NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menambah Daftar kebohongan

Saat mengantri obat handphone Kinara bergetar. "Halo Sheila" sapanya. "Kin kamu dimana? Aku dengar dari Ayu kamu ijin hari ini karena harus ke rumah sakit." Kinara terkejut. "Kamu ketemu Ayu dimana?" Kinara balik bertanya. "Tadi waktu aku ngafe sama bastian. Dia lagi tugas wawancara dengan narsum dikafe yang sama." Kinara menepuk jidatnya sendiri ,"Aduh, aku padahal titip ijin via Ayu alasannya antar kamu ke rumah sakit." Sheila pun ikut terkejut, "Memangnya siapa yang sebenarnya sakit? Aldo?" Sheila mencoba menebak. "Iya, dia demam dari kemarin. Gejala types tapi ga perlu dirawat. Ini aku masih antri obatnya" jelas Kinara "Ckckckck.. memang teman serumah sejati." goda Sheila. "Ya mau gimana lagi, dia ga mau hubungi kerabatnya di sini. jadinya aku sendiri yang harus turun tangan" elak Kinara. "Ya sudah nanti kami mampir ke sana. Kabari kalau sudah dirumah, bye Kin" Sheila menutup telponnya.

"Pasien Aldo Nugraha" panggil petugas, Kinara menghampiri petugas itu dan menyimak penjelasannya. Kinara kembali ke ruang IGD membawa obat yang sudah ditebusnya. Ia sambil memesan taksi untuk pulang. Sesampainya diranjang Aldo, Tak lama terdengar suara gaduh. Seseorang melapor membawa pasien korban tabrak lari. Kinara mengintip sedikit dari balik gorden karena ia merasa familiar dengan suara yang memanggil perawat tadi. 'Seperti suara Ben,' benaknya. "Kenapa?" Aldo ikut penasaran "Oh tidak apa-apa." Bertepatan dengan itu handphone Kinara bergetar, "Halo pak, oh baik saya keluar." Kinara mematikan handphone dan memasukkannya ke dalam tas. Ia lalu memapah Aldo untuk keluar menuju taksi yang sudah menunggu di lobi IGD.

Mereka menepi memberi jalan pada korban tabrakan yang didorong menuju ruang IGD. Di samping korban seorang laki-laki mendampingi masuk ke dalam. Ia sempat melirik sekilas ke arah Kinara namun karena dipanggil perawat ia langsung menghampiri perawat itu. Kinara dan Aldo melanjutkan perjalanan keluar pintu IGD setelah melihat jalan sudah tidak seramai tadi. Setelah mendengar penjelasan perawat, laki-laki tadi bertanya pada perawat itu. "Sus, yang baru keluar itu siapa sepertinya familiar?" katanya sambil menunjuk Aldo dan Kinara yang keluar dari pintu. "Oh itu Aldo Nugraha konsultan bisnis yang terkenal itu. Dia diantar istrinya berobat dari pagi tadi." Perawat itu lalu pergi meninggalkan laki-laki itu. "Jadi Kinara sama Aldo Nugraha sudah menikah?" benak laki-laki itu. Ia tersadar harus melapor ke bagian administrasi.

10 menit kemudian mereka sampai dirumah. Kinara memapah Aldo duduk diruang tengah. "Kamu duduk disini dulu aku bersihkan kamar mu." Aldo mengangguk, Kinara mengambilkan segelas air untuknya. Lalu ke kamar Aldo untuk membuka jendela dan merapikannya. Kinara selesai merapikan kamar Aldo lalu ke dapur membuatkan bubur ayam untuknya. Ia bergerak cekatan seperti sudah terbiasa. Aldo melihatnya bergerak kesana kemari. Ia menghela nafas, makin banyak hutang budi nya pada Kinara. "Sarapan dulu, setelah itu minum obatnya." Kinara meletakkan semangkuk bubur dihadapan Aldo. "Terima kasih ya." Kinara mengangguk lalu berlalu membersihkan kamarnya sendiri.

Handphone Kinara bergetar, "Halo Yu" ia merapatkan sedikit pintu kamarnya supaya Aldo tak mendengar. "Kamu bilang antar Sheila ke rumah sakit, kenapa aku melihatnya baik-baik saja dikafe?" Kinara nampak bingung, "Apa tadi pagi aku bilang Sheila?" Kinara tertawa pelan. "Maaf aku suka lupa kalau teman serumah ku itu bukan Sheila karena namanya mirip. Atau mungkin kamu yang salah dengar. Teman serumah ku yang baru Syera. Sheila sudah pindah beberapa hari yang lalu," elaknya. "Oh begitu, jadi kamu sekarang sudah ada teman serumah yang baru namanya Syera." Ayu mengulang lagi. "Iya betul ini aku baru sampai rumah, ternyata dia gejala types makanya aku khawatir demamnya naik turun semalam," jelas Kinara.

"Baiklah kalau begitu aku tutup telponnya. Oh ya pak Lukman menanyakan kontrak dengan Aldo. Apa kamu sudah bertemu dengannya?" Kinara baru teringat ia belum membahas sama sekali soal kontrak itu. "Oh iya, aku sudah bertemu dengannya apa mau ku kirimkan lewat kurir?" Kinara terpaksa menambah daftar kebohongannya. "Oh syukurlah, tidak perlu nanti aku kabari saja pak Lukman. Bawa kontraknya kalau kamu sudah masuk kerja. Oke aku tutup ya Kin, bye." Kinara bernafas lega. Kepalanya jadi pusing karena harus berpikir cepat mencari alasan baru di setiap keadaan.

