Namanya Wang Chen. Dia adalah seorang pemuda bodoh yang bahkan dianggap gila oleh para murid Perguruan Tangan Sakti.
Hanya Souw Liancu yang tidak melihat seperti itu. Souw Liancu merasa Wang Chen selalu melindunginya dan kekuatan Wang Chen tidak ada bandingannya.
Wang Chen bisa bertindak di luar nalar saat dibutuhkan, dan bisa muncul jadi sosok tangguh saat dibutuhkan. Souw Liancu tahu kalau Wang Chen memiliki latar belakang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorious, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 Senjata Makan Tuan
Wajah Racun Diracun berubah menjadi lebih gelap lagi. Ia merasakan tekanan dari aura sesepuh paviliun, dan ia tahu bahwa kultivator tahap pembentukan inti itu jauh lebih kuat darinya.
"Jadi apa yang akan Anda lakukan?" tanya Racun Diracun dengan nada menantang, meskipun ia sudah mulai terlihat gugup.
"Bebaskan anak itu. Sekarang juga," perintah sesepuh paviliun.
Racun Diracun tertawa, tetapi kali ini tawanya terdengar dipaksakan. "Kalian pikir kalian bisa memaksaku? Baik, kalau begitu rasakan ini!"
Dengan gerakan cepat, Racun Diracun mengeluarkan tangannya dari balik jubah panjangnya. Jemari-jemarinya yang kurus dan pucat bergerak membentuk seal yang rumit. Kemudian, asap hijau pekat mulai keluar dari tubuhnya, menyebar ke segala arah.
"Itu Kabut Racun Seribu Ular! Mundur!" teriak seseorang.
Orang-orang langsung berlarian menjauh. Kabut hijau itu bergerak dengan cepat, menyebar mengisi ruangan. Bau menyengat yang membuat mata perih tercium di mana-mana.
Zhao Ming, Chen Wei, dan Liu Yang langsung menarik Souw Liancu untuk mundur. "Nona! Kita harus pergi dari sini sekarang!"
Mereka hendak berlari menuju pintu keluar, tetapi Souw Liancu merasakan ada yang menarik tangannya. Wang Chen memegang tangannya dengan erat, menggelengkan kepalanya.
"Jangan mundur," bisik Wang Chen. "Kita harus menolong anak itu."
Mata mereka bertemu. Dalam mata Wang Chen yang biasanya kosong, kali ini Souw Liancu melihat keyakinan yang sangat kuat. Tanpa tahu mengapa, Souw Liancu memutuskan untuk mempercayai Wang Chen. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Zhao Ming.
"Aku akan tetap di sini," kata Souw Liancu dengan tegas.
"Nona! Gila! Anda akan mati!" teriak Zhao Ming dengan putus asa, tetapi kabut racun sudah mulai mendekat, memaksa mereka untuk keluar.
Sekarang di dalam ruangan utama paviliun hanya tersisa beberapa orang, Sesepuh Paviliun Benda Langit, Racun Diracun dengan anak kecil yang masih diikat di leher, Souw Liancu, Wang Chen, bendahara paviliun, dan beberapa kultivator senior lainnya yang cukup berani untuk tidak lari.
Wang Chen tiba-tiba berbisik cepat ke telinga Souw Liancu. "Nona, beli pipa itu," ia menunjuk ke sebuah pipa bambu yang terpajang di rak tidak jauh dari mereka. "Dan beli juga akar tanaman itu, itu, dan itu," ia menunjuk dengan cepat ke tiga jenis akar tanaman yang berada di dekat mereka.
Souw Liancu tidak bertanya kenapa. Ia langsung berlari ke rak itu, mengambil pipa dan ketiga akar tanaman itu. Bendahara paviliun yang masih bertahan di mejanya dengan wajah pucat langsung mencatat transaksi itu.
"Total lima ratus keping emas, Nona."
Souw Liancu langsung membayar dan membawa barang-barang itu kembali ke posisi Wang Chen.
***
Sementara itu, ketegangan antara Sesepuh Paviliun Benda Langit dan Racun Diracun semakin meningkat. Kabut racun hijau yang dikeluarkan Racun Diracun semakin tebal, berputar-putar di udara, sebagian besar diarahkan ke Sesepuh Paviliun Benda Langit.
Sesepuh itu menggerakkan tangannya, membentuk perisai energi spiritual berwarna emas di sekitar tubuhnya. Perisai itu bertahan untuk beberapa saat, tetapi kabut racun itu terlalu kuat. Perlahan tetapi pasti, sedikit demi sedikit racun mulai menembus perisainya.
Sesepuh Paviliun Benda Langit mulai merasakan napasnya semakin sesak. Keringat dingin mulai mengalir di keningnya. Ia menggerakkan energi spiritualnya dengan lebih kuat, mencoba mengusir racun yang sudah mulai masuk ke tubuhnya, tetapi racun itu sangat licik, bergerak mencari celah-celah terkecil untuk masuk.
"Mundur lebih jauh!" perintah Sesepuh Paviliun Benda Langit kepada anak buahnya yang masih bertahan di ruangan. "Racun ini terlalu kuat!"
