NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Memergokinya

Hari-hari berlalu begitu cepat, kandungan Hulya sudah memasuki bulan kelima dan selama itu pula Aarav tetap berada di mansion Marchel. Aarav sama sekali tidak bisa mendekati Hulya, dia bahkan sangat sulit bicara karena memang Hulya tidak memberi celah padanya.

Aarav juga sangat tahu diri, dia tidak pernah berbuat hal apapun yang melewati batas, bukan karena takut dengan Marchel, tapi karena dia sangat menghargai Hulya sebagai wanita yang dia cintai.

Marchel mendekati Aarav yang tengah duduk di halaman belakang, dengan sebatang rokok di tangannya. Setelah memastikan istrinya tidur, Marchel keluar kamar untuk menemui adiknya itu.

“Masih belum mau menyerah hm?” tanya Marchel pada Aarav dengan senyum sinis.

“Belum, aku masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan cinta Hulya kembali, nanti aku keluar dari mansion ini tidak seorang diri, melainkan bersama Hulya.” Marchel tersenyum, hal konyol yang dikatakan oleh Aarav itu terdengar begitu mustahil.

“Untuk bicara dengannya saja kau tidak bisa, bagaimana kau akan membawanya dariku? Jangan bodoh Aarav, kau tidak akan berhasil dengan segala rencanamu itu.” Marchel berdiri meninggalkan Aarav sendiri.

Seperti biasa, Marchel ke kantor pagi-pagi dan Hulya akan memasuki kamarnya, dia menghabiskan waktu di dalam kamar sampai Marchel pulang nanti. Selama hamil, Hulya sangat jarang ke butiknya sendiri.

Aarav sudah tidak bisa lagi menahan hati, melihat kemesraan Marchel dan Hulya setiap hari semakin membuatnya geram dan cemburu.

...***...

Saat pulang dari kantornya, Marchel mampir dulu ke toko perhiasan, dia sudah memesan satu set berlian untuk Hulya sebagai kado ulang tahun istrinya tersebut.

Hari ini adalah hari ulang tahun Hulya, dia sudah mengucapkan selamat tadi malam dan malam ini, dia akan memberikan kejutan serta hadiah.

Marchel pulang dengan perasaan senang, tidak sabar untuk bertemu Hulya. Di dalam rumah, Marchel tidak menemukan istrinya, ia bertanya pada pelayan dan mereka bilang Hulya keluar sejam setelah Marchel pergi ke kantor.

“Kalian tidak diberitahu ke mana dia pergi?” tanya Marchel.

“Tidak Tuan, nyonya hanya bilang akan keluar sebentar saja.”

“Baiklah, kau boleh pergi.”

Marchel menghubungi istrinya itu, mulai khawatir karena Hulya pergi dari pagi, bukan Hulya namanya jika betah di luar lama-lama tanpa ditemani.

“Apa Aarav yang membawa Hulya?” pikiran negatif kini bersarang di benak Marchel, dia langsung memeriksa kamar Aarav yang tidak dikunci, Aarav tidak ada tapi di dalam kamar mandi, Marchel mendengar suara gemercik air.

“Aarav, kau di dalam?” teriak Marchel.

“Iya, kenapa?” balas Aarav dari dalam kamar mandi.

Marchel meninggalkan kamar itu, bukan Aarav yang menyebabkan perginya Hulya. Malam pun datang, Hulya masih belum pulang, kekhawatiran Marchel semakin menjadi, dia mencari ke seluruh tempat yang kemungkinan Hulya datangi.

Dia memutuskan untuk melakukan pencarian bersama dengan Aarav, kedua pria itu sangat khawatir dengan Hulya yang tak kunjung pulang juga.

“Kenapa kau tidak bertanya dia ke mana?” kesal Marchel.

“Ya mana aku tau kalau dia akan keluar begitu, kau kan tau sendiri, dia tidak mau bicara denganku,” balas Aarav membela dirinya, tentu Marchel membenarkan.

Setiap tempat mereka datangi dan beberapa hotel juga mereka kunjungi, berharap Hulya ada. Marchel meminta Justin melacak di mana Hulya bermodalkan cctv mansion dan jalan, cukup sulit sebenarnya karena wanita itu tidak membawa mobil sendiri.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam dan ponsel Hulya sama sekali tidak bisa dihubungi.

