Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14. DIKLAT HARI PERTAMA
Entah kenapa aku merasa kali ini keputusanku sudah benar menerima cinta Bayu.
Aku tidak mungkin bersama kak George, karena kalau aku bersama kak George, ada hati yang akan terluka. Dan yang pastinya Bayu lah yang akan terluka. Aku tidak bisa menolak cinta Bayu, karena aku pun mempunyai rasa terhadap Bayu.
Aku melihat kak George dan kak Kinan sangat dekat, apakah mereka sudah pacaran atau hanya sekedar teman.
Ada sedikit rasa cemburu melihat kedekatan kak George dengan kak Kinan, tapi aku harus bisa menahan rasa itu. Karena aku harus sadar diri siapa aku, dan siapa kak George.
Aku memang sangat merindukan teman kecilku itu, sangat merindukannya, dan aku pun ingin sekali bertemu dengannya.
Awalnya aku kaget setengah mati pas tau bahwa teman kecilku itu dekat sekali denganku. Dan lebih terkejut lagi ketika aku tau bahwa teman kecilku itu adalah kak George, kakak tiri dari Bayu.
Aku hanya mau yang terbaik untuk kami semua. Dan aku akan berusaha mencintai Bayu dengan sepenuh hatiku. Dan tanpa sadar aku pun tertidur dengan sangat nyenyaknya, sampai....
"BANGUN...BANGUN..."
Di jam empat pagi kami semua terbangun karena mendengarkan suara senior-senior yang membangunkan kami.
Kami pun segera bangun, mencuci muka dan menyikat gigi secara cekatan, kalau lama-lama takut kena marah dari para mentor kami.
Kami pun segera berbaris sesuai dengan kelompok kami masing-masing. aku melirik kepada Bayu, yang aku lihat wajahnya pucat dan sedikit gemetar. aku hanya takut kalau dia sampai sesak nafas karena memang udaranya sangat dingin sekali.
Awalnya kami berdoa dulu menurut kepercayaan kami masing-masing, lalu para senior memberikan kami dua keping biskuit yang harus cepat kami kunyah dan kami telan. Lalu mereka memberikan kami air hangat yang harus kami minum satu gelas besar itu untuk delapan orang.
Para senior pun mengajak kami untuk olahraga di pagi hari itu. bilangnya supaya bisa mengeluarkan keringat. tapi menurutku apa bisa ya di pagi yang dingin ini kami mengeluarkan keringat..??
Kami olahraga sampai jam lima, setelah itu mereka menyuruh kami untuk istirahat tapi tidak boleh mengganti baju yang kami pakai itu.
Tidak lama kemudian kak George datang ke tenda kami dan melihat keadaan kami dan terutama keadaan Bayu.
"Bay, kamu baik-baik aja kan? kalau kamu gak kuat kasih tau ya? trus sebentar lagi makan pagi habis kamu harus minum obat. selama di gunung kamu harus nurut sama saya dan Dona, jangan bandel kalau dikasih tau!" ucap kak George kepada Bayu.
"Iya, bawel banget sih..!! kamu gak usah ragu, selama ada Dona, aku akan selalu nurut." ucap Bayu sambil senyum-senyum.
Kak George sempat melihatku, aku sempat balas menatapnya tapi setelah itu aku pura-pura memperbaiki tali sepatuku.
Beberapa senior membawakan kami teh dengan gelas besar dan juga roti balok ukuran besar untuk kami bagi per kelompok.
Kami minum dan makan roti sambil mendengarkan penjelasan dari senior tentang materi kompas sambil menunggu makan pagi.
Penjelasan tentang materi kompas ini dibawakan oleh salah satu mentor senior kami yaitu bang Harto.
Dan itu dijelaskannya per kelompok, kebetulan kelompok kami memang mendapatkan penjelasan dari bang Harto, sedangkan kelompok yang lainnya dijelaskan oleh senior yang lain.
