NovelToon NovelToon
My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Auristella Queensha Syahreza

Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.

Kenan Alvaro Melviano

Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.

Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.

Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.

🌸

"Gue ngak ijinin lo makan ini."

"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue ngak suka penolakan."

"Gue ngak perduli."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pohon rambutan

Seorang gadis berlari tergesa-gesa, bahkan dia tidak memperdulikan pakaiannya. Dia terus memperhatikan jam dipergelangan tangannya, sekarang sudah pukul tujuh lewat, bel masuk sudah bunyi dari lima belas menit lalu. Dia berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya, jarak dari gerbang sekeloh kekelasnya memang lumayan jauh.

Stella mebelalakan matanya, disana terdapat guru killer dengan membawa rotan ditangannya. Guru itu memerintahkan anak-anak yang terlambat untuk baris ketengah lapangan. Guru laki-laki itu dengan tidak berperasaannya memukul kaki anak-anak yang melawan dengannya.

Stella bergidik, selama ini dia berusaha untuk tidak berurusan dengan guru itu, sekarang dia sendiri terjebak dengannya. Salahkan saja bibinya yang tidak membangunkannya, padahal emang dia sendiri yang tidak mau bangun, tapi siapa peduli, bagi dia yang tetap salah bibinya.

Guru itu melihat Stella, matanya memandang Stella tajam, tangannya mengisyratkan untuk masuk kedalam lapangan. Stella berlari berlawanan arah yang tadinya mau kekelas, dia berlari kemana saja asalkan guru itu tidak dapat mendapatkannya.

Stella berhenti,menghela nafasnya, dia menopang kakinya, lututnya terasa pegal. Stella menoleh kesana kemari, apakah guru tadi mengejarnya? Stella bernafas lega ketika tidak ada tanda-tanda guru itu mengejarnya.

Stella menatap sekelilingnya, karena berlari terlalu jauh dia sampai tidak tau ini dimana. Didepannya terdapat pohon rambutan, buahnya lebat, pohonnyapun tidak terlalu tinggi. Stella mengirinyit, kenapa dia tidak tau kalau ada pohon rambutan disini, padahal dia sudah satu bulan sekolah disini. Stella orangnya memang tidak pekaan,jadi selama dia sekolah dia tidak pernah menelusuri sekolah ini lebih dalam. Selain malas, dan juga capek, sekolahnya sangat luas, jadi Stella bingung mau kemana dulu.

Seseorang melemparkan kulit rambutan kekepala stella. Stella heran, padahal disini hanya dia sendiri, tapi kenapa ada yang melempar kulit rambutan ini? Seseorang lagi-lagi melemparkannya, membuat Stella merasa takut. Jangan-jangan yang melakukannya mbak kunti lagi, Stella bergidik kalau memang benar, dia lebih memilih dihukum sama guru killer tadi dari pada ketemu sama sodaranya pocong.

"Woi."

Stella tersentak saat seseorang meneriakinya, sambil melempar wajahnya dengan kulit rambutan. Stella menggeram, dasar setan sialan, berani-beraninya melempar ini kewajahnya, gak tau apa, Stella beli scincare mahal dengan seenak jidatnya tu setan melempar virus kewajahnya.

"Woi goblog."

Setan bisa bicara kasar juga?

"Gue manusia goblog." Seseorang itu turun dari atas pohon dengan cara melompat. Dia geram dengan gadis didepannya, dipanggil gak nyahut, malah masang wajah ketakutan kayak tadi, emang dia pikir setan apa?

Stella terpesona melihat cowok didepannya. Dia tau cowok didepannya, namanya Kenan, walaupun baru sebulan menjadi murid kelas 10 disekolah ini tapi Stella tau semua tentang dia, bukan dia aja sih tapi semua cogan disekolah ini. Stella sudah lama menganggumi cowok didepannya. Udah tampan, ketua basket sama tajir lagi, paket komplit dah. Mana ada setan setampan ini, kalaupun ada stella rela deh diculik sama dia.

Kenan mengerinyit melihat cewek didepannya yang termenung memandangnya. Gadis itu menatapnya dengan pandangan menggemaskan, tanpa sadar dia tersenyum kecil, hanya kecil tidak ada yang melihatnya.

"Lo bolos?"

Stella tersadar dari lamunannya, dia dengan cepat merubah raut wajahnya. Bagaimanapun dia harus menjaga image didepan cogan, jual mahal sedikit.

"Enggak ,gue gak bolos, mana ada dikamus gue kata bolos."

Kenan menaikan alisnya, mendengar nada bicara stella yang terdengar ketus. Tadi saja terpesona dengan ketampanannya, sekarang sok ketus.

"Terus lo telat,...auristella."  Kenan menatap name tag yang berada didada sebelah kiri Stella."nama yang indah."katanya dalam hati.

"Iya." Balas Stella ketus.

