Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.
Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.
Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13.
Ketukan pintu kamar terus saja berbunyi, plus dibarengin suara melengking dari gadis yang ada di luar kamar.
Penghuni dalam kamar justru tidak mendengar karena kedua telinga nya tersumpal oleh earphone.
Saat suara lagu terhenti, barulah yang di dalam mendengar.
"DISKY BUKA!!!!"
"Ngapain sih kesini nih orang!" Sewot Disky, sebelum akhirnya Disky bangkit dari ranjang untuk membuka pintu kamar.
Pintu pun terbuka, tak lama terdengar suara tamparan pipi Disky yang melayang dari tangan Nadilla, itu hanya sebagai luapan Emosi saja dari gadis itu.
Disky cukup terdiam saat ia di tampar, yang kemudian mendengar Nadilla ngedumel tidak jelas. "Buka pintu kamar aja lama banget!"
"Lah? Emang saya nyuruh kamu datang kesini?" Tanya Disky yang kini dengan tatapan tajamnya.
"Saya berhak kesini karena saya tunangan kamu!" Jawab Nadilla seraya menatap balik disky dengan tajam.
Disky memutar balikan tubuh Nadilla, lalu mendorong halus punggungnya untuk menjauh dari kamar "Saya gak mau di ganggu sama siapa-siapa, sana pulang!"
Nadilla memberontak, menepis tangan Disky hingga berjalan menunduk penuh amarah menuju ke kamar pria itu.
Duduk di kasur, salah satu kaki diangkat untuk ia pangku, kemudian menopang dagu sembari menatap Disky penuh sewot, tak lupa juga untuk menambah kesan lagi marah Nadilla memampang bibir manyun.
Disky menarik nafas mencoba sabar hadapin sifat Nadilla, menghampirinya dengan jalan yang agak terhuyung.
"Kamu sakit?" Tanya Nadilla yang masih setia memperhatikan gerak-gerik Disky.
"Enggak" Jawab Disky singkat.
Dari pada harus mengomel, Nadilla cepat mengecek. Memegang tangan hingga kening Disky yang terasa panas.
"Bilangnya enggak, tapi badan kamu panas begini!"
"Masuk angin doang" Disky memastikannya.
"Rebahan! Jangan banyak gerak!" Titah Nadilla sembari membantu pria itu berjalan.
"Ngapain si, saya bukan anak kecil!"
"Udah diam!"
Saat Disky sudah terbaring, Nadilla bergegas keluar kamar untuk meminta obat pereda nyeri demam kepada orang rumah. "Tunggu bentar"
Sekarang, Disky menuruti keinginan gadis itu.
Sepuluh menit berselang, Disky hampir saja tertidur. Ia terbangun saat Nadilla membawa baskom berisi air hangat dengan kain untuk kompresan demamnya.
"Nih obatnya kamu minum dulu" Kata Nadilla
"Saya belum makan" Kata Disky.
Nadilla menatap Disky sejenak, kemudian memesan bubur ayam di aplikasi gojek.
Selanjutnya Nadilla perah kain yang terendam air hangat untuk ditempel di kening Disky.
"Saya lagi pesan bubur, jangan tidur dulu"
"Iya-iya" Disky menatap wajah Nadilla heran, padahal yang kemarin gadis itu marah-marah, namun sekarang ia terlihat sangat perhatian.
"Seenggaknya kamu ngabarin saya kalau lagi sakit, biar saya gak khawatir"
"Iya maaf kalau buat kamu khawatir, tapi saya baik-baik aja, makasih ya"
"Udahlah saya gak mau marahan, capek tau ga disky!" Kata Nadilla.
"Siapa yang buat kamu marah coba?"
"Ya kamu! Nuduh saya ngadu ke orang tua lah apa lah!"
"Katanya capek, tuh marah lagi?"
"Kesel kalau diingat"
Disky membelai kepala Nadilla "Saya minta maaf, baikan ya"
"Iya iya" Nadilla pun tersenyum. Senyuman itu pun dibalas oleh Disky.
"Oh iya kenapa tadi kamu bolos?" Tanya Nadilla.
Disky menarik nafas, kemudian langsung menjawab. "Cuma gak mau ngerepotin banyak orang kalau saya lagi sakit"
"Ya allah Disky! kan manusia enggak bisa hidup kalau tanpa bantuan orang lain"
"Iya sih"
"Lain kali ngabarin saya lah, biar nanti izin ke wali kelas. Kalau gak ngabarin kan kamu di anggap bolos" Kata Nadilla.
"Iya, janji"
Obrolan mereka terhenti sampai di beberapa menit setelahnya.
Keadaan Disky masih dijaga dengan baik oleh Nadilla, itu yang terlihat oleh kedua mata Bu Karina. Beliau tak sengaja mengintip di balik pintu, niatnya untuk memberikan bubur yang Nadilla pesan melalui ojek online.
