Apa jadinya jika kebahagiaan yg selalu Claudia dapatkan di pernikahan yang 2 tahun menjadi hilang seketika menjadi luka yang menganga ketika melihat suami sedang bermesraan dengan perempuan lain
Apa yang harus dilakukannya, bertahan atau memilih untuk pergi?
Apalagi Clau baru mengetahui ketika dia tengah mengandung buah cinta dari suaminya yang selama ini sangat mereka dambakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DawnLover, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 13 Menentukan Pilihan
Pagi ini, Claudia berencana membawa puterinya ke taman bersama dengan Matteo, berhubung weekend juga. Sekalian meminta pendapat Matteo tentang apa yang harus di lakukannya ke depan. Namun sang puteri masih tertidur pulas di ranjang. Entahlah, mungkin karena kecapean bermain semalam sampai tengah malam hingga di pagi hari ia enggan bangun dari tidur cantiknya.
“Nore, ayo bangun sayang. Katanya mau ke taman bermain” Claudia langsung membuka tirai jendela agar cahaya masuk ke dalam kamar mereka.
Nore hanya menggeliat ketika ada cahaya yang sedikit mengganggu tidur indahnya.
“Huammm mom kenapa tiyai nya di buka” Nore langsung bangun dengan rambut sedikit berantakan seperti rambut singa.
“Kita kan hari ini mau ke taman bermain baby, apakah Nore lupa” tanya Claudia sambil menyodorkan dot berisi susu untuk Nore.
“Oh iya, Nore lupa hehehe”
“Habis minum susu nanti kita langsung siap-siap ya, takut uncle Teo cepat datang,kan tidak enak kalau di tunggu terus” Clau langsung memindahkan sang puteri di sofa supaya ia bisa membereskan tempat tidur. Mendengar perkataan mommy nya, Nore menganggukkan kepala saja.
“Mom, Nore mau nanya, boyeh?”
“Boleh dong sayang, mau nanya apa?” balas Clau yang masih sibuk merapikan bad cover ranjang.
“Mom, kenapa uncle Teo itu hayus di panggil uncle, kenapa bukan Daddy saja?” tanya Nore pada sang ibu.
Mendengar perkataan sang anak yang tidak seperti biasanya, Clau mendekati sang anak
“Kenapa Nore berbicara begitu, bukan kah sebutannya sejak dulu selalu memang uncle Teo, kenapa harus di panggil Daddy jadinya?”
“Kalna Nore pengen punya Daddy juga seperti teman-teman yang lain” celoteh Nore dengan antusias.
Deggg
Rasanya ada gelanyar aneh di dadanya yang membuat detak jantungnya berdetak lebih cepat.
“Kata aunty Via, sebutan uncle sama Daddy itu beda ya mom? Apa orangnya juga hayus beda mom?” tanya Nore lagi
“Sebaiknya mom mandikan kamu ya biar kita bisa cepat sampai di taman bermain” Claudia berusaha mengalihkan obrolannya dengan sang puteri. Clau langsung menggendong Nore menuju kamar mandi.
.
.
.
“Apa sudah lama menunggu, maaf di jalan sempat macet” Matteo langsung membuka pintu mobil bagian depan untuk Clau dan Nore.
“Tidak Matt, kami baru saja turun. Kami kira kamu yang sudah lama sampai dan menunggu kami” kekeh Claudia dengan tertawa renyah.
“Manisnya” batin Matteo.
Di dalam perjalanan, Nore terus bercerita tentang mainannya di rumah, keasikannya dalam mewarnai dan menggambar da tidak lupa juga sambil mengunyah biskuit.
“Clau, apa dulu pas kecil kamu seperti Nore?” Matteo bertanya pada Clau karena melihat keseruan Nore yang terus bercerita sambil mengunyah.
“Entahlah” Claudia tersenyum sambil mengelus rambut Nore yang sudah di kepang satu.
.
.
“Yeeeeeaaaiii sampe” Nore langsung berlari dengan girang ketika sudah sampai di taman yang luas dekat dengan danau yang jernih.
“Jangan berlari terlalu jauh Nore” Claudia mengikuti langkah sang puteri. Namun pergelangan tangannya langsung di tahan oleh Matteo.
“Biarkan dia berlari tanpa di kekang Cia, kita cukup memantaunya saja” Matteo menatap mata Claudia dengan tatapan teduh dan amat sangat dalam.
Kedua orang itu terhanyut oleh tatapan saling mengunci sampai akhirnya Clau lebih dulu sadar karena tangannya masih di pegang oleh Matteo. Clau langsung menarik tangannya
“Eh maaf habis nyaman sih” Matteo jadi salah tingkah, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Tidak masalah” Clau pun jadi kikuk sendiri.
“Oh iya Matt, aku ingin meminta tanggapan mu tentang sesuatu hal”
“Boleh, bagaimana kalau sambil duduk saja” Matteo melihat ada kursi panjang menghadap ke arah danau.
“Tapi bagaimana dengan Nore, aku takut dia berlari terlalu jauh” tanya Claudia.
“Tidak, kau duduk saja dulu di kursi itu. Aku akan meminta Leonore untuk bermain di sekitar ini saja agar kita bisa mengawasinya juga”. Tanpa menunggu jawaban Claudia, Matteo langsung berlari kecil menuju Nore yang sedang asik dengan dunianya sendiri.
.
.
“Jadi apa yang ingin kau katakan” Matteo duduk di samping Clau sambil menyodorkan satu cup ice americano.
“Aku di suruh kembali ke Indonesia oleh ayah dan bunda” Clau memandang ke arah danau yang tenang.
“Tidak masalah. Pulang saja, mereka pasti sangat merindukanmu” jawab Matteo sambil menyeruput ice coffe nya.
“Kalau itu aku tau. Tapi bagaimana dengan Leonore” lirih Claudia menatap Matteo
Degg
Pikiran Matteo langsung tertuju pada mantan suami Claudia, Daniel. Entahlah apa yang ia pikirkan sampai raut wajahnya terlihat serius.
“Kau harus menentukan pilihanmu sekarag Clau”
.
.
.
Jangan lupa like, comment dan vote nya kakak²
Selamat bermalam mingguan😁😁✨
kmaren saat selingkuh bahagia bgt.... mna ada smpet inget perasaan istri yg di hianati...