NovelToon NovelToon
THE SECRET : Terror Brings Love

THE SECRET : Terror Brings Love

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Misteri / Romansa Modern / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:132.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ratih mirna sari

Erina harus menerima ketidak adilan saat dirinya menjadi tertuduh telah menghabisi nyawa Ameera, sahabat karibnya sendiri.

Sebab saat ditemukan Erina lah satu-satunya orang yang ada di tempat kejadian perkara. Kebodohan besar yang Erina lakukan adalah, dia berusaha melepaskan pisau yang menancap di perut Ameera.

Dugaan diperkuat sebab Erina menyukai Devan, kekasih Ameera.

Di tengah usahanya untuk membela diri, Erina menemukan fakta jika saat Ameera meregang nyawa, ternyata sahabatnya itu sedang berbadan dua. Kecurigaan Erina seketika tertuju pada Devan. Namun Devan menyangkal telah menghamili Ameera.

Lantas, mampukah Erina membuktikan jika dirinya tidak bersalah dan menemukan siapa orang yang sebenarnya telah membunuh Ameera?

Albi, pengagum setia Erina berdiri di barisan paling depan saat perempuan itu dikucilkan.

Di tengah pencarian itu, benih cinta mulai tumbuh di hati Devan untuk Erina. Sedangkan hati Erina semakin terpikat lebih jauh oleh sosok Albi, laki-laki menyebalkan yan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratih mirna sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teror

Erina hampir frustasi karena tak menemukan Baim di setiap penjuru rumahnya. Sudah mencari di kamarnya, di dapur, di balkon, di halaman belakang. Namun sosok Baim tak kunjung ia temukan. Kemudian masuk ke dalam kamar sang mama, terlihat mamanya itu tengah tertidur pulas. Apa iya Erina tega membangunkannya dan memberi kabar buruk ini?

Sedangkan kondisi mamanya sedang tidak baik-baik saja, Erina takut jika kesehatan mamanya semakin memburuk setelah mendengar kabar jika Baim hilang.

Tidak, mamanya tidak boleh sampai tahu. Ini tugasnya sebagai kakak, Erina harus menemukan Baim sebelum mamanya bangun dan bertanya tentang keberadaan anak bungsunya itu. Erina kembali menutup pintu kamar mama Sofi pelan. Sebelum kembali melangkah keluar rumah, dia menghembuskan nafas berat.

Erina pasti bisa. Begitu dia meyakinkan dirinya sendiri. Kemudian, target pertama yang akan ia temui adalah rumah teman-temannya Baim. Untung saja Erina hampir hafal semua teman sekolah adiknya itu. Semoga Baim baik-baik saja. Erina terus menghafalkan mantra itu di dalam hatinya.

***

Tok... Tok... Tok...

Erina mengetuk pintu yang tertutup rapat di hadapannya. Berharap cemas menunggu sang pemilik rumah membukanya.

"Tunggu sebentar!" Terdengar suara dari dalam sana. Erina semakin tak sabar.

Krek!

Pintu terbuka lebar-lebar, kemudian nampak seorang wanita paruh baya dengan tubuh big size tersenyum hangat menyambut kedatangan Erina.

"Ehh, Er. Tumben jam segini kamu nggak sekolah? Malah mampir kesini?" Tanya bibi Asmi, ibunya teman Baim.

"Iya bi, Er kesini mau cari Baim. Apa tadi Baim pulang sama Denis?" Erina langsung bicara ke intinya, alasannya datang kemari.

"Denis kan lagi sakit Er, udah dua hari ini dia nggak masuk sekolah. Bibi juga tadi udah bawa dia kerumah sakit." Jawab bi Asmi dengan wajahnya yang di tekuk.

Ternyata, setiap orang memiliki permasalahannya masing-masing. Pikir Erina.

"Oh gitu ya Bi. Berarti Baim nggak ada di sini dong?" Tanya Erina semakin frustasi.

"Nggak ada. Memangnya Baim kemana? Nggak biasanya dia ilang?" Ucap bi Asmi kemudian.

Kalau Erina tau Baim dimana, untuk apa Erina mencarinya kesini? Iya kan?

"Er juga nggak tau. Ya udah bi, Er mau lanjut cari Baim. Semoga Denis cepet sembuh ya!" Pamit Erina.

"Iya. Makasih Er. Semoga Baim juga cepet ketemu ya. Nanti Bibi coba cari info di grup chat ibu-ibu sekolah. Siapa tau ada yang liat Baim." Perkataan bi Asmi membesarkan hati Erina. Menemukan sebuah harapan saat ada orang yang mau membantunya. Dengan begitu, maka Erina yakin Baim akan segera si temukan.

"Iya bi. Tolong ya nanti kalau ada kabar soal Baim bibi langsung chat Erina. Nomor aku masih bibi save kan?" Tanya Erina.

"Iya masih kok." Jawab bi Asmi.

