Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan
"Lihat itu orang-orang, Abang. Mereka pada lihatin Achel," bisik Rachel saat semua mata melihat ke arahnya ketika masuk area sekolah.
Ia baru sadar kesalahannya. Kemarin ia dijemput oleh mobil mewah milik Mama Martha. Pasti kejadian itu menimbulkan berbagai pertanyaan di benak teman-temannya. Ia yang selama ini datang bersama Ronand dengan motor butut, dianggap sebagai siswa kalangan bawah.
Kini mata semua siswa menatapnya seakan meminta penjelasan pada Rachel. Namun Rachel tetap akan diam, walaupun sudah ada 4 orang yang mengetahui identitasnya sebagai anak dari keluarga kaya.
"Itu salahmu sendiri. Kenapa kemarin dijemputnya di dalam area sekolah? Bukan salah Abang lho. Kemarin juga teman-teman Abang udah diminta tutup mulut tentang identitas kita. Abang pastikan mereka tidak akan pernah membuka mulut tentang ini sebelum kamu yang ngomong sendiri," ucap Ronand yang tak peduli dengan kepanikan Rachel tentang kejadian kemarin.
"Biarin lah. Achel udah nggak peduli. Toh Achel udah tahu dan bisa menilai mana yang dapat dijadikan teman atau bukan selama satu tahun ini," Achel mencoba bersikap tak peduli dengan respons temannya. Lagi pula selama ini ia tak pernah mengungkapkan bahwa dia adalah anak dari keluarga kalangan bawah. Hanya mereka saja yang berasumsi sendiri.
"Ya udah, nggak usah menggerutu begitu." ucap Ronand yang langsung merangkul bahu Rachel.
"Abang hari ini latihan buat olimpiade besok pagi ya?" tanya Rachel mengalihkan pembicaraan. Bahkan ia tak peduli dengan semua siswa yang membicarakannya dan iri padanya.
"Iya. Nanti minta sopir jemput aja," Ronand mengusap rambut Rachel hingga sedikit berantakan. Rachel hanya bisa memberengut sebal karena ulah dari kembarannya itu.
Sweet banget sih Rachel dan Ronand,
Iya, ini mah definisi couple goal.
Cantik dan ganteng,
Ronand terkekeh pelan melihat Rachel yang tampak kesal. Hal itu membuat beberapa siswa perempuan sangat iri dengan Rachel. Ronand terlihat lembut sekali dengan Rachel. Berbeda jika berbicara dengan temannya yang lain, acuh dan cenderung pendiam. Ronand akan bicara banyak jika itu tentang pelajaran.
"Besok waktu olimpiade, Achel mau datang ke sana. Mau kasih dukungan sama si kurcaci cadel. Pasti lokasi olimpiade langsung ramai," ucap Rachel mengatakan keinginannya untuk datang ke olimpiade matematika esok hari bersama Mika.
"Nggak usah. Abang cuma butuh do'a aja dari kalian. Nggak perlu datang ke sana," Ronand menolak Rachel dan Mika datang langsung ke sana. Pasalnya ia merasa perasaannya sedikit tak enak. Ia yakin kalau keduanya tak hanya memberikan dukungan, namun membuat kegaduhan.
"Lagian kamu itu harus masuk sekolah. Besok sekolah nggak libur. Jangan kebanyakan bolos, Achel. Kasihan maid yang kamu suruh bohong sama Papa itu. Tertekan sekali lanjutnya memberikan peringatan pada Rachel.
"Pokoknya aku dan Mika datang. Abang cukup fokus aja sama soal olimpiadenya. Urusan dukung mendukung, itu biar Achel dan Mika. Soal bolos, nggak papa. Kan alasannya dukung salah satu siswa yang ikut olimpiade. Pasti pihak sekolah juga mengijinkan," Rachel kekeh dengan keinginannya yang ingin memberikan dukungan langsung pada Ronand.
Sedangkan Ronand hanya bisa menghela nafasnya pasrah saja. Ia yakin jika Rachel dan Mika akan membuat kehebohan di sana. Apalagi ide keduanya itu sering di luar nalar. Ronand mengantar Rachel sampai di depan kelas kemudian ia segera pergi dari sana.
"Diantar ayang beb ya, Mpok?" tanya Restu tiba-tiba saat melihat Ronand sudah pergi.
"Tadi udah lihat kan?" tanya Rachel sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Liha apa, Mpok?" tanya Restu dengan tatapan bingungnya.
