Angel hidup dengan dendam yang membara. Kakaknya ditemukan tewas mengenaskan, dan semua bukti mengarah pada satu nama
Daren Arsenio, pria berbahaya yang juga merupakan saudara tiri dari Ken, kekasih Angel yang begitu mencintainya.
bagaimana jadinya jika ternyata Pembunuh kakaknya bukan Daren, melainkan Pria yang selama ini diam-diam terobsesi padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sifat Asli Ken
Ken baru saja tiba perusahaan, arsenio Corp. perusahaan besar yang bergerak di bidang properti dan tanah.
Beberapa karyawan yang berpapasan dengan dirinya menyapa dan menundukan kepala dengan hormat, Namun Ken tetaplah Ken, dengan raut wajah datarnya Ken tetap melangkah tanpa mempedulikan mereka.
Senyum dan sifat manisnya hanya ia tunjukan di hadapan Angel seorang.
"Selamat pagi tuan Ken. " sapa seorang pria muda yang berumur sama dengan dirinya.
Arion, sekertaris sekaligus asisten kepercayaannya.
ken mengangguk dan memasuki lift khusus petinggi perushaan di ikuti Arion di belakangnya.
Setelah pintu lift tertutup , Ken mulai membuka suaranya.
"Apa ada perkembangan tentang ibuku? " Tanya Ken dengan dingin. Di luar sana tuannya adalah orang yang dingin dan tidak punya hati, dia kuat dan mereka berkata kem beruntung lahir di keluarga kaya bermarga Arsenio. Nmun, yang tidak mereka tahu tuannya adalah salah satu orang yang kurang beruntung perihal keluarga. dia lemah namun tidak pernah menunjukan itu pada publik. Mungkin hanya dirinya dan nona angel lah yang tahu.
"Belum tuan, kami selalu memantau pergerakan nyonya Renata tapi tidak ada satupun tempat yang dia kunjungi membawa kita pada ibu anda. "
Ken hanya diam, pikirannya menerawang jauh.
"ibu.. apa kamu baik-baik saja? aku berharap Tuhan selalu melindungimu" Gumamnya dalam hati. sudah hampir lima belas tahun dia mencari keberadaan sang ibu namun hasilnya belum terlihat sama sekali, zonk.
Lift berdenting pelan, Ken melangkah di ikuti Arion di bbelakangnya.
"Apa jadwal hari ini? "
"Tidak ada jadwal meeting untuk hari ini tuan. " jawab Arion dengan suara tenangnya. ia sudah terbiasa bekerja dengan ken yang dingin dan irit bicara.
Ken menatap dingin pada seorang wanita yang mondar mandir di depan ruangannya. wanita itu adlaah resepsionis di lantai ini.
Arion melangkah terlebih dahulu menghampiri Nindi.
"apa yang terjadi? " tanya Arion.
Nindi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Arion dengan wajah ketakutan. lalu pandangannya beralih pada pria di belakang Arion. atasannya.
nindi menelan ludah dengan kasar, keringat dingin mengucur dari pelipisnya.
Arion mengernyit saat nindi hanya diam memandang ken dnegan wakah ketakutan.
"Ada apa? " tanya arion lagi. Nindi menatap Arion dnegan wajah yang pusat pasi.
Nindi menjawab dengan gelagapan.
"Anu... pak.. itu--- itu-"
"katakan dengan jelas! " Ken yang merasa kesal membentak Nindi dengan suara yang keras membuat Nindi semakin ketakutan.
"Tenang Nindi. katakan ada apa? " Suara lembut Arion mengalihkan perhatian Nindi.
"ituu bu Aluna ada di ruangan pak ken. " jawabnya dengan suara pelan. seperti dugaan, wajah len langsung memerah rahang pria itu menegang dengan kedua tangan terkepal erat.
semua orang di kantor tahu bahwa CEO mereka tidak menyukai istrinya sendiri. pernikahan mereka adalah pernikahan bisnis yang di laksanakan dengan terpaksa. Semua orang di kantor Arsenio tahu tentang hubungan Ken dengan Angel malah sebagian besar mendukung mereka. Karena selain hubungan yang sudah terjalin lama mereka berdua juga adlah pasangan yang sangat serasi. Hanya angellah yang mampu menaklukan hati CEO mereka. saat angel berkunjung ke perusahaan lara staf selalu bergembira, selain ramah angel juga sering berbagi pada karyawan kantor .
Dengan langkah cepat Ken membuka pintu ruangan CEO dengan setengah mendobraknya. disana matanya terpaku saat melihat Aluna sedang merusak bingkai poto yang berisi dirinya bersama Angel.
