NovelToon NovelToon
The Warrior Queen

The Warrior Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa Fantasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:621.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Imelda Savitri

Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.

Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Ketika Katrina terlarut dalam bacaannya tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Nyonya, makan malam sudah siap" Ucap Simon.

Membuat Katrina tersadar dari bacaannya "Ya aku akan segera turun."

.

.

.

Saat sampai di ruang makan Katrina nampak memicingkan matanya ketika melihat tiga anak kecil sudah duduk di kursi meja makan. Dua anak laki-laki dengan rambut berwarna silver dan satu anak perempuan dengan rambut nya panjang berwarna orange persis seperti warna rambut miliknya.

Katrina semakin mempercepat langkahnya hingga ia sampai di meja makan dan bisa melihat dengan jelas rupa dari ketiga anak itu dengan jelas.

"Selamat datang ibu, ayo duduk Helena sudah tidak sabar makan roti selai coklat kacang buatan ibu yang enak." Sapa Helena yang memiliki rambut orange bagaikan warna langit ketika matahari terbenam dengan warna mata silvernya.

"Helena?" Batin Katrina menebak jika anak perempuan dengan penampilan yang baru ia lihat itu adalah putrinya.

Lalu ia melihat dua putra kecilnya yang sama-sama memiliki rambut berwarna silver, letak perbedaan mereka hanya di warna iris mata mereka saja. Katrina ingat dengan jelas warna mata mereka dimana Henry memiliki warna mata silver sama dengan Helena dan Harrison yang memiliki iris mata berwarna hijau sama seperti Katrina. Tapi yang baru saja ia lihat adalah warna rambut mereka bertiga yang rupanya bukan berwarna hitam.

"Rambut kalian? Apa kalian baru saja mengecat warna rambut kalian?" Tanya Katrina mulai duduk di kursinya.

"Ini warna rambut asli kami bu." Jawab Harrison.

"Mengecat? Mengecat itu apa bu?" Tanya Henry bingung dengan satu kata yang tidak ia ketahui artinya.

"Mewarnai. Apa kalian mewarnai warna rambut kalian sebelumnya?" Tanya Katrina lagi setelah meralat kata-katanya.

"Ya, ini warna asli rambut kami bu. Maaf karena menyembunyikannya selama ini" Balas Harrison.

"Bagaimana cara kalian mewarnainya?" Tanya Katrina lagi.

"Dengan larutan air dicampur arang" Jawab Harrison.

"Hah?" Katrina mengerutkan dahinya.

"Kami menggunakan larutan air arang yang kak Henry buat bu ditambah kami juga tidak pernah mencuci rambut kami dengan bersih sebelumnya." Timpal Harrison.

"Kenapa kalian menyembunyikan warna rambut kalian?" Tanya Katrina, sontak Harrison dan Helena nampak tertunduk melihat ke bawah.

"Karena kami benci dengan rupa kami yang mirip dengan Duchess dan Duke" Ucap Henry menjawab pertanyaan Katrina dengan tegas.

Henry melihat raut wajah Katrina yang nampak sendu merasa sedih mendengar ucapan darinya.

"Tapi sekarang kami sudah tidak memikirkan hal itu lagi. Sekarang sudah ada kau Katrina" Timpal Henry membuat Katrina menatap Henry dengan lekat, begitupun Harrison dan Helena yang langsung mendongakkan kepalanya menoleh ke arah Henry.

"Aku sudah tidak peduli dengan hal itu lagi" Ucap Henry lagi.

"Aku juga bu" Celetuk Harrison.

"hmm, iya aku juga bu" Timpal Helena.

"Biarlah rupa kami seperti mereka, setidaknya kami sekarang sudah jadi anakmu, Katrina" Ucap Henry mewakili kedua saudaranya membuat hati Katrina berbunga-bunga.

"Kalian... membuat ku semakin menyayangi kalian!" Pekik Katrina lalu bergerak dan memeluk mereka satu persatu.

Setelah acara haru itu, kini mereka kembali fokus hendak akan makan malam. Katrina melihat menu makanan mereka malam ini. Hanya ada roti dengan selai buatannya dan secangkir susu yang terisi di gelas mereka masing-masing.

Ya, selama ini mereka hanya memiliki roti dengan selai buatan Katrina saja. Itu saja sudah membuat para penghuni kediaman itu senang hanya memakan roti itu saja.

Katrina tiba-tiba berdiri dari kursinya membuat ketiga anaknya menatapnya dengan heran.