Setelah puas dengan apa yang dilihatnya, bu karina masuk kamar "Bubur sudah datang"
Nadilla kaget, selain melihat Bu Karina yang tiba-tiba masuk, ada juga bubur yang ia pesan sudah di persiapkan di mangkuk lengkap dengan gelas air hangat diatas nampan.
"Sejak kapan datang makananya bu?" Tanya Nadilla. Ia terlena karena fokus mengompres kening Disky.
"Gak lama kok barusan" Jawab Bu Karina sembari menyerahkan nampan bubur itu pada Nadilla.
Nadilla menerima nya, setelah itu Bu Karina keluar kamar karena tidak ingin mengganggu tugas nya Nadilla.
Setelah bubur diaduk, Nadilla mulai menyuapi satu sendok bubur ke dalam mulut Disky.
"Masih panas oon" Kata Disky dengan intuisi nya.
"Ini hangat. Cepat dimakan terus minum obat"
"Udah makan tadi" Disky berusaha mengelak.
"Makan apa? Kamu gausah bohong sama saya, wajah kamu aja pucat begitu!" Sembur Nadilla.
"Bawel banget sih kamu dari tadi, apa mau saya hukum?" Kata Disky dengan tatapan dingin.
"Cepat buka mulutnya!" Nadilla mengalihkan pembicaraan.
"Nantangin ya" Kata Disky seraya menatap nya sambil tersenyum nyebelin, kemudian Disky bangkit dari ranjang sekaligus membuka mulutnya secara perlahan.
Tapi, itu hanya impuls nya saja.
Ia tiba-tiba mencondong tubuh kedepan untuk menghukum Nadilla melaui kecupan di bibir mungilnya.
"Itu hukuman dari saya!"
Detik pertama, Nadilla terdiam.
Detik kedua, Nadilla mencerna.
Detik ketiga, Nadilla menaruh mangkuk di kasur dan pergi sambil menutup bibirnya.
"Mau kemana?!" Tanya Disky
"Ka-kamu makan sendiri" Jawab Nadilla.
Gadis itu sekarang berada di kamar mandi, bersandar di ambang pintu sambil menarik nafas berkali-kali, memegang dada yang berdegup kencang hingga bibir mungilnya yang habis di cium.
'Di-dia ngapain barusan' Nadilla masih tidak bisa berkata-kata. Membasuh wajah dengan air dan menarik nafasnya kembali.
Setelah semua sadar bahwa ia habis di cium, Nadilla kembali ke kamar Disky dengan wajah yang sudah mulai tenang.
Nadilla pun melihat Disky mulai memakan bubur yang ia pesan.
"Disky" Sapa Dilla sembari menarik kursi untuk duduk kembali di samping ranjang.
"Iya"
"Sini saya suapin" Kata Nadilla.
"Tolong ambilkan air minum yang enggak panas aja di dispenser" Titah Disky. Dilla mengangguk nurut.
Hingga Dilla kembali membawa minuman yang Disky inginkan, Disky tidak ingin dimanja oleh Nadilla, ia makan sendiri tanpa disuapin oleh gadis itu.
Setelah makan, Disky meminum obat pereda demam. Tak lama Disky pun tertidur.
Nadilla mencoba room tour kamar Disky, di mulai membuka dompet Disky yang isi nya ada foto dia dengan Maurel. "Hem" Katanya sambil mengambil foto itu entah untuk apa.
Nadilla menyimpan kembali dompet Disky di atas nakas, kemudian beralih ke lemari yang isinya baju-baju, sepatu, dan perlengkapan bermain basket.
Habis itu menoleh ke bawah meja belajar melihat beberapa botol yang masih di tutupi oleh plastik hitam.
"Apa ini?" Nadilla penasaran membuka tutup botol itu. Tak lama kemudian ia ingin muntah saat mencium bau alkohol. "Apa dia semalam habis mabuk?" Kata Nadilla.
Ia menyimpan kembali botol itu, memilih kembali menjaga Disky sampai tak terasa kepalanya terjatuh di atas ranjang.
Saat itu Disky terbangun karena tubuhnya terasa ada yang menimpanya, menoleh sesaat yang rupanya itu kepala Nadilla.
Ingin sekali Disky menampol wajah damai nya Nadilla yang tiba-tiba tidur.
Tapi pria itu membelai halus rambut Nadilla dan berkata "Terima kasih atas perhatiannya"
Sebelum akhirnya ia memegang tangan Dilla dan kembali tidur sambil berpegangan tangan
Tak lama, Novia tiba-tiba membuka pintu kamar Disky, dengan membawa kotak pizza yang akan diberikan untuk Disky. Melihat kemesraan abangnya dengan Nadilla, Novia memilih meninggalkan kamar Disky.
"Maaf kak Maurel kalau pizza nya saya yang makan"