Tunangan Kesayangan Nadilla
Sebagian wanita pasti tidak akan menolak jika orang tua mengambil langkah yang tepat untuk bertahan hidup.
Nadilla Sakira Putri, Anak satu-satunya yang di miliki oleh bu gita. Mempunyai trauma kisah cinta di masa lalu yang membuatnya menjadi gadis pemarah.
Ia hidup hanya berdua bersama ibu nya, Ayahnya meninggal tepat satu tahun yang lalu karena penyakit serius bagian lambung.
Berharap jika yang Nadilla pilih adalah jalan yang tepat, Merelakan masa mudanya untuk menikahi anak dari mantan bos dari mendiang ayahnya.
Dari pada memikirkan itu, Nadilla mencoba bertanya sesuatu kepada sang ibu yang berada di sampingnya.
"Kok lama banget ya mah jemputannya"
Sudah hampir satu jam Nadilla berada di stasiun jakarta kota. Mulai hari ini, Nadilla pindah sekolah dari Bandung ke Jakarta Selatan.
"Sabar ya Dilla, Bu Karina mungkin terjebak macet" Pikir Bu Gita.
Mengulur kesabaran jelas membuat Nadilla semakin bosan, Ia bangun dari tempat duduk berniat untuk membeli sesuatu yang bisa di makan.
"Mah sebentar ya" Pamit Nadilla.
"Mau kemana?" Tanya Bu Gita.
Nadilla menunjuk lurus ke arah Minimarket "Mau kesana, mau beli roti"
"Yasudah hati-hati ya"
Nadilla menangguk, kemudian perlahan berjalan meninggalkan ibunya di bagian ruang tunggu stasiun.
Butuh waktu hampir lima menit, Nadila kembali ke sisi Bu Gita.
Mengerut kening adalah reaksi yang tepat saat Dilla melihat seorang pria yang kini sedang berada di tengah-tengah ibunya.
"Siapa ini mah?" Tanya Nadilla.
"Dia tunangan kamu, anak dari Ibu Karina"
Dilla menatap pria itu dengan senyuman, si pria itu menatap balik dengan tatapan yang sama, namun bedanya hanya pelit senyuman.
"..." Nadilla terdiam sesaat keduanya mulai bersalaman
"Saya Disky" Pria itu memperkenalkan diri lebih dulu.
"Iya, saya Nadilla" Jawab Nadilla kemudian melepas jabat tangan nya.
"Kemana mamah kamu Ki?" Tanya Bu Gita.
"Mamah masih sibuk di kantor, makanya nyuruh Disky yang jemput" Jawab Disky.
"..." Nadilla terdiam sambil memperhatikan mereka, seolah ibunya sudah dekat dengan pria itu.
Seketika Disky sudah terdiam, kini menatap serius ke wajah Nadilla. Di dalam hatinya pun berkata 'Lumayan juga nih cewek buat saya manfaatkan'
Sadar diperhatikan, Nadilla menatap balik wajah pria itu, tanpa ngedumel apapun. Ia langsung meringkas semua barang bawaan nya.
"Ayo jangan lama-lama disini" Kata Nadilla ke Disky.
Bu Gita merespon tersenyum, kemudian beliau mengambil barang bawaannya juga.
Sedangkan si laki-laki itu masih terdiam, ada yang aneh dengan perasaannya saat menatap gadis itu, tapi dia tidak tahu itu apa.
"Bu biar saya yang bawa Bu" Kata Disky ke Bu Gita, sekaligus mengambil tas bawaannya Bu Gita.
"Disky gausah, biar ibu aja" Tolak Bu Gita.
"Ibu pasti capek, biarin saya yang bawa"
"Baiklah, terima kasih ya"
Disky tersenyum "Iya sama-sama bu"
Hingga akhirnya Bu Gita menyerahkan semua barang bawaan nya kepada Disky.
Sedangkan yang di belakang sana, Nadilla memperhatikannya diam-diam. Tidak ingin berkomentar, meyakini kalau pria itu tidak seburuk dari mantan nya yang menghamili sahabat baik nya sendiri.
Bu Gita dan Disky mulai melangkah, Nadilla yang awalnya ingin lebih dulu masuk ke dalam mobil, kini memilih untuk berada di samping ibunya.
Perjalanan Nadilla mulai beralih ke kediaman rumah Disky.
Disky tidak langsung membawanya ke rumah, membiarkan ibu dan anak gadisnya itu makan malam lebih dulu.
