NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 - Kerumah Sakit

***

Sadar dari tidur sementara. Kimi terhentak sontak terduduk.

"Mama!"

"Syutt, hei hei! I'm here!" Sahut William terkejut mendengar wanita nya mendadak bangun dan menjerit. Sigap memberi pelukan, Kimi kembali terisak. Netranya kembali berkaca-kaca.

"Liam..."

"Iya sayang. Kamu siap-siap ya, kita mau ke rumah sakit."

Mendengar ucapan sang kekasih, Kimi mendongak cepat. Yg ada dalam pikirannya adalah, orangtuanya masih bisa di selamatkan. Ia berbinar senang. Sambil menggenggam lengan pria itu. Dengan wajah penuh harap ia bertanya.

"Mama dan Papa masih ada harapan hidup Liam? Begitukah?"

William menghela sedih. Kasihan sekali nasib calon istrinya ini. Berharap dalam hati, Kimi akan tetap kuat walau apapun yg akan ia lewati ke depan tanpa Jimi dan juga Mira.

Gelengan kepala terpaksa William berikan sebagai jawaban. Kimi kembali luruh, wajah yg sempat berbinar kembali luruh akan kesedihan. Sigap William merangkul kembali. Beberapa kali ia mengusap lembut punggung sang kekasih.

***

Rumah sakit milik keluarga Anderson menjadi tujuan William saat ini. Mengendarai kendaraan mewah milik William. Armada gagah itu membawa Kimi serta ketiga teman Wiliam di bagian belakang kemudi.

Kimi sudah mendengarkan alasan sang kekasih memboyong dirinya ke rumah sakit. Ia kembali murung dan sesekali masih terisak. Berusaha untuk kuat, namun hal itu sia-sia mengingat betapa tragisnya kepergian kedua orangtua nya.

Beberapa saat lalu ketiga teman William langsung hadir di lokasi, setelah James mengutus Darren untuk mengurus segala sesuatunya. Alex yg memang berprofesi sebagai dokter langsung meluncur kala Darren menghubungi.

Alex datang sekalian untuk mengevaluasi tubuh kedua orangtua Kimi. Sama seperti yg lainnya, kesan pertama adalah terkejut. Ia sempat meyakinkan sekali lagi mengecek kedua pergelangan tangan mereka. Walau mustahil masih ada harapan hidup, namun ia tetap mencoba walau hasil sudah jelas terlihat tanpa memeriksa. Samar kepalanya menggeleng. Saat itu ia menoleh ke arah William dan James bersamaan. Keduanya pun menghela lirih.

Jasad Jimi dan Mira langsung di angkat atas perintah Alex. Sengaja tidak menunggu Kimi sadar dari pingsannya saat itu. Mereka hanya ingin agar proses autopsi dilakukan secepatnya.

Aparat kepolisian juga hadir disana untuk mengolah TKP, apakah insiden di balik kematian kedua orangtua Kimi. Barang bukti berupa pisau yg diyakini sebagai sebab kematian, telah di bawa oleh kepolisian.

***

Hening, tak ada yg berbicara sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Semua memandang prihatin pada Kimi yg berada di kursi penumpang samping pengemudi.

William sesekali menoleh, ia berikan tisu pada sang kekasih ketika melihat lelehan bening masih terus mengucur di pipi mulus wanita itu.

"Kami semua turut prihatin Kim. Walau kita belum saling mengenal, tapi rasanya... Aku sendiri terkejut sekali, apalagi kamu. Yg kuat ya Kim." Ujar Darren bijak dari belakang. William menatap sepupunya dari kaca spion tengah. Sedikit menyunggingkan senyum. Hal itu pun di balas anggukan oleh Darren. Sedangkan Kimi tak mampu membalas, ia hanya semakin menangis dan menangis lagi.

William mengusap lembut punggung bergetar Kimi. Ingin melarang Kimi yg terus menangis. Akan tetapi ia pun tak sanggup kala membayangkan perasaan hancur Kimi di tinggal kedua orangtua sekaligus.

"Kita sampai." Ujar William menepikan kendaraan pada lahan parkir rumah sakit. Kimi yg semula menunduk kini mendongak menatap kosong, matanya sangat sembab. Tubuhnya lelah, hatinya hancur. Tak bisa ia membayangkan apa yg akan terjadi di masa depan tanpa kedua sosok yg selalu mendampingi dan menyayangi dirinya.

Tampak beberapa wartawan bertebaran di sekitaran rumah sakit. Melihat salah satu sosok pengusaha sukses terlihat beberapa kali seliweran di rumah sakit. Para pencari berita langsung berkumpul ingin menggali informasi.

"Bagaimana mau turun kamu Willy. Rame sekali begini."

