Niatnya ingin mengunjungi sang kakak dan berlibur ke luar negeri, tapi nahas dia malah terlibat dengan seorang mafia.
"Buat milikku berdiri, baru aku akan melepaskan mu?"
"Memangnya benar tidak bisa berdiri? Mari kita lihat, waah bener, ini lemes bener."
Brisia Aalin Winkler adalah seorang ilmuwan. Dia tertangkap mafia yang mengalami disfungsi ereksi. Pria itu ingin Brisia membantunya karena sebentar lagi dia akan menikah dengan sang tunangan.
Lalu, apakah Brisia bisa membantu?
Dan, mengapa pria itu tidak mencari dokter malah alih-alih mencari seorang ilmuwan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pawang 16
Tok tok tok
"Brisia!!"
"Oh Astaga, Tuan yang terhormat ini mengapa tiba-tiba manggil sih."
Brisia baru saja hendak menarik selimut. Sekarang memang baru pukul 20.00 malam waktu setempat. Biasanya Brisia tidak tidur di waktu yang masih awal begini. Tapi hari ini dia merasa begitu lelah, sehingga memang sengaja ingin tidur lebih awal.
Tapi baru saja mau tidur, pintu kamarnya sudah diketuk oleh sang tuan rumah.
"Budak korporat gini banget sih. Tidur aja berasa nggak tenang."
Tok tok tok
"Brisia!!"
"Iya, sebentar!"
Wanita itu turun dari ranjang, dia sudah mengenakan piyamanya bergambar kartun keropi kesukaannya. Itu lho kartun kodok yang bagi Brisia lucu sehingga dia tetap suka meskipun usianya sudah menuju kepala 3.
"Ada apa Tuan yang baik dan bijaksana. Ini waktunya tidur, ya masih bisa dibilang sore sih jam segini, tapi sumpah aku ngantuk, lelah, ingin cepat-cepat nyium bantal."
"Brisia, bisakah kau tidur denganku malam ini?"
"Heee, apaaa?"
Brisia membulatkan matanya, dan bahkan terasa hampir keluar mendengarkan permintaan dari Archie. Tidur bersama? ini merupakan sebuah ungkapan yang berarti sebenarnya atau hanya kiasan semata.
Brisia bahkan reflek memundurkan tubuhnya. Dia membuat jarak dengan Archie.
"Jangan aneh-aneh deh Arc. Kamu kan punya tunangan, ya tidur saja dengan tunanganmu. Ku dengar dia datang kemari. Apa kabar jika dia tahu kalau kamu tidur denganku?"
"Katanya ada uji ereksi saat malam? Sepeti yang kamu lakukan kemarin itu. Kenapa sekarang tidak dilakukan uji lagi? Siapa tahu kalau kamu tidur di sampingku reaksinya berbeda."
Hmmm
Ucapan Archie membuat Brisia berpikir. Memang waktu itu uji pengamatan yang dilakukan saat malam hari baru dilakukan sekali. Dan Brisia saat itu juga tidur di sofa.
"Bener ya, bisa gitu kali ya?"
"Nah maka dari itu, bisakah kau tidur denganku malam ini? Wilma sudah pulang, katanya ada yang mau dikerjakan."
"Bailk lah kalau begitu. Tapi ingat ya, jangan macam-macam."
Archie mengangguk, dia lalu membalikkan badan dan berjalan menuju kemar diikuti dengan Brisia. Tanpa Brisia ketahui saat ini Archie sedang tersenyum lebar.
Brisia ini ibarat kelinci dan Archie adalah serigala. Sekarang si kelinci seolah masuk ke kandang serigala dengan atas tipu muslihat serigala.
Si kelinci tidak tahu kalau Si Serigala ini memiliki niat tersembunyi. Meskipun tidak akan memakan Si Kelinci hingga habis, tapi tetap saja ada yang ingin di lakukan oleh Si Serigala.
"Nah selamat tidur, Tuan."
Brisia menjatuhkan tubuhnya, menghadap ke sisi lain sehingga hanya punggungnya saja yang bisa dilihat oleh Archie dan tak lupa menarik selimut. Meskipun pemanas ruangan sudah dinyalakan, tetap saja hawa dingin itu masih terasa.
Berjalan satu jam, dengkuran halus Brisia terdengar di telinga Archie. Pria itu lalu bangun dan melihat ke arah Brisia. Dia ingin memastikan apakah Brisia benar-benat sudah tidur atau belum.
"Akhirnya dia benar-benat sudah tidur."
Untuk memastikannya lagi, Archie menusuk-nusuk pipi Brisa dengan jarinya. Tidak ada reaksi apapun dari wanita itu. Archie menjadi sangat yakin kalau Brisia sudah sepenuhnya lelap.
"Wanita ini benar-benat aneh. Dia bisa-bisanya tidur dengan pria yang baru beberapa hari dikenalnya. Sama sekali tidak punya kewaspadaan."
