Menikahi Pria Culun

"APA YANG SUDAH GUE LAKUKAN?!" Alicia menjerit setelah dia sadar, dirinya saat ini sedang berada di toilet umum yang berada di dalam mall.

Konser sudah berakhir 15 menit yang lalu, meski sempat ada skenario yang tidak terduga. Sempat heboh tapi secara profesional Anggara bisa kembali tenang setelah adegan dia menjatuhkan mic dengan bodoh nya. Sementara di dua kursi adegan ciuman kembali terjadi saat lagu kedua di mainkan.

Apa yang Alicia lakukan?

Dengan bodohnya, Alicia kembali menutup mata, memberikan bibir berharganya kepada orang yang tak terduga. Ciuman yang dia jaga selama ini, ciuman pertamanya. Alicia mengumpat Angga dalam hati tapi lagi - lagi tubuh nya melawan akal sehat nya.

Jangan salah, Alicia memang seorang playgirls yang tidak cukup dengan satu pria. Tapi dia tidak pernah memberikan sesuatu yang paling berharga baginya, seperti sebuah ciuman. Karena baginya, itu semua akan dia berikan kepada pria yang benar - benar dia cintai kelak.

Tapi sekarang..

Harapan tinggal harapan...

"ALICIA BODOH! BISA - BISANYA LO KASIH CIUMAN PERTAMA LO BUAT SI UPIK ABU ITU, " Alicia mengacak rambut nya frustasi."Lo gila Alicia! Lo benar - bener gila! Kenapa Lo harus tutup mata segala! Hei, ayolah, Lo itu Alicia, ratunya kecantikan yang bisa menggaet hati manapun. Tapi dengan pasrah nya, Lo biarin sih upik abu itu mengambil First kiss yang udah Lo jaga selama ini... Arrrggg."

Alicia menatap dirinya di cermin besar, dia memegang bibirnya, memejamkan mata lalu memikirkan adegan ciuman, perlahan otak nya terkontaminasi dengan pikiran kotor, tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat ke atas.

"Manis juga bibir tuh cowok,"Detik kemudian Alicia membuka matanya dengan sempurna, menampar kedua pipinya." APA YANG LO PIKIRIN."Teriaknya sekali lagi.

"Wah, bener, ada yang salah sama otak Gue." Alicia menggelengkan kepala dengan mode cepat, mengusir pikiran nya. Tapi sungguh sial, jantung nya tidak bisa di ajak bekerja sama dan dia terus berdisko dengan nyanyi " Ku Bahagia', kamprett, Alicia ingin merobek hati dan jantung nya. Dia benar - benar seperti wanita yang baru mengalami yang namanya 'Jatuh Cinta'. Tapi tetap saja Alicia menepis pikiran itu, mana mungkin dia jatuh cinta, jantung nya saja yang bermasalah.

"Oke, Alicia, Lo tenang, gak papa, anggap aja itu bukan ciuman tapi sebuah kecelakaan yang tidak di sengaja, oke, rileks." Alicia menyemangati dirinya sendiri, dia menyalakan keran dan membasuh wajah nya, mengambil tissu dan mengeringkan nya, masa bodo dengan make up yang juga akan luntur.

Setelah selesai, dia keluar dari toilet, untung saja dia menempelkan papan yang bertuliskan 'Sedang Di Perbaiki' , jadi tidak ada yang masuk ke dalam toilet itu, jika ada yang melihatnya mungkin mereka akan menghubungi rumah sakit jiwa karena sejak tadi Alicia terus berteriak - teriak.

Dia memantapkan hati untuk kembali ke tempat dimana Angga sedang menunggu nya, dengan jalan yang mantap seolah tidak terjadi apa - apa, Alicia melenggang pergi.

Tapi baru beberapa langkah, tangan nya di tarik oleh seseorang membuat Alicia sedikit merintih kesakitan.

"Aaawww, " Pekik Alicia melotot."Lo?"Tunjuk Alicia pada pria yang ada di depan nya.

"Kenapa? Bukan nya kamu datang kesini untuk menemui ku, sayang." Anggara menatap tajam, dengan senyum yang sangat mengerikan dimata Alicia.

Alicia melepaskan tangan nya dengan kasar."Cihh, kepercayaan diri dari mana Lo, kayanya ketenaran Lo udah buat Lo lupa diri deh."

"Iya, Gue lupa sama diri Gue sendiri, tapi Gue gak mungkin bisa melupakan wanita seperti Lo, Alicia." Menarik tengkuk mencoba menyambar bibir Alicia, tapi secepat kilat Alicia menendang burung yang sedang tertidur, membuat Anggara meringis sembari memegangi peliharaan nya.

"Cuuihhh, " Alicia meludah, tatapan matanya membunuh."Bibir Gue terlalu berharga buat cowok yang gak tau malu kaya Lo."

Saat Alicia akan pergi, Anggara kembali bersuara sambil menahan sakit."Gak usah sok polos, Lo gak pernah izinin Gue buat nyentuh tubuh Lo, tapi Lo memberikan bibir Lo buat cowok lain."

