Tuan Tiada Tanding 2

Arjuna kemuduan menyeruput kopi panas dari cangkirnya, ketika Arjuna merasakan rasa di kopi ini jujur saja Arjuna merasakan kopi ini enak, namun di bandingkan dengan kopi milik Pak Indroprasto masih enakan kopi milik Pak Indroprasto.

Membuat Arjuna terdiam sesaat, "apakah pak Harsono dan Pak Indroprasto adalah rival yang bersaing membuat kopi terenak? Hmm... namun harus aku akui kopi milik Pak Indroprasto lebih enak, masih enakan kopi milik Pak Indroprasto di bandingkan milik Pak Harsono.." ucap Arjuna dalam hatinya.

Namun tentu saja Arjuna tidak mengucapkan hal ini secara gemblang, kalau dia mengatakan bahwa dia sudah mampir di ruamhnya pak Indroprasto dan merasakan kopi di sana lebih enak, jelas Pak Harsono yang menjadi rival pak Indroprasto akan merasa sakit hati karena kalah bersaing. Oleh karena itu arjuna memilih untuk merahasiakan hal ini, dia tidak akan mengatakan hal apapun tentang kopinya pak Indroprasto.

"Enak..." ucap Arjuna dengan ekspresi datar sambil menaruh kembali cangkir kopinya.

"Enak? Hanya enak?" Ketika kalimat itu terucap dari mulut Arjuna. Tuan Harsono, gumilar dan para pelayan langsung menghirup udara dalam dalam.

Tuan Harsono terlihat sangat geram pada saat ini, kopi istimewa miliknya yang telah dia rawat bahkan dia bacakan mantra khusus ketika masih bunga, sama sekali tidak di hargai oleh manusia rendahan ini. Padahal ada banyak sekali para pejabat, orang penting, bahkan orang orang dunia bawah tanah yang memohon mohon untuk mencicipi serbuk kopi istimewa ini.

Pernah juga ketika Tuan Harsono hendak menjual kopi ini ke publik banyak yang sangat banyak sekali yang mengantri bahkan sampai terjadinya pertumpahan darah. Menunjukan nilai kopi ini sangat sangat berharga.

Maka tidak heran pada saat ini Tuan Harsono sangat geram. Sementara itu Gumilar yang berada di belakang gurunya sudah bersiap untuk menghajar Arjuna. Kalau seumpama Tuan Harsono memberikannya perintah untuk menghajar Arjuna, maka Gumilar akan menghajarnya.

Arjuna sendiri melihat ekspresi geram dari pak Harsono, dalam hatinya Arjuna berucap, "pak Harsono ini apakah marah karena aku memasang wajah datar saat merasakan kopinya?" Tanya Arjuna dalam hatinya, "namun bagaimana lagi, memang rasanya seperti ini..."

Arjuna kemudian berucap, "rasanya sangat enak pak, namun karena saya bukan pecinta kopi saya tidak bisa merasakan kenikmatan sesungguhnya dari kopi ini. Bagaimana pun juga saya tidak memiliki wawasan yang luas, berbeda dengan anda..." ucap Arjuna yang berusaha tidak menyakiti hati Pak Harsono.

Ketika mendengar ucapan dari Arjuna ini Tuan Harsono memejamkan matanya dan menghirup udara dalam dalam, dia berusaha meredam amarahnya.

Tuan Harsono mencoba memaklumi Arjuna. Bagaimana pun juga Arjuna hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan untuk menilai dengan benar kopi istimewa miliknya.

Tuan Harsono kemudian mencoba untuk tersenyum lagi, "santai saja Pak Arjuna..."

Sambil memandangi pemandangan sore sehabisi gerimis ini Arjuna menyeruput kopi suguhan dari pak harsono.

Arjuna dengan cepat menghabiskan kopinya sebab Arjuna saat ini ingin segera kembali pulang, karena dia sudah tidak memiliki urusan lagi dengan Gumilar mau pun gurunya.

Ketika Arjuna menaruh cangkirnya di atas meja karena kopinya suda habis Arjuna melihat sesuatu dari kejauhan, sebuah taman bunga yang memiliki bunga lebih indah di bandingkan dengan taman ini.

"Tunggu, apakah aku melihat taman bunga di sana?" Tanya Arjuna dalam hatinya, "apakah itu taman milik anda juga pak Harsono?" Tanya Arjuna sambil menunjuk taman itu.