Tak lama, ada seseorang yang memberitahu keberadaan Hulya pada Marchel. Ia mendapatkan kabar kalau Hulya sedang berada di hotel yang lumayan jauh dari pusat kota.

Mereka langsung meluncur ke sana, dalam waktu satu jam, akhirnya mereka sampai di depan hotel yang dimaksud. Marchel menanyakan kamar Hulya dan diberitahu oleh resepsionisnya.

Karena pikiran Marchel yang sudah kalap, dia meminta staf hotel untuk membukakan pintu. Marchel dan Aarav kaget ketika melihat Hulya sedang bercumbu dengan pria lain.

“Hulya! Apa yang kau lakukan?” bentak Marchel dengan nada lantang. Hulya dan pria tersebut kaget, mereka tidak tahu harus berbuat apa setelah ketahuan seperti itu.

“Maafkan aku Marchel, aku dan Mathew saling mencintai, kami sudah lama menjalin hubungan, aku ingin berpisah darimu.” Bagai disambar petir, Marchel kaget, begitu juga dengan Aarav, dia tidak menyangka Hulya bisa berkhianat seperti demikian dengan cara yang rendah pula.

“Sejak kapan kau menjalin hubungan dengan pria ini?” tanya Aarav yang masih tidak menyangka.

“Sejak lama, bahkan sebelum aku mengenalmu, Aarav.”

Marchel terdiam sesaat, masih mencerna apa yang terjadi saat ini. Tadi pagi mereka masih baik-baik saja, lalu sekarang, Hulya bermain api di belakang nya. Bahkan Marchel bisa melihat sendiri bagaimana mesranya Hulya dengan pria itu saat dipergoki tadi.

Marchel pergi meninggalkan hotel tersebut tanpa sepatah kata pun, disusul oleh Aarav. Kali ini Aarav merasa kasihan pada saudaranya, dalam hati, Aarav masih bertanya-tanya, kenapa Hulya seperti itu?

Kali ini Aarav yang mengemudi, Marchel masih terdiam tanpa bisa diajak bicara. Bayangan saat Hulya dan Mathew di kamar hotel tadi masih membekas dalam ingatannya, Hulya dengan pakaian minim sedang dicumbu, pemandangan yang begitu menyakitkan.

Sesampainya di rumah, Marchel langsung memasuki kamarnya, masih termenung dengan air mata yang keluar membasahi kedua pipi tegasnya.

Marchel melihat ponsel Hulya tergeletak di atas kasur, ponsel itu mati, dia penasaran lalu menghidupkannya. Memeriksa isi ponsel tersebut, air mata kembali membanjiri pipinya ketika membaca pesan Whatsapp Hulya bersama Mathew.

Mereka memang janjian untuk bertemu di hotel tadi, Marchel melemparkan benda pipih itu hingga pecah.

Dia belum menyadari kalau tadi ponsel itu sama sekali tidak berada di atas kasur dan ketika dia pulang, secara tiba-tiba ponsel itu di sana. Hal aneh ini tertutupi dengan emosi Marchel yang telah meluap.

Tepat pukul 4 pagi, Hulya pulang ke mansion, keadaannya cukup kusut, mata merah karena terlalu lama menangis dan tenggorokannya yang sakit luar biasa. Hulya membawa langkahnya memasuki mansion besar itu, ia langsung menuju ke dalam kamar yang tidak dikunci.

Marchel duduk di sofa— tidak tidur sama sekali dari semalam. Hulya mendekati Marchel dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari suaminya itu.

“Aku tidak pernah bisa menerima sebuah pengkhianatan Hulya, kau sudah mengambil langkah yang salah dengan mengkhianatiku.” Suara Marchel terdengar tenang namun menakutkan.

Hulya memegang lehernya, suaranya bahkan tidak keluar sama sekali, hanya air mata yang menjadi balasan dari perkataan Marchel.

Hulya mendekati suaminya itu dan menggenggam tangan Marchel tapi pria itu malah mengayunkan tangan menampar kedua pipi Hulya berkali-kali, dia tidak peduli dengan kondisi Hulya yang tengah hamil 5 bulan.

“BRENGSEK KAU HULYA, TEGA KAU MENGKHIANATI AKU SEPERTI INI, APA KURANGKU SEBAGAI SUAMIMU? AKU SUDAH MELAKUKAN APAPUN DEMI KEBAHAGIAANMU SELAMA INI, INI BALASANMU PADAKU, SIALAN?”

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!