Agares Everett adalah salah satu iblis yang tidak memiliki inti sihir, karena tidak memiliki inti sihir membuat Agares tidak bisa menggunakan sihir seperti iblis pada umumnya.
karena tidak bisa menggunakan sihir Agares menjadi iblis yang sangat lemah, ia sampai di khianati oleh pacarnya sendiri dan di buang ke hutan.
siapa sangka di hutan itu, Agares mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya, yaitu darah Kraken sosok monster yang di anggap mitos namun ternyata benar benar ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Crimson Crescent Moon
Kin dan Gin kemudian menceritakan semua tentang Agares, Kin dan Gin sendiri tidak menyebutkan nama Agares kepada Tuan Veriz karena mereka berdua tidak mengenal siapa Agares, mereka berdua hanya mendengar kabar angin tentang anak tuan Kaja yang tidak memiliki inti sihir.
Tuan Veriz memegang dagunya, bola matanya menatap lantai keramik di bawahnya dengan tatapan kosong.
Ekspresinya menunjukan bahwa dia sedang berpikir keras, "Iblis dengan kekuatan fisik yang sangat mengerikan, mampu mengalahkan dua Lion dengan ring cakra level dua puluh delapan? Aku yakin sekali iblis itu adalah salah satu Anggota dari organisasi Crimson Crescent Moon." Batin tuan Veriz.
"Namun mengapa anggota organisasi Crimson Crescent Moon mau menolong rakyat kecil? Mereka hanya bergerak jika mereka di bayar. Apa jangan jangan Pak Tua Jensen membayar salah satu Anggota dari organisasi Crimson Crescent Moon untuk melawan diriku?"
"Ini tidak bisa di biarkan, aku harus segera menghabisi Pak Tua itu sebelum dia bertindak lebih jauh lagi, dia adalah satu satunya saksi kunci yang mengetahui kebusukanku dan Nyonya Martha."
"Namun bagaimana caranya agar aku bisa membunuh Pak Tua itu? Apakah aku harus turun tangan sendiri? Tidak, tidak jika aku turun tangan sendiri bisa bisa ada warga yang melihatnya dan citraku akan semakin buruk di mata mereka. Aku harus menjaga kepercayaan mereka."
"Lebih baik aku diskusikan masalah ini dengan Nyonya Martha."
Kemudian Tuan Veriz menatap ke arah Kin dan Gin, "Kalian berdua, segera rawat diri kalian di rumah sakit. Setelah itu datanglah ke rumahku."
"Baik Tuan Veriz." Jawab Kin dan Gin dengan cepat dan serentak.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat sekali, matahari kembali turun di gantikan dengan bulan purnama, angin berhembus pelan membawa hawa dingin yang menusuk tulang.
Burung burung hantu bertengger di atap atap istana Alon.
Di dalam kamar mewah yang di penuhi dengan perabot berlapis emas tipis, Putri Kirana berdiri di depan jendela besar berbingkai ukiran. Lampu dinding crystal memantulkan cahaya hangat, membuat bayangan tubuhnya tampak jelas. Padahal jam menunjukan sudah lewat tengah malam, saat semua penghuni istana sudah terlelap dalam mimpi.
Putri Kirana mengamati pemandangan di luar dengan mata sembab, ia begitu khawatir dengan keadaan Agares yang di buang di tengah hutan Larangan.
"Aku tidak boleh berdiam diri di sini, Agares dalam bahaya. Tapi bagaimana caranya aku bisa keluar dari istana sementara penjagaan di sini sangat ketat?" Tanya Putri Kirana dalam hatinya dengan bingung.
Kirana mengigit bibirnya sendiri dengan ekspresi gelisah, "apalagi yang kudengar, komandan Carrion dan beberapa prajurit elite istana tewas di hutan Larangan tanpa sebab yang sampai saat ini belum di ketahui."
Kirana mengelap Air matanya, dia kemudian berjalan menuju ke pintu kamar.
Klik!
Ketika pintu kamar putri kirana terbuka, menampakan pemandangan para pelayan istana yang tertidur di lantai dengan alas tikar, mereka memang sengaja tidur di situ memastikan agar putri kirana tidak keluar kamar.
Putri Kirana menatap sesaat mereka, kemudian dia mengabaikannya dan berjalan menuju ke halaman belakang istana, tempat di mana ia sering menyendiri.
Putri Kirana berjalan dengan santai, dia sama sekali tidak mengkhawatirkan ada pelayan istana yang melihatnya karena ini adalah tengah malam, kebanyakan sudah tertidur.