"Lihat kuntilanak lagi beranak," seru Rachel yang kesal dengan pertanyaan Restu. Bahkan Rachel langsung pergi meninggalkan Restu yang masih kebingungan di depan pintu kelas.
Oh... Kuntilanak lagi beranak,
Berarti... Kuntilanaknya itu kamu dong, Mpok Rachel?
Sembarangan. Ngomong aku kuntilanak lagi, tak panggilkan genderuwo kamu biar diajak main.
Hiii...
Malah ngomongin setan mendung-mendung gini,
Mpok Rachel, aku takut.
Cowok jadi-jadian ya lu?
***
"Ronand, kamu disuruh Pak Bekti ke perpustakaan. Katanya ada yang mau dibicarakan tentang olimpiade besok," ucap Chelsea mengatakan pesan dari salah satu guru pembimbing olimpiade Ronand.
"Iya, thanks." jawab Ronand kemudian melangkahkan kakinya pergi keluar kelas. Padahal Ronand merasa bahwa ia tak mempunyai janji pada Pak Bekti saat akan memasuki jam pelajaran.
Chelsea yang melihat kepergian Ronand tampak tersenyum penuh arti. Senyuman yang aneh itu, terlihat jelas di mata kedua sahabat Ronand. Raffa dan Nicho saling lirik, seakan tengah saling berbicara lewat lirikan mata itu.
"Mau kemana, Chelsea? Sebentar lagi bel masuk bunyi," tegur Nicho saat melihat Chelsea akan keluar kelas.
"Sebentar, aku mau ke toilet." jawab Chelsea yang kemudian berlari pergi.
"Ada yang aneh dengan tingkah Chelsea," ucap Raffa tiba-tiba.
"Iya, tadi lihat sendiri kan gimana dia senyum? Seperti tengah merencanakan sesuatu," ucap Nicho tengah mencurigai sesuatu.
Ronand...
Raffa dan Nicho langsung menyebut satu nama yang ada di pikiran keduanya saat melihat Chelsea pergi. Keduanya segera melangkahkan kakinya pergi keluar dari kelas untuk mencari keberadaan Ronand. Perasaan mereka tidak enak.
"Biasanya si Ronand itu peka kalau kaya beginian. Kok dia pergi kaya biasa aja ya, Raff? Apa dia udah tahu dan pura-pura kaya orang bodoh?" tanya Nicho yang berlari di samping Raffa.
"Apa dia udah merasa tapi sengaja membiarkan? Atau malah kita yang pikirannya negatif aja?" tanya Raffa yang juga bingung. Pasalnya ia tahu jika Ronand adalah orang yang paling peka jika ada suatu hal janggal.
"Kalian mau kemana? Kok lari-lari," Tiba-tiba saja Rachel mencegat Raffa dan Nicho yang berlarian. Ia baru saja kembali dari toilet dan melihat Raffa juga Nicho berlarian.
"Gawat, Chel. Ronand dalam bahaya," seru Nicho dengan raut wajah paniknya. Padahal ia belum tahu apa yang terjadi dengan Ronand.
"Kenapa dia? Ha? Jawab, Nicholas tanpa Saputra." seru Rachel yang juga ikutan panik mendengar kembarannya dalam bahaya.
Raffa hanya menggelengkan kepalanya. Nicho itu orangnya sangat panikan dan overthinking. Padahal mereka belum mengetahui apakah Ronand benar dalam bahaya atau tidak. Raffa segera menarik tangan Rachel untuk ikut dengannya.
"Ikut saja, jangan kebanyakan tanya. Kita cek dulu, apakah Ronand dalam bahaya atau enggak?" ucap Raffa sebelum Rachel banyak bertanya.
Rachel hanya menganggukkan kepalanya. Tapi tak ayal pikirannya juga sangat kacau. Ia sangat khawatir jika benar Ronand dalam bahaya. Bagaimana pun juga Ronand adalah saudara kembarnya. Sedangkan Nicho berada di belakang mengikuti keduanya.
"Udah kaya bodyguardnya mereka berdua ini aku," gumam Nicho sambil menghela nafasnya pelan.
Eh... Itu kok ada ramai-ramai di depan perpustakaan,
Tadi Chelsea bilang kalau Ronand diminta ke perpustakaan,
Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Ronand,
Minggir...
Abang...
Minggir dong,
Achel mau lewat,
Abang...
lanjut thor...
SEKALIAN UNDANG SON HOREG PUNYA OM BREWOK MIKAAAA...
JANGAN LUPA NENEK GAYUNG DI AJAK HOBAAAAHHH💃💃💃💃💃💃