NovelToon NovelToon
Kau Dan Aku Selamanya

Kau Dan Aku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Suami Tak Berguna
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Hidup Audy runtuh ketika pengkhianatan dalam rumah tangganya terbongkar. Di tengah luka yang menganga, kariernya justru menuntutnya berdiri tegak memimpin proyek terbesar perusahaan. Saat semua terasa mustahil, hadir Dion—direktur dingin yang perlahan menaruh hati padanya, menjadi sandaran di balik badai. Dari reruntuhan hati dan tekanan ambisi, Audy menemukan dirinya kembali—bukan sekadar perempuan yang dikhianati, melainkan sosok yang tahu bagaimana melawan, dan berhak dicintai lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Sejak kejadian malam itu di rumahnya, Audy mulai sengaja menjaga jarak. Dia berusaha tetap terlihat profesional, tetap bicara dengan Dion, tapi hanya sebatas urusan pekerjaan. Kalau Dion berusaha mengajak ngobrol ringan, Audy selalu punya alasan untuk buru-buru pergi.

Di kantor, Yunita bahkan sempat menggoda,

“Dy, kamu lagi ada masalah sama pak Dion? Kok kayaknya kamu selalu menghindar tiap ngeliat dia, kayak lagi ngeliat setan aja…”

“Hah? Nggak lah, perasaan kamu aja itu. Aku cuma pengen kerjaan cepet beres aja kok, kamu tahu sendiri kalau proyek kita lagi banyak dan dikejar deadline. Belum lagi, akan ada proyek baru didepan mata” potong Audy cepat, berusaha mengelak, meski tak bisa menutupi pipinya memerah tanpa dia sadari.

Dion yang peka, tentu menyadari perubahan itu. Senyum Audy yang biasanya hangat kini terasa hambar, tatapan matanya selalu berpindah lebih cepat setiap kali mereka berpapasan. Ada jarak yang entah kenapa membuat Dion justru semakin ingin mendekat.

Sampai suatu hari, Dion akhirnya menemukan cara. Dia mendekati Audy di ruang kerjanya, sambil membawa map tebal.

“Audy, besok temani saya meeting dengan klien di luar kantor, ya. Saya rasa kamu yang paling paham detail proyeknya.”

Audy mendongak kaget. “Besok, Pak? Bukannya itu bisa di-handle Yunita saja?”

Dion tersenyum tipis, matanya dalam menatap Audy. “Nggak, Saya maunya kamu.”

Hanya tiga kata sederhana, tapi cukup membuat Audy terdiam. Dia akhirnya mengangguk.

Keesokan harinya, mereka pun berangkat bersama. Di dalam mobil, suasana awalnya tampak canggung. Hanya suara musik yang terdengar, sementara Audy sibuk menatap pemandangan di luar jendela, pura-pura tak peduli, meskipun jantungnya gugup tak karuan.

Dion melirik sekilas, lalu berkata, “Belakangan ini rasanya kamu kayak menghindar dari aku. Apa aku ngelakuin kesalahan, Dy?”

Pertanyaan itu membuat Audy menoleh cepat. “Nggak kok, Dion. Nggak ada apa-apa.”

“Kalau nggak ada apa-apa, kenapa kamu menghindar terus tiap kali aku mau ngajak kamu ngobrol? Kamu tahu nggak, aku ini jadi bingung. Kalau aku emang ada kesalahan, kamu bisa bilang, biar aku juga introspeksi” Dion terkekeh, mencoba mencairkan suasana.

Audy menggigit bibir bawahnya, wajahnya merah padam. “Aku cuma… takut orang lain salah paham. Takut kalau orang bilang kita punya hubungan khusus”

Dion menatap jalan sebentar, lalu kembali meliriknya dengan senyum hangat. “Kalau soal orang lain, biar aku yang urus. Yang penting, aku nggak mau kamu menjauh dari saya. Lagipula apa salahnya kalau kita punya hubungan khusus, toh kamu juga bisa dibilang single, meskipun belum resmi. Aku juga single”

Audy terdiam. Jantungnya berdetak kencang, tapi kali ini dia tidak bisa mengelak lagi. Hanya senyum tipis yang tergurat di bibir Dion yang melirik Audy tampak salah tingkah.