Archie menarik tubuh Brisia dan membawanya ke dalam pelukannya. Disertai dengan kata maaf, Archie memeluk wanita itu. Siapa sangka Brisia merangsek ke dalam pelukan Archie. Hawa dingin lah yang mungkin membuatnya begitu tanpa sadar.
"Sekali lagi Maaf aku menggunakan mu sebagai percobaan. Aku ingin memastikan waktu tadi. Maafkan aku ya,"ucap Archie lirih. Jujur dalam hatinya terbesit rasa bersalah pada Brisia karena telah menipu.
Archie mamang mafia, namun dia tidak pernah bermain-main dengan wanita. Apalagi memainkan perasaan wanita. Dia selalu ingat terhadap ibunya jika ingin berbuat buruk kepada wanita.
Huuumm
Archie menghirup aroma rambut milik Brisia. Tercium wangi yang menyegarkan. Ada dorongan dalam dirinya untuk mencium pucuk kepala Brisia. Dan dia pun langsung melakukannya.
Ya Archie mencium kepala Brisia. Rasanya sangat berbeda ketika dia mencium Wilma. Bukan hanya itu, ketika dia memeluk Brisia pun rasanya seperti tenang. Ada rasa nyaman dalam hatinya. Dimana dia tidak menemukannya saat melakukannya dengan Wilma.
"Mengapa rasanya sangat berbeda. Wanita ini baru beberapa hari ku temui, tapi ketika aku memeluknya sepeti ini, seolah aku sudah bersamanya dalam waktu yang lama. Namun Wilma, yang sudah aku kenal sejak lama, mengapa tidak ada rasa demikian?"
Archie mengedarkan pandangannya ke bawah. Dia berhenti pada baju piyama milik Brisia.
Degh!
Sesaat dia terkejut, dadanya berdegup dengan hebatnya ketika melihat dada Brisia. Bulatan milik Brisia nampak sedikit.
Gluph!
Archie menelan saliva nya dengan susah payah. Dan apa yang terjadi selanjutnya, milik Archie dibawah sana berdenyut. Perlahan dia merasakan bahwa miliknya semakin menegang. Terlebih saat ini Brisia bergerak dan lututnya mengenai junior milik Archie.
"Ke-kenapa begini?"
Tidak berhenti di situ, bibir Brisa juga menempel pada dadanya. Hembusan nafas yang dikeluarkan oleh Brisia semakin membangkitkan hasrat dari Archie.
"Ini, dia tegang. Ughhh, rasanya seperti ini ternyata. Sakit juga. Duuh bagaimana ini."
Archie bingung, ketika dia melihat bibir Brisia, ia ingin segera melahapnya. Namun tentu saja dia masih punya moral untuk tidak melakukan itu.
Hanya saja saat ini Archie benar-benar merasa tersiksa dengan miliknya yang semakin keras. Bahkan dia bisa merasakan itu berdiri sempurna.
"Aku harus ke kamar mandi."
Archie berusaha untuk bangun, tapi percobaan pertama yang dia lakukan tidak berhasil karena tangan Brisia melingkar di pinggangnya.
Dengan perlahan dan tidak ingin membangunkan Brisia, Archie mengambil tangan Brisia dan menurunkannya.
Fyuuuh
Ia bernafas lega setelah berhasil lepas. Dengan segera, Archie berlari ke kamar mandi. Dia melepas semua pakaiannya dan menyalak shower. Dia mengguyur tubuhnya dengan air itu.
Mata Archie membulat ketika melihat juniornya yang menegang sempurna. Baru kali ini dia melihat dan merasakan sensasinya itu.
"A-aku sembuh? Aku tidak impoten? Tapi kenapa tadi saat memeluk Wilma aku tidak merasakan apapun?"
Archie sedikit bingung, namun saat ini bukan itu masalah utamanya. Yang harus dia lakukan sekarang adalah kembali menidurkan juniornya.
Jika kemarin dia membayangkan tubuh Wilma, sekarang dia memilih membayangkan tubuh Brisia. Dia membayangkan bagiamana jika bibirnya mencium bibir wanita itu. Dia membayangkan bagaimana bibirnya mencumbu bulatan kenyal itu.
Eughhhh
"Ooh Brisia ... Eughhhh."
Menggunakan tangannya, sambil menyebut dan membayangkan Brisia, Archie bisa melakukan pelepasan hasrat untuk pertama kali dalam hidupnya.
"Rasanya sangat luar biasa," ucapnya lega dan pastinya juga puas.
Setelah selesai, dia kembali mencobanya lagi. Sekarang dia ingin mencobanya dengan membayangkan Wilma, namun miliknya sama sekali tidak menunjukan reaksi apapun.
Akhirnya Archie membayangkan kembali Brisia, dan apa yang terjadi, juniornya kembali menegang.
"Kenapa begini?"tanya Archie dengan penuh kebingungan.
TBC
ni yg d nmakan modus.....
udh d nsehatin pnjng lbar,akhrnya mnta jd sndaran ktanya.....
hyo gmn brisia????
arc keren SATSET lah