Tidak hanya Tuan Harsono bahkan Gumilar juga melihat arah yang di tunjuk oleh Arjuna ini, yang di tunjuk Arjuna adalah puncak sebuah bukit yang berada sangat dekat dengan tempat ini.

Tuan Harsono menggelengkan kepalanya, "tidak, taman itu bukan milikku... kamu juga tidak bisa masuk ke situ." Ucap Tuan Harsono kepada Arjuna yang ada di depannya.

"Milik siapa? Lalu mengapa saya tidak bisa memasuki taman itu?" Tanya Arjuna dengan ekspresi penasaran.

Tuan Harsono terdiam dia bingung mau mengatakan apa kepada Arjuna bahwa sebenarnya taman itu hanyalah sebuah ilusi dunia lain saja.

Taman itu sebenarnya berada di alam ghaib atau alam jin dan terkadang muncul dan terkadang tidak. Bahkan Tuan Harsono sudah memberikan arahan kepada para pelayannya ketika ada taman di atas bukit itu jangan pernah masuk ke sana apapun yang terjadi!

Sebab Tuan Harsono mengetahui betul apabila ada seseorang yang memasuki taman ghaib itu mereka akan tersesat dan mustahil untuk bisa kembali.

Tuan Harsono bisa menyimpulkan hal ini sebab Tuan Harsono pernah memasuki taman itu, dan dia bisa keliar sati tempat itu hanya karena beruntung saja. Seumpama saat itu dia tidak beruntung dia akan terjebak di situ selamanya bersama para demit yang menghuni taman ghaib itu.

Tuan Harsono terlihat memandangi Arjuna dengan tatapan serius, karena pada saat ini Arjuna hanyalah manusia biasa Tuan Harsono tidak mungkin mengukapkan hal mistis seperti ini, pastinya Tuan Harsono hanya di anggap oleh Arjuna bercerita tentang mitos saja.

"Karena pemiliknya sangat galak!" Jawab Tuan Harsono dengan sangat serius.

Arjuna langsung tercengang, "namun apakah saya boleh melihat taman itu lebih dekat..." tanya Arjuna.

Memang saat ini taman itu sangat berbahaya dan bisa menjebak seseorang ke dunia lain. Namun untuk tiba ke gerbangnya Arjuna tidak semerta merta tiba di sana dia harus melewati pagar ghaib yang di pasang oleh Tuan Harsono.

Taman itu sangat berbahaya dan sangat wingit oleh karena itu Tuan Harsono memasang pageran ghaib untuk mencegah pelayan dan muridnya memasuki taman itu.

Pada dasarnya Tuan Harsono bukanlah pendiri tempat ini, dia juga bukan pencipta tempat ini.

Dia hanyalah petapa biasa yang beruntung menemukan betapa ajaibnya tempat ini. Sebuah tempat yang di kelilingi hal mistis yang sangat kental. Kemudian mencoba membangun tempat tinggal di sini.

Kebun kopi kuno, Rumah Joglo misterius di tengah kebun kopi kuno dan taman ghaib di puncak bukit itu, hal itu merupakan contoh bahwa tempat ini masih di kelilingi hal-hal misti nan ghaib.

Tuan Harsono sendiri sedikit jengkel dengan Arjuna ini, Tuan Harsono sudah memperingati Arjuna bahwa pemilik tempat itu sangat galak! Tentu saja peringatan itu bohong agar Arjuna tidak ke sana.

Malah Arjuna masih ingin kesana walaupun hanya melihat dari pinggiran.

Maka tidak heran Tuan Harsono menantang, "memangnya kamu bisa?"

Tuan Harsono menantang seperti ini sebab Tuan Harsono sudah memasang pageran ghaib. Mungkin Arjuna akan melamun dan linglung begitu saja.

Arjuna sendiri mengerutkan keningnya ketika mendengar pertanyaan dari Tuan Harsono, Arjuna kemudian menatap taman di atas bukit itu tanan itu terlihat sangat jelas Arjuna hanya perlu berjalan ke sana dan sampai di situ mengapa tidak bisa?

Kemudian Arjuna bangkit dan berjalan menuju ke taman itu.

"Lihat Si bodoh itu! Sebentar lagi dia pasti akan termenung dan linglung."

***

ketik lanjut untuk up satu bab lagi, hehe.