Aluna menoleh, saat mendengar pintu terbuka dnegan suara keras.
"Apa yang kau lakukan jalang! " teriak Ken dnegan suara lantang. emosi yang tadi sudah menumpuk di ubun-ubunnya kembali bertambah dan meledak melihat bingkai poto angel di rusak.
Aluna tersentak mendnegar ucapan dari Ken. hatinya sakit saat suaminya sendiri mengatai dirinya jalang.
Nindi dan Arion hanya mematung di depan pintu. mereka tidak bisa berbuat apapun untuk menyelamatkan Aluna. Mereka sendiri ketakutan saat melihat sorot mata CEO nya yang sudah memerah.
Ken melangkah dengan langkah lebar menghampiri Aluna. Dengan tangan besarnya dia menjabat rambut Aluna dengan kuat.
"aghh ken sakit. "Aluna meringis kesakitan, rambutnya seperti mau copot dari kepalanya. Tanpa belad kasihan Ken menarik rambut Aluna menyeretnya keluar dari ruangan.
Ken tidak mempedulikan tatapan para karyawan eksekutif yang ada di lantai atas. tangannya masih terus menarik rambut Aluna dengan keras tidak mempedulikan rintisan Aluna.
"Kenn sakitt.. aku mohon lepaskan! " Air mata sudah mengalir dari kedua mata Aluna.
Ken membawa Aluna menuju lift, sedangkan Arion hanya mengikuti dari belakang tidak mampu berbuat apapun.
Merke bertiga tiba di lantai lima, lantai yang paling banyak di isi oleh para staff baik magang ataupun yang sudah tetap.
Dengan kasar ken membanting Aluna ke lantai, bahkan setitik pun dia tidak sudi menyentuh kit wanita itu.
"aghhh." Aluna menjerit kesakitan mengundang perhatian para staf. Mereka berkerumun memandang darikesalahan. Tak ada satupun dari mereka yang berniat membantu Aluna. Karena mereka tahu CEO mereka tidak mungkin melakukan hal itu jika istri bisnisnya tidak melakukan sebuah kesalahan.
"aku tidak sengaja ken, aku mohon maafkan aku." Aluna bersujud di kaki Ken namun dengan cepat ken memghempaskannya kasar . mata ken masih memerah karena emosi.
Kondisi Aluna jauh dari kata baik, rambutnya sudah acak-acakan bahkan rontok air mata membasahi wajahnya bahkan bajunya sudah sangat kusut. ia terus menggumamkan kata maaf tidak menyangka bahwa hal kecil yang ia lakukan akan berdampak besar pada kemarahan ken.
"Aku mohon.. maafkan aku ken. "
Ken menulikan telinganya. Ia mengambil dalu lidi dari OB yang kebetulan sedang melintas di lantai lima.
Tanpa belas kasihan dia mencambukan sapu lidi itu pada tubuh Aluna.
Ctass..
"aghhh " Aluna menjerit kesakitan. para stapp menatap ngilu.
ctass.
"aghhh.. ken aku mohon maafkan aku. ken jangann.. " teriakan Aluna menggema memenuhi lantai lima. Setiap Aluna hendak bangkit mencoba berlari dengan kejamnya ken mendorong tubuhnya kembali ke lantai.
"Matii kau jalang. " ucap Ken dengan dingin. suaranya memang tidak keras namun cukup di dengar oleh semua orang yang ada di sana. mereka semua bergidig ngeri melihat kekejaman sang CEO pada istrinya.
"ken." suara Aluna mulai melemah tubuhnya sudah hampir penuh dengan rasa sakit.
Arion yang sudah merasa iba pada Aluna menyingkir dari kerumunan. ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Angel.
Dengan santai Angel melangkah keluar dari pantry. senyummya masih terus mengembang bahkan saat pintu lift sudah tertutup.
Ia menekan angka lima belas, lantai tempat dia bekerja.
Drtt... drtt.. drtt
suara dering ponsel memecah kesunyian di lift. Angel merogoh ponselnya dahinya berkerut bingung saat melihat nama Arion asisten ken di sana.
"Halo Arion. "
"Nona saya mohon datanglah ke kantor tuan. Tuan membuat masalah lagi Nona. tidak ada satu orangpun yang bisa mengendalikannya. " suara Arion di sebrang sana terdengar panik.
"Apa maksudmu Arion? " Angel berusaha menguasai dirinya yang mulai di liputi rasa khawatir.
"Tuan Ken mengamuk dan menyakiti Aluna. saya takut Non Aluna sekarat. "