Sementara Para prajurit tidak tinggal di Istana, mereka tinggal di bangunan pinggir istana, dan kebanyakan dari mereka sedang berpatroli menjaga keamanan Kota Vealdera.
Singkat cerita Akhirnya Kirana sampai di halaman belakang istana, halaman belakang istana Alon adalah sebuah taman bunga dan di tengah tengahnya terdapat sebuah kolam jernih berisi ikan ikan dan tanaman enceng gondok.
Putri Kirana duduk di pinggiran Kolam, dia melihat pantulan dirinya sendiri di air kolam yang sangat jernih itu, sesekali Kirana mencabut bunga di sekitarnya dan ia hirup.
Secara tidak sengaja manik mata Kirana menatap ujung halaman belakang istana ini, di ujung halaman belakang istana ini terdapat pagar besi setinggi pinggang iblis dewasa dan terdapat bunga bunga mawar merah indah yang tumbuh di dekat pagar itu.
Namun apa yang membuat Putri Kirana tertarik bukanlah Bunga bunga mawar indah itu, namun dua iblis yang sedang berdiri saling berhadap hadapan.
Mereka berdua tidak lain tidak bukan adalah Pangeran Close dan Margareth. Margareth terlihat menyerahkan sebuah kotak kayu dengan ukiran ukiran aneh.
Pangeran Close tanpa basa basi lagi langsung membukanya, ia mendapati di dalamnya adalah sebuah mutiara, "hmm..." Close bergumam pelan, "Apakah ini hadiah untukku sayang, sebuah mutiara laut biasa?" Tanya Close.
Margareth menggelengkan kepalanya, "Pangeran, itu bukanlah mutiara laut biasa, itu adalah sebuah pil." Jawab Margareth.
"Hah pil?" Ulang Close dengan ekspresi kaget di wajahnya, "ini pil?"
Vivi menganggukan kepalanya, "benar sekali Pangeran, mana mungkin aku akan memberikanmu hadiah yang biasa saja, ini adalah sebuah pil yang mampu meningkatkan energi sihir anda."
"Benarkah? Kalau begitu apakah aku boleh menelannya sekarang?" Tanya Pangeran Close.
Margareth menggelengkan kepalanya, "Lebih baik anda urus dahulu adik anda itu Pangeran." Ucap Margareth seraya menatap ke arah Putri Kirana, secara samar sudut bibir Margareth terangkat sedikit.
Pangeran Close menatap apa yang di tatap, oleh Margareth ia melihat Putri Kirana duduk di pinggiran Kolam mengamati mereka berdua.
"Kirana! Kenapa kamu keluar dari kamarmu?" Teriak Pangeran Close dari kejauhan.
Kirana tidak menjawab, ia justru menyipitkan matanya menatap Margareth, "dia.... bisa mengetahui diriku ada di sini." Ucap Kirana dalam hatinya menatap Margareth.
Putri Kirana merasakan perasaan aneh ketika menatap Margareth, di dalam dadanya ada sesuatu yang berdenyut-- campuran antara kewaspadaan dan rasa bahaya yang samar.
Margareth menatap balik Putri Kirana, tatapan mereka bertemu di udara, tajam, diam dan penuh makna tersembunyi.
Antar Putri Kirana----
Dan Margareth----
***
Sementara itu di tengah tengah hutan belantara, entah hutan itu terdapat di pulau apa.
Sebuah goa besar, sangat besar dengan ketinggian mencapai 30 meter, berdiri di tengah tengah hutan.
Lumut lumut hijau tampak menutupi dinding dinding Goa, di dalam Goa itu suasana sangat gelap dan pengap.
Sebuah patung iblis dengan kain yang menutupi bagian matanya tampak berdiri diam mematung di sana, kedua tangan patung itu tampak mencengkeram udara dengan rantai hitam di pergelangan tangannya.
Rambut patung itu hitam dan panjang, mulutnya terbuka menampilkan taring taringnya, tanduk panjang melengkung terlihat di dahinya.
Sementara di dinding Goa tepat di atas patung itu, terdapat logo bulan sabit berwarna merah darah--- Crimson Crescent Moon.
Lap!
Lap!
Lap!
Secara serentak 10 kelebatan bayangan hitam datang secara bersamaan kemudian berdiri di atas jemari patung itu, 10 sosok misterius dengan jubah hitam dan logo bulan sabit merah darah di bagian punggungnya.