NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Dong dong dong..

langkah kaki terdengar di koridor lantai dua, itu adalah Emily yang melangkah menuruni tangga dan Emy yang melangkah di belakangnya.

Dari bawah, Ethan sudah mengenakan jas, bersiap untuk pergi ke perusahaan, melihat ke arah tangga.

"Ayah sudah duluan ke kantor, kalian bareng kakak saja ya.."

Emy memperhatikan Ethan yang memegang coklat panas, berfikir apakah itu adalah miliknya.

Sayang sekali, ternyata Ethan memberikannya pada Emily dan berkata, "Kakak sudah buatkan roti lapis, makan dulu, kakak akan memanaskan mobil"

Sebagai orang yang dulu paling di sayang oleh Ethan, Emy merasa agak iri pada kakak keduanya yang seolah mencuri perhatiannya.

Bukan hanya itu, dia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya, memikirkan lukisan kemarin, meskipun dia sudah diangkat menjadi murid Master Cha, dia tidak bisa bahagia.

Dia dengan ragu-ragu bertanya kepada pengurus rumah tangga Bibi Wang kemarin, dan Bibi Wang tidak tahu siapa orang itu.

Emy merasakan perasaan cemberut muncul di kepalanya, dan tanpa memikirkannya, dia bertanya, "Mengapa kakak masuk ke jurusan seni? Bukankah kakak tidak pandai melukis?"

Emily menoleh, sambil menggigit roti lapisnya, tatapan matanya jatuh pada Emy, namun senyum tipisnya tidak hilang.

“Tidak pandai melukis?" Emily mengulang ucapan adiknya itu dengan nada tenang, seolah-olah kalimat itu bukan hinaan, melainkan pertanyaan biasa.

"Mungkin aku tidak sebaik kamu, tapi… aku suka seni. Itu sudah cukup sebagai alasan, kan?"

Emy menggertakkan gigi. Jawaban santai itu justru membuatnya semakin tidak puas. Ia ingin Emily merasa minder, bukan malah terdengar yakin dengan pilihannya.

"Lagi pula ibuku memiliki bakat, jika aku rajin pasti aku lebih baik darimu"

Lanjut Emily, dia merasa aneh mengapa tiba-tiba Emy tidak suka dengan pilihannya masuk jurusan yang sama dengannya.

Ethan yang baru saja kembali setelah memanaskan mobil, mendengar percakapan mereka, dia menatap Emy sekilas, tatapannya penuh peringatan.

“Emy,” katanya dengan nada datar, “kalau kamu punya waktu untuk mengomentari pilihan orang lain, gunakan saja waktu itu untuk berlatih. Bakat tanpa kerja keras tidak ada artinya.”

Ucapan itu seperti cambukan bagi Emy. Dulu, Ethan selalu membelanya. Apa pun yang ia lakukan, kakaknya selalu ada di pihaknya. Tapi sekarang, justru Emily yang mendapat perhatian dan pembelaan.

Emily menunduk, pura-pura sibuk menggigit roti lapisnya, meskipun hatinya hangat karena Ethan berdiri di sisinya.

Emy, dengan wajah masam, buru-buru keluar lebih dulu, dia tidak tahan melihat pemandangan itu lebih lama.

Tapi dalam hatinya, rasa iri bercampur penasaran terus tumbuh. Tentang Emily, tentang jurusan seni, dan tentang “orang misterius” yang sempat ia tanyakan pada Bibi Wang.

“Aku harus tahu,” gumamnya dalam hati sambil menggenggam erat tali tasnya. “Aku harus tahu siapa yang melukis itu..”

Di belakang, Ethan menepuk bahu Emily dengan lembut. “Jangan pedulikan ucapan Emy. Kakak tahu kamu bisa.”

Emily menoleh, menatap Ethan dengan mata berbinar. “Terima kasih, Kak..”

Begitu Emily dan Ethan masuk ke dalam mobil, ekspresi Emy kembali tenang, tidak mungkin dia meributkan hal sepele lagi, bisa saja kakaknya makin kesal padanya.

"Cepat masuk.. kalian hampir terlambat!"

Seru panitia ospek ketika Emily dan Emy tiba bersama beberapa mahasiswa lain yang hampir terlambat juga.

Keduanya masuk di barisan yang sama, hari itu matahari begitu terik hingga Emily tidak sanggup melihat ke podium, dia hanya mendengarkan pengumuman sambil menundukkan kepalanya.