***

Meeting dengan klien selesai lebih cepat dari yang mereka kira. Saat makan siang, Dion sengaja mengajaknya ke sebuah kafe kecil di pojok kota. Tempatnya cozy, penuh tanaman hijau dan aroma kopi.

“Kamu suka tempat seperti ini kan?” tanya Dion sambil menarik kursi untuk Audy.

Audy menatapnya, agak terkejut dengan gesture itu. “Kok bisa tahu?”

“Feeling aja. Dan ternyata benar.” Dion tersenyum puas melihat wajah Audy yang mendadak berbinar saat melihat interior kafe itu.

Mereka duduk berhadapan, mulai dengan obrolan ringan—tentang kopi favorit, tentang musik yang diputar di kafe, tentang hal-hal remeh yang biasanya Audy hindari. Tapi kali ini, suasananya berbeda. Dion membuatnya merasa lebih dari sekedar nyaman, seolah semua kekhawatiran bisa dikesampingkan untuk sementara.

Di tengah tawa kecil mereka, Yunita tiba-tiba mengirim pesan ke Audy: “Dy, dimana? Masih meeting sama pak Dion? Kalian bukan lagi ngedate kan?”

Audy buru-buru meletakkan ponselnya di meja, wajahnya merah padam. Dion memperhatikan, lalu dengan nada menggoda bertanya,

“Kenapa, ada yang lucu? Siapa yang whatsapp?”

“Yunita, dia nanya kapan aku balik. Katanya ada yang perlu direview” jawab Audy cepat, menunduk sambil pura-pura mengaduk minumannya.

Dion hanya terkekeh, lalu berkata lirih, “Audy, kalau saya bilang saya nyaman banget ngobrol sama kamu seperti ini… kamu bakal marah nggak?”

Audy menatapnya kaget.dia tidak punya jawaban. Hanya senyuman tipis yang muncul tanpa bisa dia tahan, senyuman yang justru semakin membuat Dion yakin untuk terus bertahan di sisinya.

***

Sejak saat itu, interaksi antara Dion dan Audy semakin sering terlihat, bahkan Yunita pun bisa melihat kalau mereka berdua mulai terlihat lebih dekat. Seperti sore itu, saat kantor mulai sepi dan Audy sedang menunggu supir kantor yang biasa mengantarnya pulang, tiba-tiba mobil Dion sudah ada didepan lobby, Jendela kaca turun, memperlihatkan wajah Dion yang tersenyum kecil.

“Ayo, saya antar pulang.”

Audy menggeleng cepat. “Wah, nggak usah repot-repot. Saya bisa pulang sendiri, ada supir kantor yang mengantar.”

“Nggak repot sama sekali. Lagipula kita kan juga searah. Selain itu…” Dion menoleh sebentar, menatapnya hangat. “…saya lebih tenang kalau bisa pastikan kamu sampai rumah dengan selamat.”

Yunita hampir saja terbatuk mendengar rayuan Dion "Dy, udah kamu duluan aja. Aku bisa nunggu taksol kok" katanya pada Audy.

"Kita bareng aja Yun" ajak Audy, tapi Yunita langsung ciut saat melihat tatapan Dion seolah berkata "Jangan ganggu" dilemparkan padanya.

"Nggak deh Dy, hehehe. Makasih. Bye, sampai ketemu besok" kata Yunita yang sudah kabur ke dalam lobby.

Di lain hari, saat hujan cukup deras Audy dan Yunita baru saja selesai meeting eksternal. Saat mereka hendak keluar dari lobi, Yunita tiba-tiba harus menyelesaikan hajat kecil dan harus kembali ke dalam.

"Dy, aku harus balik ke dalam sebentar. Perut aku mendadak disko. Kamu tungguin aku ya,” ujar Yunita sebelum buru-buru berlari kembali ke dalam.

Audy berdiri di bawah kanopi gedung, menatap derasnya hujan sambil memeluk map tebal di dadanya. Nafasnya mengembun, dingin mulai merayap. Ia sempat berpikir untuk menunggu sampai reda, meski tahu itu bisa memakan waktu lama.

Tiba-tiba, sebuah payung hitam terbuka di atas kepalanya. Audy menoleh, dan di sana Dion berdiri, setelan kerjanya tetap rapi meski beberapa titik air sudah membasahi bahunya.