Ia mengambil kontrak kerja di tas kerjanya. "Kamu bisa sambil baca kontrak ini? Bosku sudah menanyakannya." Aldo menerima map kontraknya lalu mengangguk. 'Setidaknya aku membantunya melancarkan urusan pekerjaannya,' benak Aldo. Ia sebenarnya masih terasa pusing tapi ia mencoba langsung membaca poin-poin penting. lalu mengambil pena yang diberi Kinara dan menandatangani nya.

Kinara menghampiri Aldo sambil menggulung rambutnya, "Sudah kamu baca?" Aldo tertegun melihat Kinara dengan penampilan santai seperti ibu rumah tangga yang siap bekerja. "Oh sudah, sudah ku tanda tangani juga," ujarnya sambil menyerahkan kembali map tadi. Kinara memeriksanya, "Oke terima kasih." Aldo tersenyum. "Kenapa?" tanya Kinara melihat Aldo tersenyum seperti sedikit mengejek. "Oh tidak aku melihat ikatan rambutmu, aku jadi teringat ibuku kalau mau bekerja didapur pasti mengikat rambutnya seperti itu." Kinara mengangguk "Ikatan ini supaya tidak ada rambut yang jatuh ke masakannya." Aldo mengangguk mengerti.

Kinara mengambil mangkuk kosong dihadapan Aldo dan menukarnya dengan apel yang sudah dikupas dan dipotong kecil-kecil. Aldo lalu menarik tangan Kinara. "Kamu sudah 1 jam kesana kemari, kamu sendiri belum makan kan?" Kinara baru teringat pantas saja kepalanya pusing. "Iya aku ambil sarapanku. " Aldo melepas tangan Kinara. "Lama-lama dia jadi tidak risih memegang tanganku terus," gumam Kinara lirih. "Kenapa?" tanya Aldo. Kinara hanya tersenyum dan menggeleng. Kinara duduk disofa sambil menikmati telur dadar dengan nasi dan kecap. Menu sarapan dadakan yang biasa dia makan. Aldo menggeser piring apel ke depan Kinara. "Habiskan saja," ujar nya. Kinara tidak sungkan melahap habis potongan apel yang tersisa.

Mereka saling memberikan perhatian, seolah merasa saling bergantung. Aldo menatap Kinara dengan tatapan tulus, "Kinara, mamaku memintaku untuk kencan buta. Bagaimana menurutmu?" Kinara terdiam nampak berpikir, "Coba saja sapa tahu kamu merasa cocok." Aldo mengalihkan pandangannya. "Sebenarnya selama ini perempuan pilihan tante dan mamaku belum ada yang sesuai dengan kriteriaku. Standar mereka terlalu tinggi buatku." Kinara mengangguk. "Kamu sudah memberitahu standar kriteriamu seperti apa pada mereka?" Aldo mengangguk, "Kata mereka terlalu biasa, tidak cocok dengan aku yang sudah sesukses sekarang, padahal yang aku butuhkan hanya yang setia, tidak berekspektasi tinggi padaku, dan tidak memandang materi." Kinara melihat ekspresi Aldo, 'Dia berbicara jujur,' benaknya.

"Lalu apa rencana mu?" Aldo menatap Kinara seolah menunggu pertanyaan itu. " Aku berencana mengenalkanmu sebagai pacarku, apa kamu mau?" Kinara terkesiap "Uhukuhukuhuk." Ia tersedak potongan terakhir telur dadarnya. Aldo menyodorkan gelas airnya. "Terima kasih." Kinara menyambut gelas itu tanpa sadar kalau itu gelas Aldo. "Haaah, kenapa kamu beri gelas mu?" Aldo tersenyum, "Aku tidak kuat berdiri jadi yang ada di depanku saja," jawab Aldo asal. Kinara meletakkan gelas itu dimeja

"Kenapa harus aku? Kamu bisa saja mencari sendiri orang yang memang benar cocok untukmu kan. Pasti mamamu memberi waktu," bujuk Kinara. "Kenapa kamu merasa tidak cocok denganku?" Kinara menatap Aldo mencoba mencerna pertanyaannya. "Lagipula orang-orang diperumahan juga tahu kita bertunangan. Jadi tidak ada salahnya kita berbohong juga pada mamaku," tambah Aldo. 'Oh cuma bohongan,' gumam Kinara dalam hati. "Ya sudah kalau itu bisa membantumu. Sebaiknya kamu segera cari, mau sampai kapan kamu menghindar terus. Seingatku usiamu sudah 26 tahun kan? memang seharusnya kamu sudah punya seorang Anak," celoteh Kinara. "Usia bukan ukuran, tapi kesiapan lahir batin, menjadi suami dan ayah itu tugas berat. Karena pernikahan itu komitmen seumur hidup." Kinara mengangguk, "Benar juga," ujarnya.

"Oh ya, nama mantan pacarmu itu Kamelia Wijaya ya? lulusan luar negri kan?" Aldo menatap Kinara. "Dari mana kamu tahu? aku belum pernah menceritakan sedetail itu padamu." Kinara tersenyum, "Karena dia wakil pimpinan dikantorku dan di sambutan nya saat acara perkenalan dengan pegawai kemarin dia menyebut namamu sebagai orang yang paling berjasa baginya." Tatapan Aldo berubah. Kinara berdiri membawa piring kotor menuju dapur dan meninggalkan Aldo yang masih kesal.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!