"Hari ini adalah hari terakhir kegiatan ini di laksanakan, oleh sebab itu mahasiswa baru akan melakukan diarahkan untuk melihat fasilitas kampus, di harapkan agar tidak ada yang keluar dari barisan"

Tiap-tiap kakak tingkat sejurusan mengambil alih mahasiswa junior mereka, gedung dan kelas dari fakultas seni berada di ujung barat dari auditorium.

"Huh.. panas sekali, tidak bisakah kita istirahat dulu?," keluh salah satu mahasiswa di depan Emily.

Mungkin beberapa kakak tingkat mendengar hal itu, mereka memberikan waktu 20 menit untuk mahasiswa baru duduk di samping pohon dan minum air yang di bawa.

"Kak.. temani aku beli minuman yuk"

"Kau tidak bawa air minum?," tanya Emily menyelidik.

"Aku lupa nih, ayo kak.. aku sudah izin ke kantin, cuma di kasih waktu 5 menit buat beli"

Emily menghala nafas, namun dia berdiri mengikuti langkah Emy, lebih baik dia ikut dari pada gadis itu melaporkan yang tidak baik tentang dirinya pada ayah.

Sesampainya di kantin, Emily menunggu Emy di salah satu meja sambil memandang danau buatan yang ada di sisi kiri kantin, gambaran sebuah lukisan langsung masuk ke dalam pikiran Emily, membuatnya ingin segera pulang untuk melukisnya.

Beberapa menit kemudian, Emily menoleh mencari Emy, namun gadis itu tidak ada disana.

Dia berkeliling mencari Emy namun tak mendapatkannya dimanapun.

"Apa dia pergi tanpa mengajakku? Dasar aneh.."

Brak..

Sebelum Emily memutuskan kembali, dia mendengar suara dari salah satu tempat yang menurutnya adalah gudang.

Langkah kakinya mendekati area itu dengan hati-hati, "bukan setan kan?" Tanya Emily sebelum membuka pintu.

"Emy?"

Emily terkejut melihat gadis itu berdiri disana dengan wajah penuh senyuman.

"Kak.. kenapa kakak mengurung Emy disini?"

"Ha? Kamu gila Em? Ayo kembali, kita pasti ditungguin"

Emy tidak menjawab, dia malah mengambil sesuatu dari saku celananya.

"Emy.. apa itu? Kamu lagi ngapain sih?"

Benda yang Emy ambil adalah sebuah pil, dari bentuknya Emily bisa tahu bahwa itu adalah Aspirin dan obat itu bisa memicu terjadinya serangan asma bagi penderitaan.

"Emy? Itu Aspirin kan? Kamu kenapa? Lagi ngapain sih kamu?!"

Teriak Emily dengan keras namun tak di hiraukan oleh Emy, hadis itu memasukkannya ke dalam mulutnya lalu menegaknya dengan air minum yang tadi di belinya.

"Kak.. kenapa kakak gini sih? Aku gak pernah jahat sama kakak, kenapa kakak jahat sama aku?"

Emily tak bisa berkata-kata, menurutnya gadis itu memang sudah tak waras, "Kamu gila?"

"Sejak kembali, kakak selalu menindasku, kakak yang jahat.. kakak harusnya jahat.. Hah.. huft.. huftt..."

Pernapasan Emy mulai tak stabil, dia jatuh berlutut di lantai sementara Emily tak mengerti mengapa gadis itu seolah menjadikannya sebagai orang jahat.

Dengan cepat Emily berlari, mencari pertolongan.

"Itu kak.. ada yang serangan asma.."

Seorang panitia di bawa Emily untuk melihat kondisi Emy, namun saat kembali kesana Emy sudah tidak ada.

"Kamu bercanda ya? KEMBALI KE BARISAN KAMU!!"

Teriakan panitia itu membuat Emily dengan sigap berlari kembali ke gedung kesenian.

Sekembalinya disana, Emily tidak melihat Emy, dia malah mendapati Reyhan, sang sopir keluarganya berdiri di samping panitia sambil membisikkan sesuatu yang tidak Emily ketahui.

"Yang bernama Emily Marleight Hambert, silahkan pulang.."

Masih dengan tanda tanya besar tentang Emy, Emily mengikuti Reyhan ke arah parkiran, disana sang ayah berdiri di depan mobil dengan tatapan tajam.

Dari jendela mobil, Emily bisa melihat tatapan Emy dari dalam sana.

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!