Setelah berpamitan sekali lagi, Erina pun benar-benar pergi dari sana mengendarai sepeda motor milik mamanya.

***

Tak berhenti sampai disana, Erina mendatangi rumah beberapa teman Baim lainnya. Namun tak ada satupun dari mereka yang tau keberadaan Baim dimana. Sudah kembali ke sekolah Baim dan bertanya pada satpam yang berjaga, namun satpam pun tak memberikan informasi yang berarti. Malah menambah beban pikiran Erina.

"Hati-hati lho neng, sekarang lagi viral penculikan anak." Begitu katanya. Benar-benar kena mental.

Erina ingin putus asa, dia duduk sembarangan di atas trotoar. Kemana lagi dirinya harus mencari Baim? Sedangkan matahari sedang terik-teriknya, panasnya bahkan mampu membakar kulit putih Erina.

Berpikir, berpikir. Tempat mana yang kemungkinan dikunjungi bocah berumur 6 tahunan itu? Tiba-tiba saja Erina teringat akan pesan ancaman itu. Apa Baim benar-benar di culik orang misterius itu? Jika iya, maka itu sudah termasuk perbuatan kriminal. Bisa di laporkan ke pihak yang berwajib namun harus menunggu satu kali dua puluh empat jam sejak Baim hilang. Berarti Erina harus menunggu sampai besok.

Tidak tidak! Erina tidak bisa menunggu lagi. Sesuatu yang buruk bisa saja terjadi dalam waktu dua puluh empat jam kedepan.

"Er?"

Di tengah kepanikannya, sebuah suara tak asing terdengar menyapa. Erina mendongak untuk melihat siapa orang itu.

"Bi. Loe ngapain disini?" Tanya Erina.

***

Siang itu, Albi mengendarai motor membelah jalanan untuk menuju rumahnya. Sepulangnya dari sekolah tadi, Albi tak langsung pulang ke rumah. Dia malah nyangkut dirumah Iqbal, curhat panjang lebar, menceritakan tentang kesakitan hatinya saat Erina menuduh Albi yang telah menaruh bangkai di bangku Erina.

Namun saat melewati taman, Albi melihat sosok yang sangat dia kenal tengah duduk termenung seorang diri di atas trotoar. Sosok itu yang selalu hadir di dalam mimpinya, yang memenuhi ruang di hatinya selama ini.

Albi menghentikan motornya ke tepi, lalu berjalan menghampirinya.

"Er?" Seru Albi.

Perempuan itu mendongak, seketika Albi bisa melihat wajah yang kusut bercampur sedih disana. Dia tidak menangis, hanya pipinya yang memerah seperti orang sedang frustasi. Wajah Erina sangat kacau. Albi tak tega melihat perempuan yang di kasihinya terlihat sangat menyedihkan seperti itu. Biasanya wajah perempuan itu selalu di hiasi dengan keceriaan saat bersama dengan sahabat-sahabatnya.

"Bi. Loe ngapain disini?" Perempuan itu bertanya dengan lirih. Apa Erina sudah tak marah lagi pada Albi? Padahal tadi di sekolah Albi mendapat tuduhan dari Erina, sampai-sampai Erina memarahinya habis-habisan. Tapi kenapa sekarang nada bicaranya saja terdengar menyedihkan?

"Iya, gue habis pulang dari rumah Iqbal. Loe sendiri ngapain panas-panas gini duduk disini sendirian?" Jawab dan Tanya Albi. Melihat Erina yang seperti orang kebingungan dan hanya diam saja, Albipun ikut duduk bergabung dengannya.

"Loe ada masalah Er? Coba cerita sama gue! Siapa tau aja gue bisa bantu." Ucap Albi terdengar tulus di telinga Erina.

Astaga!

Laki-laki ini benar-benar ya. Sudah di marahi dan di tuduh juga masih saja bersikap lembut kepada Erina. Erina jadi merasa bersalah kepadanya, sudah menuduh tanpa bukti. Nyatanya bukan Albi yang sudah menaruh bangkai itu. Sekarang Erina yakin jika orang yang mengiriminya pesan terror adalah orang yang sama dengan yang mebaruh bangkai tikus di bangkunya. Bahkan orang itu pula yang berusaha mencelakai mama dan papa Erina.

Hanya saja Erina tak tau siapa orang itu.

"Baim hilang Bi. Gue bingung harus cari dia kemana lagi." Ucap Erina sendu. Meskipun hatinya sedang bersedih, namun entah kenapa air matanya tak keluar. Apa mungkin air mata Erina sudah kering karena banyak menangisi Devan di malam itu?

"Baim hilang? Kenapa bisa? Coba loe ceritain kronologisnya!" Pantas saja Erina terlihat sangat frustasi. Kakak mana yang akan bisa tenang jika adiknya hilang tanpa kabar.

"Loe nggak usah khawatir, gue bakalan bantu loe sampai Baim ketemu. Gue janji." Ucap Albi bersungguh-sungguh. Bahkan Erina bisa melihat kesungguhan itu terpancar dari sorot mata Albi dalam jarak sedekat itu.