“Kalau nunggu reda bisa sampai malam,” ucapnya tenang. “Ayo, aku antar sampai mobil.”

Audy sempat tertegun, matanya berkedip pelan. “Aduh… nggak usah, Dion. Ini aku juga masih nunggu Yunita di dalam.”

“Nggak masalah. Kamu tinggal message Yunita kalau kamu sudah di mobil.” Dion menunduk sedikit, menyesuaikan tinggi payung agar Audy tak terkena percikan hujan.

Mereka berjalan berdampingan. Jarak tubuh yang terlalu dekat membuat Audy gugup, apalagi saat angin hujan berembus kencang, membuatnya refleks mendekat ke sisi Dion. Suara hujan yang menimpa payung menciptakan ruang intim, seakan dunia hanya milik mereka berdua.

Saat sampai di mobil, Audy sadar lengan bajunya basah kuyup terkena percikan air. Dion tanpa pikir panjang melepas jasnya, lalu menyampirkannya ke pundak Audy.

“Kamu pakai ini. Baju kamu lumayan basah. Nanti kamu bisa kena flu.”

Audy menunduk, jantungnya berdebar begitu kencang sampai ia merasa suaranya bisa terdengar. “T-terima kasih,” jawabnya lirih, pipinya merona merah.

Dion hanya tersenyum kecil, menatapnya dengan cara yang membuat Audy ingin menunduk lebih dalam lagi.

Sementara itu dari kejauhan, Yunita yang akhirnya menyelesaikan urusannya didalam, malah celingukan mencari Audy. Dibantu oleh security yang meminjamkan payung, Yunita pergi ke mobil demi mendapati sahabatnya sudah duduk di kursi penumpang belakang dengan wajah memerah karena malu dan Dion tepat di sampingnya, aura romantis memenuhi ruang kabin mobil.

Sambil masuk ke mobil di kursi penumpang depan, Yunita tak tahan untuk berkomentar.

“Pak, setuju nggak kalau rasanya kayak ada bunga-bunga gitu ketimbang hujan deras” kekehnya.

"Tapi disini nggak ada bunga mbak Yun, adanya hujan tuh deres banget" jawab supir kantor mereka yang tak mengerti dengan jokes Yunita.

"Ih bapak ini, nggak pengertian amat" kata Yunita.

Audy langsung menatap Yunita didepannya dengan wajah merah padam. “Yun, kamu ngomong apa sih!”

Dion terkekeh pelan, "Jalan pak. Kita antar mereka dulu" kata Dion.

"Siap pak" kata supir itu dengan patuh, dan langsung menyalakan mesin mobil mereka.

...***...

1
Syiffa Fadhilah
dion harus lebih bejuang lagi untuk meyakinkan audy, karena trauma pernikahan yang berakhir perceraian itu sangat menyakitkan.
Widya Herida
lanjutkan thor ceritannya bagus
Widya Herida
lanjutkan thor
Sumarni Ukkas
bagus ceritanya
Endang Supriati
mantap
Endang Supriati
engga bisa rumah atas nama mamanya audi.
Endang Supriati
masa org penting tdk dpt mobil bodoh banget audy,hrsnya waktu dipanggil lagi nego mau byr berapa gajinya. nah buka deh hrg. kebanyakan profesional ya begitu perusahaan butuh banget. td nya di gaji 15 juta minta 50 juta,bonus tshunanan 3 x gaji,mobil dst. ini goblog amat. naik taxi kwkwkwkwkkk
Endang Supriati
audy termasuk staff ahli,dikantor saya bisa bergaji 50 juta dpt inventaris mobil,bbm,tol,supir,by perbaikan mobil di tanggung perusahaan.bisa ngeclaim entertaiment,
Endang Supriati
nah itu perempuan cerdas,sy pun begitu proyek2 sy yg kerjakan laporan 60 % sy laporkan sisanya disimpan utk finslnya.jd kpu ada yg ngaku2 kerjja dia,msmpus lah.
Syiffa Fadhilah
good job audy
Syiffa Fadhilah
sukur emang enak,, menghasilkan uang kaga foya2 iya selingkuh lagi dasar kadal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!