"Apa ibu tidak akan makan?" Tanya Harrison

"Eh, ibu mau kemana?" Tanya Harrison lagi ketika melihat Katrina berjalan menjauh dari meja makan.

Ketika netra matanya melihat susu seketika ia teringat dengan kumpulan kacang hijau di dapur. Segera Katrina beranjak dari kursinya dan berjalan menuju dapur.

Adolft, Amy dan Anna yang tengah menyantap roti mereka dengan bahagia sontak terkejut ketika menemukan kedatangan Katrina yang Tiba-tiba.

"D-duchess apa ada yang anda butuhkan?" Tanya Adolft.

"Aku ingin membuat sesuatu yang enak." Jawab Katrina.

"Adolft, bisa tolong ambilkan aku susu dan gula" Ucap Katrina dan Adolft pun tanpa banyak bicara segera pergi mengambil bahan yang dipinta Duchess.

Katrina mengambil panci lalu ia juga mengambil kacang hijau. Hampir saja ia salah ambil jenis kacang karena di dunia ini listrik belum di temukan, jadi orang-orang menggunakan lilin atau mengandalkan cahaya bulan sebagai penerangan.

Setelah mengambil kacang tanah cukup banyak karena Katrina berniat akan membagikan hasil makanan buatannya pada seluruh penghuni kediaman ini juga. Lalu ia mulai mencuci kacang hijau itu.

Setelah dicuci bersih, Katrina memasukkan air secukupnya ke dalam panci lalu memasukkan seluruh kacang hijau yang telah di cuci kedalam panci. Ia meminta bantuan Amy untuk menghidupkan api.

Sambil menunggu kacang hijaunya menjadi lembut Katrina memilih duduk di salah satu kursi yang ada di dapur sambil berbincang-bincang bersama Amy dan Anna. Ketiga anak kembarnya datang tak berapa lama sambil membawa roti isi selai.

"Ibu, kau belum makan malam. Makanlah ini" Ucap Harrison memberikan roti yang ada di tangannya.

"Punya ku juga bu, ini jauh lebih enak." Timpal Helena tak mau kalah dari kakaknya.

"Iya terima kasih" Katrina menggigit sedikit roti mereka berdua.

"P-punyaku jauh lebih besar, cepatlah makan atau kau akan sakit nantinya" Ucap Henry menyodorkan roti milik nya ke mulut Katrina dengan malu-malu.

"Terima kasih Henry" Ucap Katrina di sela-sela mengunyah roti milik Henry yang ia gigit sedikit. Rona pipi di Henry terlihat dan ia langsung membuang muka takut ibunya sadar dengan ekspresi memalukan wajahnya.

.

.

.

"A-apa?! J-jadi anda adalah pengasuh sekaligus pelayan pribadi Duchess Luxio?" Pekik Katrina tiba-tiba. Seketika ia langsung menutup mulutnya karena bisa-bisanya ia ceroboh dengan mengatakan pertanyaan seperti itu yang membuatnya terlihat seperti bukan Duchess yang sebenarnya.

Waktu mereka berbincang-bincang, Amy mengucapkan rasa syukur karena nyonya nya telah banyak berubah serta mengatakan jika ia merasa bisa mati dengan tenang setelah melihat perubahan sikap Luxio yang berbeda jauh dengan dirinya yang masih kecil hingga beberapa minggu yang lalu.

Serta pengakuannya bahwa ia adalah pengasuh sekaligus pelayan pribadi dari Duchess Luxio yang sontak membuat Katrina terkejut.

"Apa maksud anda nyonya?" Tanya Amy dengan raut wajah penuh tanya.

"Aaarrgg cerobohnya aku!" Batin Katrina, bisa-bisa nya ia ceroboh seperti itu. Apa ia juga harus memberitahukan hal sebenarnya pada Amy?

Katrina pun memilih memberitahukannya saja, lagipula ia tidak mau selalu hidup dengan di sangka sebagai orang lain.

"Begini Amy, aku sebenarnya bukan Duchess Luxio yang asli." Ungkapnya.

Amy tampak membelalakkan kedua matanya dengan raut wajah penuh tanya.

Katrina akhirnya menceritakan semua kejadian dimana ia pertama kali masuk ke dalam raga Luxio Maximillian Ashley sejak beberapa hari yang lalu.

Amy mendengarkan semua cerita dari Katrina tanpa menyela dan dengan raut wajah yang berubah-ubah sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika mendengar hal yang tak terduga yang keluar dari mulut Katrina.

"Jadi nyonya Katrina, dimanakah jiwa asli Duchess Luxio?" Tanya Amy.