Beberapa kultivator senior yang masih bertahan, langsung mundur keluar dari ruangan. Sesepuh itu kemudian menatap Souw Liancu dan Wang Chen yang masih berdiri tidak jauh dari sana.
"Kalian juga! Keluarlah sekarang! Ini terlalu berbahaya!"
Tetapi sebelum Souw Liancu bisa bergerak, Wang Chen sudah berbisik lagi dengan cepat di telinganya. Kali ini bisikannya lebih panjang, memberikan instruksi yang sangat detail.
"Masukkan ketiga akar itu ke dalam pipa. Jangan digigit, cukup letakkan saja. Kemudian arahkan pipa itu ke arah kabut racun hijau dan tiup dengan sekuat tenaga. Alirkan energi spiritual Nona ke dalam pipanya saat meniup."
Souw Liancu menatap Wang Chen dengan wajah tidak yakin. "Apa ini akan berhasil?"
"Percaya padaku," jawab Wang Chen dengan suara yang sangat meyakinkan.
Souw Liancu mengangguk. Dengan tangan yang gemetar, ia memasukkan ketiga akar tanaman itu ke dalam pipa bambu. Akar-akar itu pas masuk ke dalam pipa, seolah memang dirancang untuk itu.
Racun Diracun yang melihat gerakan Souw Liancu tertawa mengejek. "Apa yang kau mau lakukan dengan pipa kecil itu, gadis kecil? Kau pikir itu bisa melawan racunku?"
Souw Liancu tidak menjawab. Ia mengangkat pipa itu, mengarahkannya ke arah kabut racun hijau yang semakin tebal, dan kemudian ia menarik napas dalam-dalam. Ia mengumpulkan semua energi spiritual yang ia miliki, mengalirkannya dari dantiannya melalui meridian-meridiannya, naik ke dadanya, ke tenggorokannya, dan akhirnya keluar melalui mulutnya ke dalam pipa.
Ia meniup pipa itu dengan sekuat tenaga.
Apa yang terjadi selanjutnya membuat semua orang terdiam dalam keterkejutan.
Dari ujung pipa itu keluar asap berwarna putih keperakan yang sangat indah. Asap itu bergerak dengan cepat, menyebar ke seluruh ruangan, bertemu dengan kabut racun hijau milik Racun Diracun.
Dan kemudian keajaiban terjadi.
Kabut racun hijau itu mulai bergerak dengan tidak normal. Alih-alih menyebar dan menyerang sesepuh paviliun, kabut itu mulai berputar-putar, tertarik oleh asap putih keperakan yang dikeluarkan Souw Liancu. Kabut hijau itu bergerak mundur, kembali ke arah Racun Diracun.
Wajah Racun Diracun langsung berubah dari percaya diri menjadi panik. "Tidak! Tidak mungkin! Apa yang terjadi?!"
Ia mencoba mengontrol kabut racunnya, tetapi kabut itu tidak lagi menuruti perintahnya. Kabut itu bergerak semakin cepat kembali ke arahnya, seolah ada kekuatan yang jauh lebih besar yang menariknya.
"Akar Pemakan Racun Seribu Tahun! Akar Penyerap Jiwa Beracun! Dan Akar Pembalik Hawa!" teriak Racun Diracun dengan suara yang dipenuhi horor. "Bagaimana mungkin kalian tahu kombinasi ketiga akar itu bisa membalikkan racunku?!"
Tetapi tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Souw Liancu masih terus meniup pipa itu, energi spiritualnya terus mengalir, membuat asap putih keperakan itu semakin kuat.
Kabut racun hijau itu akhirnya sampai kembali ke Racun Diracun. Dan kemudian, hal yang paling mengerikan terjadi. Kabut racun yang biasanya menjadi senjata andalannya sekarang menjadi musuhnya sendiri. Kabut itu menyerang penciptanya, menembus pertahanan Racun Diracun dengan mudah karena Racun Diracun sendiri yang membuat racun itu, tubuhnya sudah memiliki antibodi untuk racunnya sendiri.
Tetapi karena sifat racun itu sudah dibalik oleh kombinasi ketiga akar tanaman itu, antibodi di tubuh Racun Diracun malah menarik racun itu lebih dalam ke dalam tubuhnya.
Racun Diracun mulai berteriak-teriak kesakitan. "Aaargh! Racunku! Racunku sendiri menyerangku! Tidak! Ini tidak mungkin!"
Ia merasakan racunnya sendiri menggerogoti tubuhnya dari dalam, menyerang tulangnya, menyerang darahnya, bahkan menyerang sumsum tulangnya. Rasa sakit yang luar biasa yang ia rasakan adalah rasa sakit yang sama yang telah ia berikan kepada korban-korbannya selama puluhan tahun.
Dalam kesakitannya, tangannya yang memegang rantai yang terikat di leher anak kecil itu melemah. Ia tidak lagi bisa memegang rantai itu dengan erat.
Saat itulah Wang Chen bergerak.