"Kita mampir makan dulu ya disini bu" Ajak Disky.
"Bisa dirumah aja gak?" Kata Nadilla. Bukan nya ingin menolak, hanya saja tubuh Nadilla sudah benar-benar pegal kebanyakan duduk di dalam kereta.
"Take away gitu?" Kata Disky.
"Iya"
"Repot nanti, mendingan disini"
"Apanya yang repotin coba?"
"Iya saya males nyuci piringnya"
"Biar nanti ibu yang nyuci Disky" Timpal Bu Gita.
"..."
"Saya juga bisa nyuci, idiot banget nih cowok sumpah" Gumam Nadilla.
"Ngomong apa kamu tadi?" Disky menatap Nadilla dengan serius.
"Gak, denger aja tuh telinga"
"Nadilla sayang enggak boleh begitu kalau sama calon suami" Omel Bu Gita.
"Masih lama jangan bahas suami-suami lah mah, Dilla mau menikmati sisa-sisa masa sekolah"
"Iya, tapi omongan kamu tetap dijaga ya"
"Iya mah, cuma kesel aja kalau orang lagi capek malah mau ditahan disini" Nadilla mengalihkan pandangan ke tempat Disky berada, sayangnya dia menghilang.
Pria itu tidak ingin berdebat di tempat umum, ia memilih langsung memesan makanan biar tidak ngantri panjang.
"Tuhkan, sumpah lah mah" Keluh Nadilla ingin menangis.
Bukan karena Disky yang tiba-tiba ngilang, Sekilas Nadilla mendengar kalau pria itu memilih makan di tempat.
"Saya maunya di takeaway aja" Pinta Dilla.
"Iya itu yang satu untuk kamu saya takeway, untuk saya dan ibu kamu akan makan disini" Jawab Disky tanpa melihat wajah Nadilla yang sudah mulai memerah.
"Tangan saya gatel sumpah, mau nabok tuh mulut" Kata Nadilla
"Udah ah, gausah rewel"
Greget, iya. Kondisi Nadilla seperti sudah ingin menarik rambut pria yang menurutnya nyebelin.
Tapi beruntungnya Nadilla masih bisa meredam emosinya. Selain berada di tempat umum, takutnya Dilla nanti di omelin ibu nya lagi.
"Iya udah iya saya makan disini"
"Nah gitu dong"
"Iya karena saya waras tidak seperti kamu"
"Sopan kah sama calon suami?" Kata Disky singkat, kemudian pria itu berbicara kepada kasir untuk semua pesanan makan di tempat.
Nadilla pergi menghampiri ibunya yang sudah duduk di meja paling pojok, sedangkan si pria sedikit menoleh untuk melihat tubuh gadis itu yang langsing.
Setelah memesan, Disky menuju ke meja makan. Melihat Nadilla menopang pelipisnya untuk menunggu yang sekian kalinya.
"Selalu aja menunggu, selalu aja memberi harapan palsu, selalu aja disakiti. Semua cowok sama aja bejadnya!" Gerutu Nadilla.
"..."
"Banyak sabar itu baik dilla, jangan kamu ungkit dia terus" Kata Bu Gita.
"Iya mamah enak cuma bisa bilang sabar, masalah nya di kereta tadi Dilla belum istirahat sama sekali"
Disky menatap serius wajah Nadilla, pun ke arah Bu Gita yang sedang memberi kode berupa ayunan tangan memegang barang.
Tak lama dari itu disky kembali ke kasir.
"Tolong semuanya di takeaway aja untuk pesanan ini" Kata Disky sembari menyerahkan bon belanjaan.
**
Lima menit kemudian...
Nadilla yang benar-benar ingin istirahat itu langsung terkejut saat mendengar ucapan Disky mengajak pulang.
"Lah gak jadi makan disini?" Tanya Nadilla.
"Iya, saya lupa lagi ada urusan" Jawab Disky.
"Alhamdullilah" Nadilla tersenyum puas, salah menilai rupanya kalau Disky bukan orang yang tipikal egois.
Kali ini Nadilla dengan Bu Gita diarahkan pergi menuju ke rumah Disky.
Dalam perjalanan yang sunyi itu sudah cukup membuat Nadilla terlelap di dalam mobil.
Disky menatap di balik spion dalam, melihat wajah damai nya Nadilla saat tertidur.
Gerutuan Nadilla soal masa lalu, sukses buat Disky semakin penasaran.
'Tapi itu nanti, biarkan saya maanfaatkan kamu selagi bisa saya kontrol'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments