NovelToon NovelToon
Sang Raja Kota

Sang Raja Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Preman / Roman-Angst Mafia / Balas Dendam / Persaingan Mafia
Popularitas:211
Nilai: 5
Nama Author: Boy Permana

Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.

Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.

Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.

Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.

Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:

Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri

Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan

Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi

Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

strategi

Tomo menemui Reno sedang duduk di ruang utama markas, menatap peta wilayah dengan tatapan kosong.

"Boss," kata Tomo, "aku tahu bagaimana Rafael bisa tahu pergerakan kita."

Reno menoleh, wajahnya datar. "Bagaimana?"

Tomo menceritakan semua yang baru saja ia dengar dari Rio. Tentang bagaimana Rio telah menyamar sebagai dirinya dan membocorkan informasi kepada Rafael.

Reno mendengarkan dengan seksama, tanpa ekspresi. Begitu Tomo selesai bercerita, Reno menghela napas panjang.

"Aku sudah menduganya," kata Reno. "

"Aku minta maaf, Boss," kata Tomo. "Aku tidak menyangka Rio akan melakukan semua ini."

Reno menggeleng. "Ini bukan salahmu, Tomo. Kau tidak bisa disalahkan atas tindakan saudaramu."

"Tapi aku merasa bersalah," kata Tomo. "Padahal Aku sudah menyadari sesuatu. Aku seharusnya bisa mencegahnya."

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Tomo. Yang penting sekarang adalah, kita harus menghentikan Rafael," kata Reno.

"Apa rencanamu?" tanya Tomo.

Reno menunjuk salah satu titik di peta. "Rafael mungkin akan menyerang markas kita. Dia ingin menghabisi kita semua. Tapi kita tidak akan membiarkannya."

"Kita akan menjebaknya," kata Reno. "Kita akan membuat dia percaya bahwa kita sedang melemah. Kita akan membiarkan dia menyerang kita."

"Lalu?" tanya Tomo.

"Lalu kita akan menyerang balik," jawab Reno dengan senyum dingin. "Kita akan menghancurkan pasukannya. Dan kita akan menangkap Rafael."

"Kedengarannya berbahaya," kata Tomo.

"Memang berbahaya," jawab Reno. "Tapi kita tidak punya pilihan lain. Ini satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini." karena kita masih belum tau di mana Rafael bersembunyi.

Reno berdiri dan berjalan menuju rak senjata. Ia meraih senapan serbu dan memeriksanya dengan seksama.

"Kita akan membuat Rafael menyesal telah mengusik Red Serpent," kata Reno, suaranya dingin dan dipenuhi dengan amarah. "Kita akan menunjukkan kepadanya kenapa kita pantas menguasai banyak distrik di kota ini.

Tomo mengangguk, matanya berbinar dengan tekad yang sama. "Aku bersamamu, Sampai akhir boss."

( Menyiapkan Perangkap )

Semua anggota bekerja tanpa lelah menyiapkan jebakan untuk Rafael. Mereka menempatkan penembak jitu di posisi strategis, memasang ranjau di sekitar markas, dan membuat strategi menyembunyikan pasukan cadangan di tempat lain yang dekat dengan markas.

Reno memastikan setiap anggota Red Serpent tahu apa yang harus dilakukan. Ia menekankan pentingnya disiplin dan kesabaran. Ia ingin semuanya berjalan sesuai rencana.

Sementara itu, Damar terus mengumpulkan informasi tentang pergerakan Rafael. Ia melaporkan bahwa Rafael sedang mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar dan bersiap untuk menyerang markas mereka dalam waktu dekat.

Reno tahu, waktunya hampir tiba.

ke esokan hari nya, dia sedang memeriksa jam tangannya. sudah jam dua dini hari

"Semua siap?" tanya Reno kepada Tomo.

Tomo mengangguk. "Semua siap boss. Kita hanya perlu menunggu."