Astaga!

Cepat-cepat Erina memalingkan pandangannya dari wajah Albi. Malu sendiri karena tanpa sadar telah lancang menyanjung laki-laki itu.

"Jadi gini Bi." Memilih bicara tanpa menatap wajah lawan bicaranya.

"Belakangan ini ada orang yang berusaha nerror gue sama keluarga gue. Loe liat ini Bi? Ini SMS ancaman yang dia kirim ke gue." Entah kenapa tiba-tiba saja Erina mau membagi kisahnya pada Albi. Padahalkan selama ini Erina selalu berusaha menghindari Albi karena sikap menyebalkannya.

Ada perasaan aneh yang mendorongnya untuk mempercayai Albi. Seperti mengatakan jika Albi adalah orang yang Tuhan kirim untuk membantunya keluar dari masalah hilangnya Baim.

Entahlah! Erina sendiri tidak mengerti. Namun ini semua benar-benar terjadi. Albi dengan seriusnya menyimak apa yang Erina ucapkan. Membuat Erina merasa di hargai. Sedikit nyaman karena bisa membagi beban yang ia pikul pada orang lain.

"Gue rasa, orang yang berusaha mencelakai orang tua loe sama yang naruh bangkai tikus itu adalah orang yang sama. Dan hilangnya Baim ini pasti ada sangkut pautnya sama orang itu." Albi menyimpulkan setelah Erina bercerita panjang lebar.

"Gue rasa juga gitu. Gue khawatir Bi, takut terjadi sesuatu yang buruk sama Baim. Terus gue harus bilang apa sama mama nanti?" Balas Erina.

"Loe yang tenang ya Er! Kita cari Baim sama-sama." Albi menjatuhkan tangannya di bahu Erina. Memberi dukungan, tersenyum agar mencairkan suasana yang terasa tegang.

Deg!

Pundak Erina menghangat saat tangan itu mendarat disana. Dia menatap tangan besar itu, lalu beralih pada senyumnya. Kenapa? Kenapa Albi bisa bersikap seperti ini juga? Kemana perginya Albi yang menyebalkan itu? Kenapa Erina bisa melihat sisi lain dari diri Albi sekarang? Jika dia miliki pemikiran yang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah?

_______________

Gimana ya kira-kira hubungan Albi dan Erina selanjutnya??

Tetap tinggalkan jejak setelah membaca, like, corat-coret di kolom komentar juga...😊

1
Haryati
bagiku yg cuman bisa baca gak bisa nulis....ceritamu selalu bikin penasaran
Haryati
Uda mampir say.....tak nyimak dulu yah....tetap semangat....💪💪💪
Lyana Gunawan
ya g ada lanjutan nya yaa🤭🙏
TiiehAtieh: ada kelanjutannya cerita Albi sama Dea kak,
total 1 replies
Lyana Gunawan
ahir yg indah tp kasian si dea aturan di jodohin ke ma devan pa iqbal🤭
Lyana Gunawan
allhamdulilah siswa baik bgt, biarpun udah di tuduh "
Lyana Gunawan
albi cepet selamatin erina 💪💪💪💪
Lyana Gunawan
wahh g nyangka bgt yya klo ternyata si via orang nya
Lyana Gunawan
kesel sama si erina labil nya kebangetan, coba di tanya baik", lah klo gitu rame kan si pelaku makin seneng
Lyana Gunawan
siapa siii pelakunya? apa si sari"itu kah?
Lyana Gunawan
ohhh siapa kah diaaa
Lyana Gunawan
kok jd gemes yaa
Lyana Gunawan
ikut dagdigdug der
Lyana Gunawan
si albi narsis juga yaa semangat pdkt nya
Lyana Gunawan
😭😭😭😭
Lyana Gunawan
duhh jd bingung nii sapa yg jahat, klo filing ku meera hamil ma si iqbal dan yg jahati erina si dea, semoga g meleset tebakan ku yakin🤭
ㅤㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
wah teka teki nih,udah kayak det Conan dkk nih🤭
q mampir kak mau baca kisah bang Albi 😁
semangat terus berkarya 👍👍

dan jempolnya lekas sehat🤲🤲🤲
TiiehAtieh: jangan lupa jejaknya ya kak 🥰🥰🙈🏃
total 1 replies
saira
baru gitu aja si Dea udah grogi 🤣
saira
aku lompat dulu bacanya Thor langsung Dea Albi 🤣
Daroah339
lanjutin dong thor kisal albi sama erina nya
Daroah339: ok kk author aku masih ttp baca ko karna msih pnasaran. walaupun awalnya males tspi setelh baca satu bab sampe 5 bab agak penasaran jadi msh lnjut😁😁 mksh y semngat nulis novel nya semoga sukses slalu
total 7 replies
anggrek violet
salah kaprah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!