Alicia menoleh dengan tangan di silang ke dada. Tatapan nya berubah menjadi datar."Setidaknya mulut dia gak bau kaya Lo, "Tunjuk Alicia dengan jari telunjuk nya." Ups sorry, mulut Lo kan emang dari sana nya udah bau, habisnya kebanyakan di pake sama cewek murahan sih."Ejek nya seketika membuat tangan Anggara mengepal.

"Lo bilang apa?" Anggara mulai marah.

" Sssttt, "Menempelkan jari telunjuk di bibir." Jangan marah - marah sayang, kamu seorang bintang, apa kamu tidak takut jika ada yang memotret atau menge post di sosmed ' Seorang Anggara Allegri Sam berlaku kasar kepada seorang wanita', kayanya judul itu sangat cocok deh."Alicia semakin mengejek, dan bodoh nya Anggara malah celingak celinguk ke depan, belakang, samping kiri dan kanan, memastikan bahwa tidak ada yang merekam mereka berdua.

Alicia langsung tertawa terpingkal - pingkal."Muka Lo lucu banget kaya gitu, kenapa? Takut ya? Gue kira seorang Anggara gak punya rasa takut.. Tapi ternyata--"Alicia kembali tertawa mengejek."Gue lupa yang gak Lo punya kan cuma rasa malu."

"SIALAN,"

Anggara kehabisan kata - katanya, mengandalkan tangan nya untuk memberi pelajaran. Tapi tangan nya tergantung di udara saat seseorang menahan nya. Alicia tertegun melihat Vio, Adel dan Ayu berada disini.

Ayu yang menahan tangan Anggara segera melepaskan nya dengan kasar." Hei Lis, kita cariin kemana - mana, taunya Lo lagi sama pengemis disini.""Melirik ke arah Anggara dengan tatapan tajam.

"Lo bilang apa? Lo ngatain Gue pengemis?" Seru Angga menunjuk dirinya sendiri.

"Ya kalo itu emang kenyataan nya, kenapa harus sewot?" Sela Adel dengan tangan terlipat di dada."Jangan bilang Lo lupa sama semuanya?"

"Apa perlu Gue ingetin, gimana dengan tidak tau malunya, Lo ngerengek seperti anak kecil, meminta di kenalkan kepada seorang producer musik, tapi setelah Alicia mengenalkan Lo sama producer nya, dengan gak tau dirinya, Lo malah tidur sama PD itu. Ckckck, ternyata selera Lo tante - tante ya." Vio tertawa mengejek, semakin membuat ketiga wanita itu tertawa saat melihat wajah merah Anggara, bisa di tebak bagaimana jika kemarahan itu meledak seperti bom.

"Jaga ucapan Lo, Gue gak pernah ngelakuin itu." Kilah nya, itu memang benar terjadi tapi sebuah kecelakaan saat dia sedang mabuk dan membutuhkan seseorang untuk di jadikan pelampiasan nya. Sementara Alicia tidak pernah mau di sentuh atau di ajak berhubungan badan.

Pernah sekali Anggara ingin menjebak Alicia dengan obat perangsang, tapi aksinya di gagalkan oleh anak buah Daddy nya dan Anggara mendapatkan pelajaran yang membuatnya kapok.

"Ckckck, Lo kalo mau nyembunyiin bangke, itu Lo gali tanah terus Lo kubur biar gak terlalu kecium. Tapi kalo Lo biarin tuh bangke berserakan di lantai, itu berarti Lo gak pinter nyimpen bangke nya." Tukas Ayu.

"Mending Lo pergi dari sini, bau mulut Lo mencemarkan udara, " Adel mengeluarkan parfum dari tas nya dan menyemprotkan nya ke udara, membuat Anggara terbatuk - batuk, Adel mengendus dan mencium udara."Sial masih bau."

"Ya iyalah bau, orang bangke nya masih disini." Ejek Vio melirik ke arah Anggara yang sedang terbatuk - batuk, parfum nya sangat menyegat.

"Sialan Lo semua? Awas aja Lo ya." Anggara menunjuk mereka, perlahan mundur, dia lebih baik pergi dari pada membuat masalah yang akan merugikan citranya yang baru dia bangun.

"Bye bye, " Seru ketiganya melambaikan tangan sambil tersenyum. Detik kemudian, senyum mereka menghilang dan saling menatap, lalu secara bersamaan mereka membalikkan badan menghadap Alicia dengan sorotan tajam, Alicia yang merasa terintimidasi menelan ludah dengan kasar.

"Alicia Margaretha Erlangga," Seru mereka bersamaan, sungguh kompak, pikir Alicia. Tapi itulah yang mengerikan.

"Apa? Kenapa Lo bertiga lihat Gue kaya gitu?" Tanya nya gugup.

"Bisa Lo jelasin sama kita, apa arti dari ini semua?" Adel mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan foto Alicia dan Angga saat mereka memasuki ruangan tempat konser. Tapi itu masih normal. Saat Adel menggeser layarnya, terpampang lah adegan ciuman hot antara Alicia dan Angga.

Mata Alicia membelalak, foto itu di ambil tepat di samping Alicia."APA -APAAN INI?! "

"KARENA KITA DUDUK DI SAMPING LO." seru mereka kompak dengan suara melengking.

"HAA?!"