Stella mengerutu, kenapa disaat seperti ini dia harus ketemu dengan Kenan.

"Naik."

Stella mengerinyit, naik? Motornya mana? Dia mau nyuruh Stella naik kemana?

"Naik keatas pohon maksud gue bego."

Stella mencebik, untung tampan.

"Ngak mau. Gue ngak bisa manjat."

Bohong. Stella berbohong kalau dia tidak bisa manjat, padahal waktu kecil kerjaannya seperti monyet.

"Biar gue tolong. Tangan lo mana." Kenan naik keatas pohon terlebih dahulu, dia menjulurkan tangannya lalu digapai dengan senang hati oleh Stella.

Kenan heran pada dirinya, biasanya dia hanya acuh dengan yang namanya perempuan. Tetapi sekarang malah dia membantu cewek ini.

Stella sampai diatas pohon dengan selamat sentosa. Dia melirik Kenan yang dengan gampangnya meraih buah rambutan yang berwarna merah.

"Nih." Kenan melemparkan buah itu ke Stella, Stella dengan sigap mengambilnya. Stella membuka kulitnya lalu memakannya, dia cukup haus karena sedari tadi berlari.

Selanjutnya, hanya keheningan diantara mereka.

"Lo ngapain disini? Inikan masih jam pelajaran?" Tanya Stella memecah keheningan.

"Bolos."

Stella tercengang dia pikir Kenan tidak akan membalas perkataannya, karena dia terkenal dengan sifat dingin dan cuek.

'Awal yang bagus.' Pikir Stella.

"Lo kenapa disini?" Tanya Kenan. Dia membuka kotak rokoknya lalu menyalakan rokoknya.

"Telat. Ternyata yang ngawas guru killer, jadinya gue kabur deh."  Stella memainkan kulit rambutan dengan mencabut rambutnya satu persatu. "Hmm lo kok bisa tau tempat ini? Padahalkan ini jauh banget dari kelas."

"Jalan-jalan aja, terus nemu ni tempat. Ni tempat juga aman buat bolos, jauh dari lingkungan sekolah, guru jarang lewat sini."

"Lo sering bolos?"

"Kalau gue ingin aja."

Stella tersenyum sendiri, sekarang dia tau kemana harus pergi kalau ingin bolos, tinggal kesini aja.

Kenan menghembuskan asap rokoknya kedepan wajah Stella membuat Stella terbatuk.

"Uhuk uhuk."

"Apaansih lo." Kata Stella sengit.

"Habisnya lo senyum-senyum sendiri sih. Kayak orang gila."

Stella melebarkan matanya, cantik-cantik gini dibilang gila. Stella mengambil puntung rokok yang berada ditangan Kenan lalu membuangnya kebawah dengan santai.

"Beraninya lo!" Kenan menggeram, gadis ini berani sekali melempar rokoknya dengan seenaknya. Kenan mengatur nafasnya agar tidak emosi.

Stella menatap Kenan santai tidak ada ketakutan didalamnya.

"Merokok gak baik buat kesehatan. Jadi gue sebagai orang baik, mengingatkan lo."

Kenan tak memperdulikan perkataan Stella. Dia kembali. Ingin mengambil satu puntung rokok. Stella dengan cepat membuang rokok kenan dengan kotak-kotaknya bahkan dia juga membuang korek apinya.

Kenan mengepalkan tangannya, gadis ini benar-benar.

"Siapa yang merokok disini."

"Mampus."

...🌸...

Bolos.

Satu kata itu yang dilakukan Stella sekarang. Dia sudah nangkring diatas pohon sambil memakan buah rambutan. Sekarang pelajaran matematika, karena otaknya tidak memungkinkan, bolos adalah pilihan terbaik.

Dan juga dia tidak mau duduk sendiri dikelas. Tadi pagi setelah kejadian itu, Stella berusaha menghibur Alexa, meski diluar Alexa tampak baik-baik saja tapi Stella tau didalamnya ada hati yang retak. Sudah capek-capek Stella menghiburnya dengan segala tingkah konyolnya, tapi dia malah pergi membolos dengan Axel meninggalkan Stella yang menjomblo sendirian.

Deringan ponsel membuyarkan lamunan Stella, telihat nama Gavin disana, Stella menjawab panggilannya.

"Kenapa nelvon gue? Kangen ya." Goda Stella. Stellar sangat cocok menjadi fuckgirl.

"Hmm....lo gak lupakan sama janji lo?"

"Janji apa?"

"Janji kalo Lo akan turutin permintaan gue."

"Gue inget kok, tenang aja." Cengir Stella.

"Bagus, kalau gitu nanti pulang sekolah gue jemput lo-"

"Mau ngapain?"

"Entar lo bakal tau sendiri. Nanti lo keluar dulu, gue gak mau nunggu."

"Iya dah." Ucap Stella malas.

