NovelToon NovelToon
Adiwijaya Si Pendekar Kera

Adiwijaya Si Pendekar Kera

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

--bukan novel Horor--
--bukan novel bertema Mafia--
ini novel bertema Pendekar dan kesaktian jika tidak suka jangan di baca karena akan merugikan author jika kalian membaca tidak selesai. hargai karya orang lain.

***

Adiwijaya Bagaskoro merupakan anak yang selalu di manja kedua orang tuanya yang merupakan seorang demang di desanya. Namun penghianatan terjadi paman Adiwijaya membunuh kedua orang tua Adiwijaya dan mengambil mustika keluarga.

Adiwijaya mengejar Pamannya yang kabur ke dalam hutan hingga Akhirnya Adiwijaya bertemu dengan banyak kera dan seorang petapa sakti yang sulit mati sebelum menurunkan ketiga Ajiannya yaitu Ajian Anoman Obong, Pancasona, dan Ajian Bayu Saketi.

Bagaimana kisah Adiwijaya selanjutnya? dan akankah Adiwijaya mampu membunuh Pamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghentikan Warsito

Lasmi menebaskan parangnya ke arah Mahesapati. Dengan mudah Mahesapati menghindari tebasan itu dia kemudian merebut paksa parang itu dari tangan Lasmi dan menusuk Lasmi.

Kini Lasmi mati dengan senjatanya sendiri. Sementara Sari yang melihat adiknya mati di tusuk berteriak histeris, mengundang perhatian orang-orang yang lewat di sekitar rumahnya. Menyadari teriakan Sari dapat mendatangkan orang Mahesapati mencabut parang itu kemudian menghujamkan ke Sari hingga Sari tewas.

Warga berkumpul ramai di depan rumah dua kembang desa itu, namun Mahesapati sudah menyadari hal itu dia kemudian menggunakan kekuatan Mustika Mayasaka Bagaskoro yang membuat tubuhnya tidak dapat terlihat dia mengendap endap pergi dari kerumunan warga.

Ayah Sari dan Lasmi yang baru saja pulang dari ladang terkejut kala melihat rumahnya yang ramai di keliling warga. dia langsung menanyakan kepada tetangganya dan tetangganya mengatakan bahwa terdengar teriakan histeris Sari di dalam.

Tanpa basa-basi lagi ayah Sari dan Lasmi langsung masuk ke rumah menerobos warga yang berkumpul di dalam rumahnya. Betapa hancurnya hatinya kala melihat dua putri tercintanya mati dengan luka tusukan.

"Bajingaaaannnnn!!! Siapa yang sudah melakukan ini!!" Teriaknya dengan sangat marah.

Dia langsung mendekati anaknya, tampak darah membasahi selangkangan mereka. Sekarang ayahnya tahu anaknya telah di nodai secara paksa dan di bunuh.

Ayah Sari dan Lasmi meraung raung marah dengan air mata yang membasahi pipinya, dia sama sekali tidak menyangka kejadian ini akan terjadi, jika waktu bisa di putar balikkan dia tetap di rumah menjaga kedua putrinya.

Ayah Sari dan Lasmi mengambil parang yang tergeletak di lantai dan masih berlumuran darah dari Sari dan Lasmi. Dia kemudian keluar dari rumah dan berlari mengelilingi desa dia yakin sekali pelakunya masih berada di desa ini.

Semua orang merasa takut dan pilu melihat seorang ayah yang sedang mencari pelaku pembunuhan anaknya. Para warga juga tidak diam mereka mencoba mencari siapa pelakunya walaupun tidak ada bukti.

Sementara itu dari balik tembok rumah warga Mahesapati tersenyum, dia kemudian membalikkan badannya dan pergi begitu saja. Kali ini tujuannya adalah Kotaraja dia sudah sangat rindu dengan anak dan istrinya yang kini sudah menikah dengan pejabat Kotaraja.

Sementara itu....

Adiwijaya, Jambulana, dan Ki Joko Tuak baru saja tiba di desa Banyu urip. Mereka secara tidak sengaja mendengar pembicaraan orang-orang bahwa ada bapak-bapak yang berlari mengelilingi desa sambil membawa parang demi mencari pembunuh anaknya. Adiwijaya penasaran dan menghampiri orang itu.

"Adi jangan cari masalah kamu." Ucap Jambulana memperingati sahabatnya itu.

"Tenang saja Jambulana, aku hanya ingin melihat saja." Ucap Adiwijaya yang meninggalkan Jambulana dan Ki Joko Tuak.

"Bagaimana ini ki, kita di tinggal begitu saja." Ucap Jambulana.

"Biarkan saja, lebih baik kita cari warung saja botol tuanku sudah kosong dan harus di isi." Jawab Ki Joko Tuak.

"Iya ki, kita makan dulu. Tapi aki yang traktir ya?"

"Memangnya kamu tidak bawa satu koin pun di bajumu?"

"Aki kan tahu sendiri kantung emasku sudah menjadi milik Adiwijaya, aku sudah tidak memiliki apa pun lagi ki."

"Masak calon prajurit tidak punya tabungan simpanan. Hadeh Jambulana ada ada saja kamu ini."

Jambulana hanya bisa menggaruk kepalanya dengan sungkan, "mau ya ki traktir aku makan?"

"Iya, iya. Tapi Adi bagaimana?"

"Biarkan saja dia, dia juga pasti tahu kalau kita mampir ke warung. Dia kan sakti."

"Baiklah dia pasti mencium bau kita berdua." Ucap Ki Joko Tuak.

"Haha... mungkin bau aki saja, karena Aki tidak pernah mandi."