Bang Harto orang yang ramah, baik dan juga humoris. paling tidak pada saat penjelasannya kami tidak merasa tegang ataupun takut. malah kami jadi lebih santai dan rileks, dan penjelasannya juga mudah untuk dimengerti.
Setelah selesai penjelasan tersebut, kami pun segera makan pagi. makan pagi itu ditaruh dalam satu wadah yang lumayan besar dengan delapan sendok, dan itu pun harus kami makan bersama-sama. mau kenyang ataupun tidaknya itu nanti urusan belakangan yang penting adalah kebersamaan.
Setelah selesai makan kami beristirahat sejenak untuk kembali melanjutkan kegiatan berikutnya.
**
Setelah istirahat dari makan pagi kami, kami pun melanjutkan acara berikutnya yaitu materi tentang survival dan juga kuis sambil menunggu makan siang.
aku melihat Bayu yang ternyata juga sedang menatapku. Aku tersenyum malu padanya, dan dia pun membalas senyumanku. aku dan dia seperti ABG yang sedang jatuh cinta.
Bayu sangat tampan, tinggi, putih, bisa dikatakan dia mempunyai badan atletis dan juga kekar. Hanya itu kasihannya karena dia mempunyai penyakit asma akut.
Tanpa terasa materi selesai dan sudah waktunya untuk makan siang. kami pun segera makan siang, setelah itu mereka memberikan istirahat dua jam kepada kami.
Aku yang memang merasa sangat mengantuk dan juga badanku sangat tidak enak pun segera memejamkan mataku selama 30 menit.
Dan saat itu aku mendengar suara orang berteriak kepadaku, "'wooii...siapa yang suruh kamu tidur? dikasih istirahat bukannya untuk tidur tapi untuk bersih-bersih tendamu ini." teriaknya.
Aku pun segera membuka mataku dan melihat, ternyata kak Kinan yang berteriak kepadaku itu. lalu Lidya pun segera menjawab, "kak Kinan, Dona sakit kak, badannya panas sekali, jadi tolong pengertiannya."
"Pengertian apa maksudmu itu? tidak ada kata pengertian di sini! kalau sudah tau sakit jangan ikut diklat di sini. di sini bukan tempat untuk anak manja." ucap kak Kinan dengan sangat kasar.
"Kakak ini manusia atau bukan sih? gak punya hati banget. Kita kan tidak pernah tau kapan kita akan sakit ataupun mati. Bisa saja saya lihat kak Kinan hari ini sehat, tapi esok siapa yang tau, jangan sampai denger berita kak Kinan udah mati!" jawab Lidya blak-blakan yang membuat kak Kinan memelototinya dengan sangat emosi. Dan kami yang mendengarkannya berusaha menahan tawa.
"Sudah-sudah Lidya gak apa-apa, aku masih sanggup kok. tidak usah membantah dengan senior, nanti malah jadi masalah." ucapku menenangkannya.
"Nah itu masih sanggup, sok-sokan manja! dan satu lagi jangan coba-coba mencari perhatian dari George, gak usah sok kecantikan di sini!" ucap kak Kinan sambil berjalan meninggalkan kami berdua
"Dona, kamu sabar banget sih! pengen gua gampar aja mulutnya. lagian kak George gak mungkin mau sama cewek ular macam dia." ucap Lidya yang membuat aku tertawa terbahak-bahak.
Lalu kami pun segera melanjutkan pekerjaan bersih-bersih tenda, aku merasa sangat pusing. tapi mau bagaimana lagi daripada kena semprot lagi dari kak Kinan, lebih baik nurut aja apa kata nenek lampir itu.
Saat aku sedang membersihkan halaman sekitar tenda, aku melihat kak George berjalan dari arah tendanya menuju tenda kami. Dan entah kenapa aku merasakan pusing yang teramat sangat, dan aku pun langsung terjatuh, yang pada saat itu ada yang menangkap tubuhku, yang aku sendiri tidak tau siapa dia...??
"Dona...??"
***BERSAMBUNG***