Dihina dan direndahkan oleh keluarga kekasihnya sendiri, Candra Wijaya benar-benar putus asa. Kekasihnya itu bahkan berselingkuh di depan matanya dan hanya memanfaatkannya saja selama ini.
Siapa sangka, orang yang direndahkan sedemikian rupa itu ternyata adalah pewaris tunggal dari salah satu orang terkaya di negara Indonesia. Sempat diasingkan ke tempat terpencil, Candra akhirnya kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada.
Fakta mengejutkan pun akhirnya terkuak, masa lalu kedua orang tuanya dan mengapa dirinya harus diasingkan membuat Candra Wijaya terpukul. Kembalinya sang pewaris ternyata bukan akhir dari segalanya. Ia harus mencari keberadaan ibu kandungnya dan melindungi wanita yang ia cintai dari manusia serakah yang ingin menguasai warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Harta, Tahta dan Wanita "Kembalinya sang Pewaris. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Erlin seketika memundurkan langkahnya seraya menutup mulut menggunakan telapak tangan. Matanya membulat, memandang wajah Rosalinda yang seketika ambruk tidak sadarkan diri setelah mengatakan kalimat terakhirnya.
"Ya Tuhan, jadi Nyonya Rosalinda ada hubungan dengan Askara Wijaya, Ayah kandung Candra?" gumamnya dengan rasa tidak percaya. "Apa sebenarnya Nyonya ini istrinya Tuan Askara? Atau, dia selingkuhannya?"
Rosalinda tiba-tiba kembali bangkit dengan mata terpejam membuat Erlin terkejut. Namun, wanita berusia 50-han itu kembali ambruk dalam posisi terlentang.
"Dasar brengsek," racau Rosalinda, masih dengan mata terpejam. "Awas aja, sampai mati pun aku gak akan pernah membiarkan anakmu menguasai semuanya. Gak akan!"
Erlin hanya terdiam, tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Kedua matanya nampak lekat memandang wajah sang majikan yang terlihat begitu tertekan dan memendam kesedihan yang mendalam. Wanita paruh baya itu benar-benar terlelap setelah memuntahkan semua yang ia pendam selama ini.
"Ya Tuhan, aku harus bagaimana sekarang? Kasihan Nyonya Rosalinda, tapi aku udah berjanji sama Candra akan membantu dia," batin Erlin seketika dilanda rasa dilema.
***
Keesokan harinya tepatnya pukul 08.00, Rosalinda mengedipkan pelupuk matanya pelan dan beraturan seraya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar sebelum akhirnya bangkit dan duduk tegak seraya memijit pelipis wajahnya yang terasa pusing, masih dengan mata terpejam.
"Ya Tuhan, berapa banyak aku minum? Kepalaku pusing banget," gumamnya, perlahan membuka kedua mata lalu menatap sekeliling.
"Anda sudah bangun, Nyonya?" tanya Erlin yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, melangkah mendekati ranjang.
"Kamu ko masih di sini? Gak kembali ke kamar kamu?"
"Saya gak tega ninggalin Anda dalam keadaan mabuk, Nyonya. Makannya saya tidur di sini semalam. Eu ... tapi kalau Anda udah baik-baik aja, saya bisa pergi sekarang."
Rosalinda mengangguk-anggukkan kepala lalu kembali berbaring telentang. Menatap langit-langit kamar hotel, di mana satu buah lampu LED nampak terang menyilaukan mata. Keningnya seketika mengerut seraya menggerakkan matanya ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk mengingat apa yang terjadi kemarin hingga dirinya tidak sadarkan diri. Wanita itu pun menoleh dan menatap wajah Erlin yang tengah berdiri di samping ranjang, siap menunggu perintahnya.
"Apapun yang kamu dengar kemarin, aku percaya sama kamu, Er," ujarnya seraya duduk tegak. "Cuma kamu satu-satunya orang yang aku percaya. Jadi, aku harap kamu tidak mengkhianati aku dan tetap berada di sampingku apapun yang terjadi. Paham?"
Erlin terdiam dengan perasaan gugup dan salah tingkah.
"Kenapa kamu diem aja, Erlin? Kamu paham apa yang aku katakan?" tegur Rosalinda dengan tegas.
Erlin terperanjat. "Hah? I-iya, saya paham, Nyonya. Saya janji gak akan mengkhianati Anda. Anda bisa percaya sepenuhnya sama saya."
"Ngomong apa aku ini? Aku udah janji sama Candra akan ngebantu dia dan sekarang aku berjanji sama Nyonya Rosalinda gak akan mengkhianati dia? Tuhan tolong, aku harus bagaimana?" batin Erlin kembali dilanda rada dilema.
Rosalinda adalah majikan yang royal. Ia sudah bekerja dengan wanita itu lebih dari dua tahun lamanya. Apa ia tega mengkhianatinya demi Candra, orang yang baru ia kenal selama beberapa hari? Erlin larut dalam lamunan. Setelah mengetahui rasa sakit yang dialami oleh Rosalinda, niatnya untuk mengkhianati sang majikan dan membantu Candra pun mulai ragu ia lakukan.
"Erlin!" tegur Rosalinda lagi, merasa heran.
