 
                            Nasya adalah Seorang gadis yang pintar, cekatan dan Sniper andalan di kelompoknya, Lalu suatu hari tiba-tiba Nasya di tugaskan menyamar menjadi Seorang Mahasiswi dan menjadi gadis polos, seiring perjalanannya menjadi Mahasiswi, Nasya yang menyamar harus mengemban tugas menjadi Sugar Baby Seorang Pria yang telah memiliki tunangan dan akan segera menikah 
Apa yang terjadi pada Nasya selanjutnya? Apakah Nasya bisa menjalankan tugasnya menjadi sugar baby dan sniper bersamaan? Saksikan kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sesampai nya di mobil Devan, Devan yang jarang menggunakan supir, membuat nya membawa mobil sendiri
"Pak" panggil Nasya saat di dalam mobil
"Kenapa Nasya?" tanya Devan menatap gadis mungil yang usia nya terpaut jauh dengan nya
"Itu nya miring" tunjuk Nasya ke arah dasi Devan
"Baikin Nasya, kamu kan bisa" ucap nya
"Ya udah, sini aku baikin" ucap Nasya yang memajukan tubuh nya mendekat ke arah Devan hingga kedua nya berdekatan dan saling merasakan aroma kedua nya masing-masing dan Nasya yang saat ini fokus memperbaiki dasi Devan membuat nya sementara mengabaikan rasa yang ada di hati nya saat ini yang sebenarnya sangat berdebar rasa nya
"Sudah Pak" ucap Nasya yang memundurkan Kepala nya namun di tahan oleh Devan
Devan yang tak kuat melihat bibir Nasya di depan nya langsung melumat nya saat itu juga dan menahan tengkuk Nasya saat ini
Nasya yang di lumat tiba-tiba hanya bisa memejamkan mata nya merasa kan setiap sentuhan yang Devan berikan saat ini, mereka saling berpagutan satu sama lain melampiaskan rasa rindu kedua nya yang entah kenapa Devan selalu merindukan bibir Nasya setiap saat, rasa nya sangat candu sekali untuk nya, namun karena senjata nya tak pernah bergerak terkadang membuat nya rendah diri sehingga Devan terkadang mengalihkan nya dengan bekerja sepanjang hari
Lalu Nasya mendorong Devan menjauh perlahan dan membuka mata nya pelan-pelan
"Pak" panggil nya
"Aku merindukan ini Nasya, lama kita gak ketemu membuat ku merindukan nya" ucap Devan
"Pak, ingat kita gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi jangan sembarangan cium Aku sekarang, nanti kalau Aku jadi Sugar Baby lagi untuk Pria lain, bisa-bisa Bapak di hajar nya" celoteh Nasya
"Apa? Jadi kamu masih ngejalanin kerjaan itu Nasya?" tanya Devan kesal
"Ya belum sekarang Pak, tapi ntar kalau udah lulus Kuliah kan aku butuh uang dan gak ada yang jamin hidup ku lagi, ya bisa jadi aku kerja gitu lagi, lumayan tau uang nya Pak" ucap Nasya tersenyum dan itu membuat hati Devan tiba-tiba memanas karena mendengar perkataan Nasya barusan hingga selama perjalanan Devan tak mengajak Nasya berbicara sepatah kata pun, Nasya yang di cuekin Devan hanya diam saja, karena sudah mengerti tentang sifat Devan yang satu ini sehingga Nasya hanya membiarkan nya saja
Sesampai nya di Restauran, Devan yang berjalan lebih dulu di banding Nasya, membuat Nasya sangat kesal karena di tinggal Devan sendirian, lalu Nasya menyusul Devan dengan sangat tertatih-tatih karena menggunakan sepatu High hells nya
"Pak Devan tunggu" ucap Nasya kesal sambil mengatur nafas nya
"Maka nya kalau jalan jangan lambat" ucap Devan kesal dan Nasya hanya diam saja tanpa berkata apa pun
Devan yang mulai masuk ke ruang VIP untuk bertemu dengan klien nya, membawa Nasya yang berada di belakang nya, kemudian kedua nya mulai duduk bersama