William menghela jengah. Ia pun memikirkan hal yg sama dengan apa yg diucapkan Marsel. Namun tak mungkin dirinya membiarkan Kimi keluar seorang diri.

"Aku bisa keluar sendiri."

Atensi semua yg berada di dalam mobil beralih pada wanita bermata sembab. Yg terfokus wanita itu hanya lah William. Jadi saat ini ia hanya menatap kekasihnya saja.

"No. Aku temani kamu."

Putus William beranjak turun. Jika sudah seperti itu, tak akan ada yg bisa menahan. Kimi menghela pasrah bersiap turun juga.

Ceklek..

Uluran tangan William menyambut kekasihnya. Kimi sempat terkejut pintu yg mendadak terbuka sendiri. Mengingat tidak pernah dekat dengan pria mana pun. Act of service seorang William wajar membuat seorang Kimi Kimura terkejut sekaligus terharu senang.

"Bukain aku juga ya sayang..."

Pletak!

"Tidak tahu kondisi sekali kamu!"

"Kita ini lagi suasana sedih-sedihan!"

Marsel yg berniat ingin menjahili William, malah berakhir kena pukul oleh Darren, dan di maki kedua sahabatnya.

Kimi terkekeh kecil sambil menyambut uluran tangan sang kekasih. William yg awalnya ingin menepuk Marsel juga, seketika mengurungkan niat setelah melihat senyuman tipis terbit di bibir sang kekasih.

"Manis..."

Kimi terhenyak, menatap heran pada William.

"Kamu manis kalau tersenyum sayang." Kimi tersipu dan kembali menerbitkan senyum malu-malu.

Reaksi ketiga sahabat William adalah terperangah menatap kedua sejoli itu. Tatapan jijik sekaligus geli terpancar jelas.

"Sumpah, mual sekali aku!" Ucap Darren memilih cepat meninggalkan mereka. Di ikuti kedua sahabat yg lain. Marsel dan Alex menatap geli pada William. William membalas dengan tatapan tajam. Berbeda pula dengan Kimi, wanita itu malah menahan tawa yg ingin meledak kencang.

Bukan tanpa alasan ketiganya seperti itu, pasalnya selama mengenal William. Mereka tak pernah melihat sisi pria itu yg seperti ini. William terkenal dingin acuh pada siapapun itu, apalagi seorang wanita. Satu-satunya wanita yg mendapatkan perhatian penuhnya sedari dulu adalah Nyonya Anderson seorang. Dan mulai sekarang mungkin ketiganya harus terbiasa pada sosok William yg akan bucin mampus pada seorang Kimi Kimura.

***

Berjalan dengan langkah lebar, tetap saja mereka tertangkap oleh wartawan yg haus berita.

"Tuan Muda Anderson, siapakah yg terkena tusukan?"

"Apakah mereka di bunuh?"

"Apakah ini adalah bentuk balas dendam antar bisnis?"

"Siapa wanita ini Tuan Muda Anderson? Apakah dia kekasih anda?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yg terlontar dari para awak media. Padahal jalan mereka sudah sambil berlari, namun tetap saja para wartawan keukeh ingin menggali berita sekecil apapun itu.

Kimi yg baru pertama kali di serbu wartawan, terkejut. Langkahnya harus di seret-seret William agar bisa lebih cepat dari mereka semua. Tubuhnya yg di lindungi oleh William memantik perhatian para wartawan. Terlihat kilat potret pertanda beberapa dari mereka mengambil gambar. Sudah bisa di pastikan dirinya dan William akan masuk ke dalam berita terpanas sebentar lagi.

Sedikit lagi masuk ke dalam rumah sakit, barulah para bodyguard keluarga Anderson melindungi William, Kimi dan juga ketiga sahabatnya. Mereka tidak ada yg berada di parkiran, maka dari itu mereka tak menyadari kehadiran Tuan Muda Anderson tersebut.

***

"Mommy, Daddy." Sapa William sedikit meninggi karena terkejut ketika sampai di ruang autopsi. Ia tak menyangka yg menunggu disini adalah kedua orangtuanya langsung. Pantas saja wartawan berkumpul di depan.

"Sayang.." Jawab Vivian sembari mendekat meminta di peluk. Sontak keadaan Kimi yg juga sedang di dekap dari samping oleh William harus tergeser. Kimi sadar diri, ia melepaskan memberi jarak anak dan Ibu tersebut. Sadar Kimi melepaskan diri, William menarik pergelangan tangan Kimi agar tidak menjauh.

Vivia menyadari hal tersebut langsung menatap Kimi. Dirinya beralih dari William menjadi menghampiri Kimi. Kimi membeku, ia mengira Ratna pasti marah karena William malah menarik tangannya.

Grep!

"Sabar ya nak, Mommy turut prihatin dengan kejadian ini."

Deg!

'Mommy?'

...****************...

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!