Mason pewaris konglomerat terbesar di Swiss, terjebak dalam dilema ketika kekasihnya, Aimee, sakit parah dan tidak memiliki harapan untuk hidup lama. Di saat yang sama, Mason tanpa sengaja bertemu Chiara, seorang mahasiswi sederhana yang wajahnya mirip dengan Aimee. Putus asa ingin memiliki seorang anak, Mason menawarkan kesepakatan mengejutkan pada Chiara: melahirkan anak untuknya dengan imbalan sejumlah besar uang.
Chiara, yang terjepit oleh keadaan karena ayah angkatnya membutuhkan operasi transplantasi hati dengan biaya selangit, akhirnya menerima tawaran itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 🩵
Chiara menatap satu per satu lukisan yang terpajang di dinding galeri seni. Langkah kakinya berhenti di hadapan sebuah lukisan yang menarik perhatiannya sejak tadi.
Lukisan itu adalah potret karya Giuseppe Sator sebelum dia menjadi terkenal di seluruh dunia. Subjek dalam lukisan tersebut adalah ayah sang pelukis. Jika diperhatikan dengan seksama, wajah pria dalam lukisan itu penuh dengan kerutan-kerutan dalam yang menceritakan perjalanan hidup yang panjang. Kerutan di dahinya tampak menonjol, menunjukkan beban dan tanggung jawab yang telah dipikul bertahun-tahun.
Rahang yang tegas sedikit tegang, namun sudut mulutnya terangkat ke atas, menampilkan senyum samar yang penuh kehangatan. Mata dalam lukisan itu memancarkan kebijaksanaan dan kasih sayang yang mendalam.
Entah mengapa, lukisan ini sangat memikat hati Chiara. Setiap kali memandanginya, tubuhnya terasa hangat, seolah diselimuti perasaan aman dan nyaman. Lukisan ini mengingatkannya pada sosok ayah angkatnya, Cedric, yang telah merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Di sampingnya, Marco terus mengirim pesan singkat kepada teman-temannya, meminta bantuan untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan Giuseppe Sator. Dia tahu bahwa seorang pelukis kelas dunia seperti Giuseppe tidak akan mudah menerima permintaan bertemu dari sembarang orang.
Marco melirik ke arah Chiara yang sedang fokus mengamati lukisan dengan penuh konsentrasi. Dengan sikap serius seperti itu, Marco tidak tega memberitahu bahwa harapan mereka untuk bertemu Giuseppe mungkin akan sia-sia.
"Chiara pasti sangat berharap bisa bertemu langsung dengan Giuseppe Sator," gumam Marco dalam hati.
Beberapa jam berlalu, dan pameran mulai memasuki waktu penutupan. Hanya tersisa beberapa pengunjung yang masih berkeliling di pusat pameran. Suasana galeri mulai sepi, hanya terdengar langkah kaki yang bergema di lantai marmer yang mengkilap.
Chiara mengeluarkan buku sketsa kecilnya dan mulai membuat catatan detail dengan pensil. Dia juga menggunakan ponselnya untuk memotret setiap lukisan yang menarik perhatiannya, menyimpannya dengan rapi dalam galeri ponsel. Dengan cara ini, dia dapat terus mempelajari karya-karya tersebut setelah pulang ke rumah.
Marco sudah benar-benar menyerah. Tampaknya Giuseppe tidak akan muncul hari ini. Dia merasa kecewa karena tidak bisa memenuhi harapan Chiara yang begitu antusias.
Chiara terus berkeliling galeri, namun akhirnya kakinya kembali terhenti di hadapan lukisan ayah Giuseppe. Dia menatap sosok ayah tua dalam lukisan itu dalam waktu yang lama, seolah terhipnotis oleh pancaran kehangatan yang terpancar dari mata sang ayah.
Jika memungkinkan, dia juga ingin menggunakan kuasnya untuk merekam sisi paling mengharukan dari ayah angkatnya. Namun Chiara juga khawatir kemampuannya belum cukup untuk menonjolkan karakter dan kepribadian Cedric dengan sempurna.
Saat Chiara berdiri lama di hadapan lukisan itu, sosoknya menarik perhatian seorang pria paruh baya. Ditemani sekretaris dan penerjemahnya, pria itu mendekati Chiara dengan langkah tenang.
Melihat ekspresi fokus dan terpesona pada wajah Chiara, dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. "Nona, Anda tampak sangat menyukai lukisan ini! Boleh saya tahu mengapa Anda tertarik pada karya ini?" tanya pria itu dengan sopan.
Giuseppe bertanya kepada Chiara dengan nada yang ramah. Lukisan ini adalah karya latihan yang dia buat sebelum menjadi terkenal. Banyak orang tidak bisa memahami maknanya, menganggapnya hanya sebagai potret biasa.
Giuseppe memamerkan lukisan ini di pameran seni hari ini karena dia menunggu seseorang yang benar-benar memahami makna mendalam di baliknya. Namun, ketika Chiara menunjukkan minat yang begitu besar pada lukisan ini, Giuseppe tidak pernah membayangkan bahwa orang yang ditunggunya adalah seorang gadis berusia kurang dari dua puluh tahun.
Apakah dia benar-benar dapat memahami makna sejati dari lukisan ini?