"Pak Devan, mohon maaf penerjemah kita sedang sakit saat ini" ucap Pria yang baru datang memberi tahu Devan tentang Pria yang biasa membawa penerjemah untuk Devan agar bisa berkomunikasi dengan Klien nya yang saat ini berasal dari Perancis
"Jadi gimana Pak Frans, apa gak ada yang lain yang bisa menggantikan nya?" tanya Devan kesal, rasa nya hari ini Devan penuh dengan kekesalan di hati nya
"Gak ada Pak" ucap Frans merasa tak nyaman
"Gimana ini, mana Klien nya sudah berada di ruang sebelah lagi, coba kalau gak ada jangan mendadak gini Pak Frans, Saya jadi gak enak sama Klien" ucap Devan semakin kesal
"Pak, coba Saya saja yang menjadi penerjemah, dulu Saya sempat belajar bahasa Perancis" ucap Nasya memberikan ide pada Devan
"Beneran kamu bisa bahasa Perancis Nasya?" tanya Devan tak percaya
"Bisa Pak, ayo kita ke ruangan Klien nya, gak enak kalau kelamaan nungguin nya" ucap Nasya lagi dan Devan mengangguk pelan
Beberapa Jam Kemudian
"Makasih ya Nasya, karena kamu, meeting ku hari ini sangat lancar" ucap Devan senang
"Sama-sama Pak, Pak ini masih jam 12, Apa kita akan kembali ke kantor?" tanya Nasya
"Gak usah Nasya, kita ke Apartemen ku aja ya, aku lagi kangen masakan mu, ntar kita beli bahan-bahan untuk kulkas ku ya" ucap nya
"Hah? Gak salah Bapak ngajak aku lagi ke Apartemen?" tanya Nasya heran
"Gak Nasya, aku pengen kamu hari ini di Apartemen ku aja, boleh gak?" tanya Devan
Nasya pun memikirkan nya dalam diam
Kalau aku nolak Bos Besar, bisa-bisa nilai magang ku jadi jelek banget nih, tapi kalau aku terima, nanti dia macam-macam dengan ku, tapi kalau dia macam-macam kan senjata nya juga gak bangun sih hehehe, tetap aku juga yang menang sih
"Gimana Nasya?" tanya Devan yang melihat Nasya termenung sambil berpikir
"Boleh deh Pak" ucap Nasya menyanggupi permintaan Devan
"Kalau gitu ayo kita belanja" ucap Devan tersenyum senang karena merindukan hari-hari nya bersama Nasya seperti beberapa minggu lalu
"Nasya, pilih aja makanan yang menurut mu sehat dan makanan kesukaan mu juga ambil aja" ucap Devan saat berada di Swalayan bersama Nasya yang saat ini berjalan berdua mengambil troli yang ada
"Pak, ini aku belanja untuk kebutuhan berapa hari di Apartemen Bapak? Satu minggu atau satu bulan?" tanya Nasya yang tau jadwal padat Devan yang jarang sekali berada di Apartemen nya karena dalam sebulan Devan bisa melakukan perjalanan 2 kali dan itu bisa seminggu berada di sana
"Satu minggu aja Nasya, kamu kan tau jadwal ku kalau minggu depan akan berangkat ke Luar Negeri lagi" ucap nya dan Nasya mengangguk pelan
"Oke Pak" sahut Nasya faham
Setelah beberapa menit menghabiskan waktu untuk nya berbelanja keperluan selama seminggu, Devan langsung membawa Nasya Ke Apartemen nya yang berada di lantai 20, tempat tertinggi yang berada di sini
Nasya yang hafal dengan sandi Devan langsung memencet nya karena Devan sedang membawa banyak belanjaan sehingga Nasya yang membuka pintu Apartemen nya
"Masih hafal aja sandi nya" ucap Devan tersenyum
"Ya Pak, kita kan putus baru beberapa minggu" ucap Nasya yang ikut tersenyum
"Hhmm, bener juga sih" ucap Devan terkekeh
"Pak, Saya mau masak, Bapak ganti baju aja sana" usir Nasya
"Ya Nasya, ntar kalau udah masak, panggil aku di ruang kerja ya" ucap Devan
"Siap Bos" sahut Nasya sambil memberikan kode jempol pada Devan
Satu Jam Kemudian
"Pak Devan, masakan nya" ucap Nasya terputus saat melihat Devan tertidur nyenyak di atas sofa ruang kerja nya saat ini
"Hem, dia tidur, aku ambil selimut aja deh, takut nya malah masuk angin" gumam Nasya yang bergegas ke kamar tidur Devan dan mengambilkan selimut di lemari nya