"Aku benar-benar tidak tahu kemana perginya jiwa nya. Amy, apa Luxio dulu pernah bermain-main dengan ilmu ataupun sihir yang berhubungan dengan jiwa?" Tanya Katrina.

"Tidak pernah nyonya, yang saya tahu selama masih menjadi pelayan pribadi nya, Duchess Luxio dari sejak kecil sudah sangat mencintai Duke Ashley dan selalu sibuk mempercantik diri agar dilirik oleh Duke. Hidupnya tidak pernah jauh dari pusaran hal yang berkaitan dengan Duke Ashley" Jelas Amy.

"Jika Amy benar-benar mengenal Duchess Luxio dengan baik, mungkin dia tahu tentang kekuatan penyembuh yang dimiliki Harrison" Batinnya.

Terima kasih sudah membaca cerita Author sampai pada episode kali ini. Doakan saja ya Author bisa beli hp baru biar bisa lebih mudah nulis novel The Warrior Queen ini. Jujur banget Author kesusahan menulis cerita dengan hp mini plus penyimpanan dikit punya emak Author😭 Doakan ya teman-teman.

Oke cukup sekian dari Author. Author Ucapakan SELAMAT HAPPY NEW YEAR TEMAN-TEMAN🙌😀

1
Ari susila Wardani
karyamu luar biasa.....
Lucy: terima kasih kak untuk penilaian nya 😌🫰
total 1 replies
Yuhaneti Saiburahman
semangat 💪
Dj Djarot
judulnya WARRIOR QUEEN..... Sejauh ini Ceritanya NGGAK GREGET sama sekali... Ke HERO anya Nggak kelihatan... ceritanya membosankan ya apalagi soal hubungan warrior queen dgn pembalut wanita.... lucu yg nggak lucu...
Siti S
Luar biasa
Lucy: Terima kasih banyak untuk penilaian nya kak
total 1 replies
Mika Dion
Thor ...ceritanya penuh dengan misteri
Lucy: ehehehe
total 1 replies
Erni Andi Arifuddin
0%p persen harapan untuk menang kecuali outor tuhannya🤣
Lucy: lu author lu punya kuasa/Doge/
total 1 replies
Erni Andi Arifuddin
bakalan tdk akan pernah muncul kebahagian di novel ini😇
Lucy: walau weh/Scare/tidak seperti itu lah kak😋
total 1 replies
Erni Andi Arifuddin
perasaan bab awal herry punya ilmu penyembuh tp sampai katerine terluka jg adiknya tdk pernah di pergunakabn
Erni Andi Arifuddin
sayangnya katerina tdk di bekali ilmu atau elemen oleh outor
Lucy: ada kak, tapi belom sadar aja
total 1 replies
Erni Andi Arifuddin
sayangnya katerina tdk punya elmen atau ruang dimensi padahal ceritanya berada di dunia kultufasi
Lucy: eh, bukan dunia kultivasi kak sebenarnya 😅
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Lucy: terima kasih banyak kak
total 1 replies
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
Lucy: terima kasih kak, atas penilaian nya
total 1 replies
Nining Chili
mantapppp 🥰🥰🥰🥰
Lucy: wah makasih loh kak atas penilaian nya/Smile/
total 1 replies
rach
Luar biasa
Lucy: terima kasih
total 1 replies
flowsss
luar biasa
Lucy: terima kasih kal
total 1 replies
E H Mukti
🥹🥹🥹
Erlina Ibrik
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak penilaian nya🥰
total 1 replies
Widya
KEREN BANGETTT PLSSSS
Lucy: wah, makasih banyak kak untuk penilaian nya🥰
total 1 replies
KALIMAH LORO
baca cerita ini jd kaya lg lihat sinetron indosiar...
Lucy: ehehehe😅
total 1 replies
KALIMAH LORO
hadeuh...niat mau nyapa aja sampe abis beberapa paragrap ga sampe2.. terlalu lebay kata2nya.. alur ceritanya jadi kabur...

lu keknya lbh cocok jadi penyair drh thor.. memuakkan..
Lucy: Awokawokawok Makasih banget udah nyempetin baca dan kasih pendapat.

Aku ngerti banget sih, tiap orang itu punya selera yg beda" soal gaya nulis. Emang aku suka nulis dengan gaya yang agak mengalir dan kadang agak puitis...

mungkin nggak cocok buat semua orang, dan itu wajar banget. Tapi aku tetap apresiasi masukannya, siapa tahu bisa jadi bahan refleksi juga. Yang penting, tetap enjoy proses nulis dan belajar lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!