue memapah bunda ke ruang ICU sesampainya di sana sudah ada ayah baru keluar dari ruang ICU. mata ayah sudah merah, tapi dia tetap tersenyum di hadapan gue dan bunda,

"Bun.. Abang sudah sadar, ingin bicara sama bunda kata nya"

"Ayo bun adek temani"

"tidak boleh dek. Bunda dulu setelah itu baru adek gantian."

Gue terpaksa diam bunda sudah memakai pakaian khusus,dan segera masuk ke sana.

lima belas menit berlalu bunda keluar dengan mata sembab, gua segera masuk ke sana.

Baru masuk ruang itu, air mata gue sudah mengalir dengan deras gue melangkah dengan pelan, karena rasanya kaki gue seperti jeli. Sulit untuk melangkah, setelah sampai di dekat Abang, gua panggil dia dengan suara tercekat

"Bang."

Abang tersenyum, gue berdiri di samping bang Arga.gue pegang tangan nya dengan sangat hati-hati, gue takut Abang tambah sakit.

"Kok jadi gini. padahal tadi baik-baik saja"

"Ini namanya takdir dek,"

Jawab bang Arga dengan terbata-bata,

"Adek harus kuat, demi bunda, ayah dan Abang nitip Rina ya.. Abang sudah bicara banyak hal sama ayah dan bunda.

adek bisa tanya kan ayah bunda "

"Gue gak mau ya bang jadi bodyguard nya Rina "

"Dek plisss biar Abang bisa tenang, nitip Rina,"

"Tapi Abang janji harus sembuh"

Abang hanya tersenyum, dan gue menganggukkan kepala. Tiba-tiba mata abang sayu dan monitor itu berdengung keras bersamaan dengan pegangan tangan bang Arga lepas

Gue hanya menagis dan segera berlari memanggil dokter, tapi ternyata Allah berkehendak lain, bang Arga pergi untuk selamanya,

Bang bahkan di akhir hayat mu saja Kanapa masih memikirkan dia, sebegitu berarti kah dia bagimu. Gumam gue..

POV REGAN SELESAI..

1
Rara Kaka
👍👍
rofie fitri
siap kak terimakasih sudah mampir 🙏😘
The first child
Hay kak,
mampir juga ya..
Rara Kaka
👍👍
NOX
Banyak yang harus dikoreksi/revisi. Mulai dari huruf kapital. tanda baca (eyd) dan dialog.
Rangkaian kosakata kamu juga banyak.
Mulai baca2 lagi buat nambah kosakata.
Untuk gaya bahasa, udah sesuai karena kamu ambil genre teenlit.
rofie fitri: siap... nanti di perbaiki 🙏
total 1 replies
NOX
dialog kamu salah
rofie fitri: terimakasih 😘🙏
NOX: chat personal aja. aku kasih tau dikit2
total 3 replies
NOX
Perhatikan syarat penggunaan huruf kapital. nama, tempat dan jabatan.

Hai! Namaku Nirina. Aku tinggal di desa yang berada di pinggiran kota kecil. Aku hanya anak remaja yang baru beranjak kelas dua SMA. Tidak ada yang spesial dalam diriku, kecuali cantik.
rofie fitri: itu yang di awal memang masih belum di revisi. terimakasih nanti saya perbaiki 🙏🤗
total 1 replies
The first child
Hay thor, aku udh mampir dan baca juga nih..
jangan lupa baca karyaku juga ya..
iqbal nasution
semangat
mommy Fadillah
semangat 💪 salam untuk sesama penulis 🙏
rofie fitri: semangat 💪
total 1 replies
mommy Fadillah
hai aku mampir 🤗
rofie fitri: terimakasih 😘🙏
total 1 replies
cantik
penasaran endingnya seperti apa?
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
kiw kiw diincer abang abang kkn /Facepalm/
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
bu Vika atau Fika?
rofie fitri: fika🤭
total 1 replies
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
sangat relate /Facepalm/
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
boleh boleh aku iseng mampir hehhe
boleh saran? kalau bisa nama orang awali pake kapital ya, Rina Ifa Dewi heheh
rofie fitri: siap 👍
rofie fitri: siap 👍
total 2 replies
Bulanbintang
Hai, Kak. Maaf sedikit koreksi ya.
Setiap awal kalimat sebaiknya gunakan huruf kapital, termasuk untuk nama orang ya, Kak.
Tanda titik di akhir kalimat cukup satu aja, atau kalau dirasa kalimat terlalu panjang, bisa pakai tanda koma untuk memberi jeda.

▪Aku menoleh ke arah Nafi. Aku langsung menjerit melihat hewan berbulu coklat itu sedang melata di tangannya. "Apa tidak gatal? itu ulat ... hewan yang paling kutakuti."
Dewi refleks menutup mulutku, namun bu Fika terlanjur mendengar.

Untuk alur ceritanya udah bagus, Kak. Kita sama-sama belajar ya, semangat terus nulisnya. Bikin cerita apalagi sampai cerita panjang itu nggak gampang, lho. Kamu bisa memulai dan tetap bertahan itu hebat!! 🤗😉
Bulanbintang: Kita sama-sama belajar ya, Kak. Semangat terus, nggak boleh nyerah. Oke??😉
rofie fitri: saya masih baru, perlu banyak bimbingan 🙏
total 3 replies
Naeya
menarik nih kayanyaa
Naeya
bagi thor ceritanyaa,, harus happy ending yaa
rofie fitri: terimakasih sudah mampir 😘
masih cari inspirasi 🤭
total 1 replies
rofie fitri
terimakasih yang sudah berkenan mampir di cerita ku🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!