"I-iya, Nyonya. Maaf, semalam saya kurang tidur. Makannya agak ngantuk," jawab Erlin beralasan, mencoba untuk bersikap biasa saja.
"Hmm ... baiklah, kamu boleh balik ke kamar kamu sekarang. Setelah kamu istirahat, aku minta kamu dampingi Candra di pabrik. Ajari dan bimbing dia, tapi--" Rosalinda menahan ucapannya.
"Tapi apa, Nyonya?"
"Jangan sampai Candra curiga kalau kamu mata-mataku. Ingat, aku mau kamu tetap bekerja profesional. Aku gak mau kalau kamu sampe punya perasaan apa-apa sama dia. Paham?"
"Baik, saya paham, Nyonya."
"Sepertinya, aku harus membuang rasa iba-ku sama Candra. Rasanya aku tak tega mengkhianati Nyonya Rosalinda. Cuma aku orang yang dia percayai," batin Erlin seraya memandang lekat wajah Rosalinda dengan perasaan iba.
"Kamu boleh pergi sekarang," titah Rosalinda dan hanya dijawab dengan anggukan patuh oleh sang asisten.
***
Sementara itu di pabrik PT Sejahtera Abadi, Candra yang baru menjabat sebagai Direktur Cabang nampak berjalan menuju ruangan miliknya. Dengan mengenakan jas hitam lengkap dengan dasi senada juga rambut disisir rapi, pria itu menjelma menjadi orang yang berbeda. Penampilannya bak CEO yang ada di drama Korea. Tampan dan berkarisma, gelar orang miskin yang selama ini melekat di dalam dirinya pun benar-benar hilang dalam sekejap mata.
"Candra!" seru seorang wanita, berlari mengejar dari arah belakang.
Candra sontak menahan langkahnya, terdiam sejenak seraya menarik napas dalam-dalam. Ia mengenal suara cempreng seorang wanita yang baru saja menyerukan namanya. Siapa lagi kalau bukan Viona, mantan kekasih yang pernah mengkhianati bahkan menghinanya sedemikan rupa.
"Astaga, mau apa lagi sih Viona manggil saya segala?" gumamnya dengan kesal, lalu memutar badan dengan wajah datar.
Viona seraya tersenyum lebar, menghentikan langkahnya tepat depan Candra dengan napas terengah-engah karena sempat berlari. "Kamu mulai kerja hari ini, ya?" tanyanya.
Candra menatap Viona dari ujung kaki hingga ujung rambut masih dengan raut wajah yang sama. "Terus, lagi ngapain kamu di sini? Sekarang udah masuk jam kerja, 'kan? Saya gak ada waktu buat ngeladenin kamu, Viona. Permisi," jawabnya lalu berbalik dan hendak melangkah.
"Tunggu aku, Candra," pinta Viona, meraih pergelangan tangan Candra menahan kepergiannya. "Ada yang mau aku katakan sama kamu, Can. Kita bicara sebentar, ya."
Candra mendengus kesal seraya melepaskan lingkaran tangan Viona. "Lima menit, saya kasih kamu waktu lima menit buat bicara."
"Eu ... a-aku cuma mau bilang sama kamu kalau aku udah putus sama Bram."
"Terus?"
"Ya, kita bisa dekat lagi seperti dulu. Aku masih berharap bisa balikan lagi sama kamu, Candra. Sumpah demi apapun, aku benar-benar nyesel udah mutusin kamu."
Candra tersenyum menyeringai seraya memperbaiki dasi yang melingkar di lehernya. "Mohon maaf, Viona. Sampai mati pun saya gak akan pernah balikan lagi sama kamu. Apa kamu lupa sama apa yang udah kamu lakuin sama saya?"
"Aku benar-benar menyesal, aku mohon maafin aku, Candra. Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi."
"Oke, saya maafin kamu, tapi maaf saya gak akan pernah balikan sama kamu. Kamu lupa saya ini siapa?"
Viona terdiam, memandang lekat wajah Candra dengan bola mata memerah.
"Saya Direktur di pabrik ini. Jadi, mulai sekarang jaga sikap kamu dan jangan so akrab sama saya kalau kamu gak mau saya pecat. Paham?"
"Apa kamu udah punya wanita lain? Secepat itu kamu move on dari aku, Candra? Dulu kamu cinta mati sama aku, semudah itu kamu melupakan aku?"
"Kalau iya, kenapa?" tanya Candra masih dengan seringai tipis yang mengembang di kedua sisi bibirnya. "Saya memang udah nemuin wanita lain yang lebih segalanya dari kamu. Yang pasti, wanita itu tulus mencintai saya tanpa memandang status saya. Tidak seperti kamu, kamu mencampakkan saya hanya karena saya miskin, dan sekarang kamu mengemis cinta setelah tau siapa saya? Meskipun kamu menangis darah sekalipun, saya gak akan pernah mau kembali sama kamu. Paham?"
Bersambung ....
lh
sekarang ohhh ada yang sengaja niat
jahat menculik Candra jadi tukang sapu jadi viral bertemu orang tua nya yang
tajir melintir setelah hilang 29 th lalu
👍👍
jangan mendekati viona itu wanita
ga benar tapi kejam uang melayang
empat jt ga taunya menipumu Chan..😭