Reno menghela napas. Ia merasa tegang dan gelisah. Ia tahu, pertempuran ini akan menentukan nasib Red Serpent.

tiba-tiba dia memikirkan tentang semua orang yang telah meninggal dalam perang ini. semua anggota Red Serpent yang telah gugur. Ia berkata pada diri nya sendiri, dia tidak akan membiarkan kematian mereka sia-sia.

Ia akan mengalahkan Rafael. Ia akan mengakhiri semua ini.

Ia akan membalas dendam.

Tepat seperti yang diharapkan, pada pukul 3 dini hari, serangan dimulai. Pasukan Rafael menyerbu markas Red Serpent dengan ganas. Mereka menembaki bangunan, melempar granat, dan mencoba menerobos masuk.

Reno dan anak buahnya tetap tenang dan menunggu. Mereka membiarkan pasukan Rafael mendekat dan terus mendekat, sampai mereka berada tepat di tengah-tengah jebakan.

Kemudian, Reno memberikan perintah.

"Sekarang!" teriak Reno.

Tembakan mulai bergemuruh dari segala arah. Para penembak jitu Red Serpent menembaki pasukan Rafael dengan presisi yang mematikan. Ranjau meledak, mengirimkan serpihan logam dan api ke udara. Pasukan cadangan Red Serpent keluar dari persembunyian dan menyerang pasukan Rafael dari belakang.

Pasukan Rafael terkejut dan panik. Mereka tidak menyangka akan disergap. Mereka mencoba membalas tembakan, tetapi mereka tidak memiliki kesempatan.

Reno dan Tomo berada di garis depan, memimpin serangan. Mereka menembaki pasukan Rafael dengan keberanian dan keterampilan. Mereka bergerak cepat dan mematikan, menjatuhkan musuh satu per satu.

Pertempuran berlangsung selama berjam-jam. Suara tembakan dan ledakan tidak berhenti. Asap dan debu memenuhi udara.

Namun, meskipun kalah jumlah, anggota Red Serpent terus berjuang dengan gigih. Mereka didorong oleh semangat balas dendam dan tekad untuk melindungi markas mereka.

Perlahan tapi pasti, mereka mulai membalikkan keadaan. Pasukan Rafael mulai mundur, Mereka mulai kehabisan amunisi.

Akhirnya, pada saat matahari mulai terbit, pertempuran berakhir. Pasukan Rafael telah dikalahkan. Banyak dari mereka yang tewas dan terluka lalu sisanya melarikan diri.

Reno dan anak buahnya telah menang.

Mereka telah berhasil mempertahankan markas mereka.

Namun, kemenangan itu datang dengan harga yang mahal. Banyak anggota Red Serpent yang terluka. Beberapa dari mereka bahkan tewas.

Reno menatap medan perang dengan tatapan sedih Ia merasa lelah dan hancur.

"Kita menang boss," kata Tomo sambil menepuk bahu Reno.

"Kemenangan ini di bayar dengan cukup mahal?" balas Reno dengan suara lirih.

Tomo terdiam. Ia tahu apa yang dirasakan Reno. Ia juga telah kehilangan banyak teman dan rekan seperjuangan.

"Kita harus menemukan Rafael," kata Reno. "Kita harus mengakhiri semua ini."

"Ke mana dia pergi?" tanya Tomo.

Reno menggeleng. "Aku tidak tahu. Tapi kita akan menemukannya. Aku berjanji."

Reno berbalik dan berjalan menuju ruang utama markas. Ia ingin beristirahat. Ia ingin melupakan semua ini.

Namun ia tahu, ia tidak akan bisa beristirahat sampai Rafael ditangkap.

( Mencari Rafael )

Reno dan Tomo bekerja sama untuk mencari Rafael. Mereka mengumpulkan informasi dari semua sumber yang mereka miliki. Mereka mengintrogasi tahanan, memeriksa catatan telepon, dan menganalisis rekaman CCTV.

Perlahan tapi pasti, mereka mulai mendapatkan petunjuk. Mereka mengetahui bahwa Rafael memiliki beberapa tempat persembunyian di seluruh kota. Mereka juga mengetahui bahwa Rafael memiliki sejumlah informan di kepolisian dan pemerintahan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!