"Gue matiin ya?"

"Jangan."

"Kenapa?"

Gavin merutuki dirinya, kenapa dia tidak bisa mencari topik?

"Lo gak suka gue telvon?" Akhirnya kata-kata itu lah yang keluar dari mulut Gavin.

"Bukan gitu, kok lo sewot banget sih? Belum makan?"

"Hmm.."

"Hm hm."cibir Stella.

Stella merasa aneh dengan tangannya lalu dia menoleh, ternyata tangannya dipenuhi dengan semut. Stella menyapu-nyapu tangannya agar semutnya pergi.

"Dikira gue gula kali ya, nempel-nempel, gue tau sih, gue emang manis seperti gula. Tapi kenapa harus semut yang nempel, kalau cogan gue gak bakal nolak."

"Lo ngomong apa?" Tanya Gavin ketika tidak mendengarkan gumaman Stella.

"Bentar dulu Gav."

Stella berusaha menghalau semutnya, tetapi mereka malah menyebar memasuki baju Stella.

"Ih kok masuk sih." Stella mengibas-gibas kan bajunya. Perkataan Gavin tak didengarnya.

"Apa yang masuk stell" beo Gavin.

"Keluar dong." Stella menggeliat-geliat, dia semakin menggeliat, Stella kehilangan keseimbangannya dan-

Aaaaah

Stella menutup matanya bersiap merasakan sakitnya saat tubuh menghantam tanah.

Stella mengerinyit,"kok gak sakit?" Gumam stella. Bukannya datar tanah yang Stella rasakan tapi dada bidang seseorang. Rasanya Stella kenal, apalagi ketika mencium bau tubuhnya seperti-

"Nyaman banget ya pelukan gue?"

...🌸...

Kenan tersenyum ketika mengingat awal mulanya bertemu dengan Stella. Dia berjalan dikoridor sekolah yang sepi, sekarang sudah masuk jam pelajaran. Tetapi dia memutuskan untuk bolos.

Kenan mengerinyit ketika mendengar suara seseorang. Dia rasa hanya dia yang tau tempat ini dan juga Stella. Kenan semakin mendekat, dapat dia lihat Stella yang hendak terjatuh, Kenan dengan sigap menangkapnya.

Stella sepertinya nyaman dengan pelukannya. Kenan tersenyum, dia tidak mempermasalahkannya.

"Nyaman banget ya pelukan gue?"

Stella menatap Kenan sinis,"gak usah gr lo."

"Stella!"

Suara Gavin terdengar. Stella baru sadar ternyata telvonnya masih terhubung, ketika Stella ingin menjawab, Kenan merampasnya lalu mematikannya. Stella melotot, Kenan dengan seenaknya memasukkan hpnya kedalam sakunya.

"Kenan, balikin."

"Enggak."

"Balikin."

Kenan naik keatas pohon,"naik dulu, baru gue balikin."

Stella menggeleng,"gak mau."

"Yaudah gak gue balikin."

"Ih Kenan." Tanpa sadar Stella merengek, membuat Kenan terkekeh.

"Naik." Kenan menjulurkan tangannya, sama seperti pertama kali mereka bertemu. Stella menerimanya.

Setelah itu mereka terdiam.

"Hp gue mana?"

"Nanti."

"Ck lo gimana sih."

"Apanya yang gimana?"Stella menghela nafas jengah.

"Hp gue balikin"Kenan menghela nafas pasrah dan mengembalikan hp Stella.

"Stella"Stella hanya berdehem.

"Hm"

"Mending lo gak usah terlalu dekat sama Gavin"Stella mengerutkan dahinya mendengar ucapan Kenan.

"Kenapa?"

"Karena gue gak suka"Stella menatap Kenan sekilas dan setelah itu kembali menatap lurus kedepan.

"Lo deket sama cewek lain aja, gue ngak ngelarang, apalagi sampai pacaran."

"Lo cemburu?" Kenan tersenyum menggoda. Stella serasa ingin mencakar wajah tampan didepannya.

"Siapa juga yang cemburu. Cemburu itu buat orang yang gak mampu."

"Dan lo sekarang lagi gak mampu."

"So tau lo, marjuki."

"Gue serius, lo jauhin dia-"

"Terserah lo, mau suka atau enggak, yang jelas kita gak ada hubungan apa-apa lagi kalau lo lupa"Kenan menatap Stella lamat dan setelah itu mendekatkan bibirnya ketelinga Stella, ia membisikkan sesuatu yang membuat Stella terdiam mematung.

"Gue mau lo jauhin dia, kalau sampai lo deketin dia lagi siap-siap aja lo denger berita kalau dia sudah hilang untuk selamanya!"

1
Dewi Saptiani
ini rada aneh niy...cctv mana?model orkay tapi rumah minim cctv.hidup ditahun brp thor ini ceritanya???
Samiatik
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!