"Enak saja, bauku ini bau tuak. Bukan seperti baumu bau asem!"

Mereka berdua memutuskan untuk makan di warung, secara tidak sengaja mereka mendengar cerita dari pemilik warung tentang Pak Warsito ayah dari Sari dan Lasmi yang berlari kesana kemari mencari pembunuh kedua putrinya.

Sementara itu semua warga tidak ada yang berani mendekati Warsito karena Warsito membawa parang.

Hingga akhirnya Adiwijaya datang, dengan langkah perlahan dia menghampiri Warsito yang berdiri sedikit miring dengan parang yang berlumuran darah yang sudah kering di tangannya.

Adiwijaya datang dan mendekati Warsito.

Karena marah dan emosi Warsito menjadi kalang, dia mengira Adiwijaya ini pelakunya.

"Bajingaaaannn!!!! Dari gayanya kamu pasti pelakunya!" Ucap Warsito yang sudah kalang.

Dia menyabetkan parangnya secara membabi buta ke arah Adiwijaya.

Dengan mudah Adiwijaya menghindari setiap serangan Warsito. Sembari terus menghindari Adiwijaya mencoba menjelaskan, "tunggu dulu, pak. Saya bukanlah musuhmu." Ucap Adiwijaya.

Namun Warsito tidak memperdulikan penjelasan Adiwijaya kemarahan sudah mengendalikan dirinya secara penuh.

"Mati kamu pria bajingan!"

Hap!

Adiwijaya langsung memegang pergelangan tangan Warsito yang memegang parang, dan Adiwijaya merebut parang itu secara paksa.

Brukk...

Setelah mendapatkan parang itu Adiwijaya melemparkan parang itu agar menjauh dari Warsito.

Namun siapa sangka Warsito masih belum menyerah, dia menyerang Adiwijaya dengan pukulan, cengkraman tangan, tendangan dan segalanya yang bisa dia keluarkan.

Warsito benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya, bahkan dia hendak menggunakan mulutnya untuk megigit Adiwijaya.

Adiwijaya segera menotok tengkuk Warsito hingga membuat Warsito pingsan, dan segera membawa Warsito ke warung tempat di mana Ki Joko Tuak dan Jambulana berada.

Sementara para warga di sana hanya bisa memandangi Adiwijaya yang membawa pergi Warsito.

"Ternyata pemuda tampan itu pendekar!" Celetuk salah satu warga.

"Sepertinya dugaan kisanak benar, tapi kok jalannya sedikit aneh ya? Dia jalannya lebih mirip kera dari pada manusia." Balas warga lainnya yang kebetulan dia merupakan pemburu dan tentu saja dia mengetahui bagaimana cara jalan kera.

"Itu tidak heran di dunia pendekar, karena mereka menganut ilmu dan Ajian tertentu yang bisa berefek terhadap tubuh mereka."

***

Pemilik warung terkejut melihat Adiwijaya yang menggendong Warsito.

"Tuan kenapa dengan Pak Warsito?" Tanya pemilik warung yang terkejut.

"Apa yang terjadi adi?" Tanya Jambulana yang masih mengunyah makanan.

"Aku secara tidak sengaja melihat keonaran di jalan dekat taman desa. Bapak mengenal bapak ini apakah bapak tahu sesuatu yang terjadi pada bapak ini?" Tanya Balik Adiwijaya kepada pemilik warung.

Pemilik warung bercerita kalau kedua putri dari Pak Warsito tewas dengan mengenaskan, di nodai secara paksa kemudian di bunuh. Hal itu membuat Warsito marah besar dan mengelilingi desa demi mencari pelaku. Pemilik warung juga menceritakan tentang pria berkumis tipis yang menanyakan tentang kedua anak warsito dan memberikan koin emas.

Brak!

Kali ini Adiwijaya yang marah, dia sampai menggebrak meja.

"Bagaimana mungkin bapak tidak menaruh curiga kepada pria asing yang secara tiba-tiba menanyakan rumah kembang desa! Bukankah pak Warsito ini teman bapak? Kenapa bapak tega menjual informasi tentang kediaman Pak Warsito hanya demi koin emas?!" Tanya Adiwijaya dengan marah.

1
neni nuraeni
wiiiih mantaap
Aqlul /aqlan
lnjut
neni nuraeni
hebaaat
neni nuraeni
lnjut
Aqlul /aqlan
dah sehari cek kok blm up thor...
Y. Haryadi
lanjut
neni nuraeni
alah Aya si gelo...Adi Aya si gelo mahesapati di tukang ppsan jg Ki Joko,ayo Adi podran tuh si mahesapati
Aqlul /aqlan
lnjutkn...
neni nuraeni
walaah ati" adi
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Was pray
sudah lebih baik perangai Adiwijaya, otak manusianya sudah dipakai bukan otak kera....lanjut
Aqlul /aqlan
lnjut...
Was pray
kita lihat dulu pertumbuhan dan perkembangan MC nya masih jadi jiwa egois , tempramental apa udah jadian insan yg lurus, baru kasih b5
Aqlul /aqlan
heeemmm.....lnjut
neni nuraeni
semoga sja Adi tidak esmosi lgi,lnjut thor
Was pray
kita lihat Adi tetap berjiwa hewan atau berjiwa manusia setelah berlatih di bawah bimbingan srimulyani
Aqlul /aqlan
joosss sdh dilatih pasti lbih tenang...lnjut
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Was pray
yah.....Adiwijaya kesaktian baru Segede upil udah merasa paling sakti seantero jagad, MC nya kokk jadi tolol sih?
Aqlul /aqlan
novel si cantik(puspa) kok dah nggak up thor apa macet kna demo... trmksh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!