Pernikahan Murid SMA

"Kalau kamu Daddyku kenapa kamu menyakiti Mommy?!" Mata Yuko memerah penuh amarah. Dia tidak menyangka Daddy akan melakukan itu pada Mommy.

Senyum arwah Laerrr surut, berubah bengis. "Dia dan dia," Menunjuk Lova dan Velix. "Mereka yang sengaja membu.nuh Daddy!"

"APA...?!" Yuko dan Yuka terkejut. "S-sengaja membu.nuh?"

Semua orang terkejut bukan main. Mereka tentu mendengar suara keras arwah Laerrr. "Membu.nuh?"

Velix menoleh, menatap hantu yang menjadi sosok Laerrr. Velix memposisikan kepala Lova pelan. Dia berdiri dan mendekati arwah Laerrr. "Ya, aku memang membunuhmu Laerrr, aku membencimu yang telah menikahi Lova. Padahal kamu tahu jika dari dulu aku yang lebih dulu mengenalnya."

"Jadi, Om ini?" Yuko menuding Velix.

"Aku teman Daddy dan Mommymu, Yuko. Mommymu seharusnya menikah dengan aku bukan dengan dia!" Velix menunjuk arwah Laerrr dengan benci.

Victor, Letnan, Sera, Viola, Yuka, dan Yuko mulai mengerti.

Arwah Laerrr menatap tajam, dalam sekejap sudah kembali bentuk semula, menjadi hantu bermata pe.cah yang menjijikan dan menyeramkan. Hantu itu mencekik leher Velix, membawanya keudara, suara napas yang tersendat begitu mengerikan ditelinga manusia yang tengah menyaksikannya.

Yuko menggeleng melihat itu. Dia merasa tidak mengenal sosok Daddy yang kejam dan jahat. "Daddy jangan! Kamu adalah Daddy terbaik untukku dan Yuka. Jangan pernah menyakiti siapa pun, Dad! Jangan!" Yuko berteriak, menatap arwah Daddy penuh dengan permohonan.

Teriakan Yuko terdengar jelas diindra pendengaran hantu itu. Ada rasa yang menghangat didalam jiwanya yang bukan manusia lagi. Tatapannya melembut, dia membawa Velix turun menapaki bu.mi.

"Argghhh...!" Velix mengerang, dia terbatuk-batuk. Napasnya terasa akan habis jika hantu itu mencekiknya lebih lama lagi. Velix tidak menyangka jika arwah Laerrr genta.yangan dan bisa menyakitinya. Sialan!

"Daddy, aku merindukanmu. Aku menyayangimu. Percayalah, tidak ada pria mana pun yang bisa menggantikan posisi Daddy dihatiku dan Yuka, tidak ada. Tenanglah," Yuko ingin memeluk hantu itu tapi tak bisa.

Hantu yang memang arwah Laerrr, matanya berkaca-kaca, jiwanya menghangat setelah mendengar ucapan Yuko. "Kita sudah berbeda Putraku, kamu tidak bisa bersentuhan dengan Daddy lagi, tapi Daddy sangat menyayangimu dan Yuka, sampai kapan pun."

Tak disangka-sangka setetes air mata jatuh dari mata hantu menyeramkan itu. Hantu itu menangis. Ternyata makhluk ghaib pun bisa bersedih.

Yuko berlutut didepan arwah Daddy. Bahunya terguncang, menunduk, satu tangannya memukul kerasnya aspal jalanan. Dia tidak terima dengan kenyataan yang ada. Yuko tidak menerima bahwa dia dan Daddy sudah berbeda alam.

"Yuko, putraku. Maafkan jika selama ini Daddy selalu merepotkanmu dan adikmu juga orang sekitarmu. Daddy menampakan diri karena ingin kamu dan adikmu menemukan siapa pembunuh Daddy yang sebenarnya. Daddy ingin keadilan, Daddy ingin orang itu mendapat hukuman setimpal."

Yuko mengangguk, mendongak, menatap seramnya wajah arwah sang Daddy, masih dengan mata yang memerah karena tangis. "Iya, Yuko janji akan memasukan orang itu kepenja.ra."

Yuka yang sejak tadi melihat dan mendengar, mendekat dan berdiri didepan hantu yang ternyata Daddynya sendiri. Bibirnya tersenyum, namun bergetar.

Arwah Laerrr tersenyum, tangan menjijikannya terangkat, bergerak mengusap wajah Yuka yang mirip dengannya, tapi tidak bisa benar-benar menyentuhnya. Namun itu sudah membuat kerinduan pada sang Putra terobati.

"Kamu dan Kakakmu jadilah orang yang baik." pesannya.

Yuka mengangguk, bahunya bergetar, tak bisa untuk tidak menangis. "Iya, Daddy. Disana Daddy juga harus jadi orang yang baik. Aku dan kak Yuko selalu menyayangimu, Dad, selalu,"

Victor mendekat dan dengan cepat hantu itu menoleh padanya. "Aku meminta maaf padamu, kedua sahabatmu ma.ti ditanganku."

Victor tersentak.

"Kamu tidak bersalah, yang bersalah adalah istriku dan Velix." kata hantu Laerrr. "Temukan buktinya, berikan hukuman yang setimpal untuk mereka."

Yuko berdiri dan menatap arwah Daddy. "Apa yang Mommy lakukan, Dad? Selama ini Mommy bersedih atas kematianmu," dia bingung, kenapa semua terlihat rumit.

"Temukan buktinya dan kamu akan mengerti. Jauhi Mommymu, dia bukan orang yang baik, waktu Daddy sudah tidak banyak lagi dibu.mi ini. Cepat temukan, dan Daddy akan tenang dialam sana."

Yuko dan Yuka menggeleng. "Enggak, Dad. Kamu nggak boleh pergi, Dad! Daddy! Hiks..." Yuka dan Yuko menitikan air mata, melihat Daddy yang menghilang entah kemana.

Lalu mereka semua menutup mata, cahaya menyilaukan tiba-tiba muncul dari bawah pembuangan air. Yuko, Yuka, dan Victor segera kesana, membuka tutup pembuangan air selokan.

"Benda apa itu?" Victor melihat adanya benda tipis berwarna hitam dan sudah retak-retak didalam sana. Selokannya kering, tidak ada air sedikit pun.

"Apa itu, Om?" Yuko masuk keselokan dan mengambil benda itu. "Ponsel?" Yuko segera kembali naik keatas, dibantu oleh Victor dan Yuka.

"Om, akan membawanya ketempat service, mungkin bukti-bukti yang dimaksud Daddymu ada didalam sini," Victor mengambil alih ponsel kusam, rusak, dan kotor dari tangan Yuko

"Baik, Om. Terima kasih,"

Viola dan Sera beserta Letnan mendekat pada Victor, mereka penasaran pada apa yang Victor genggam sekarang.

"Letnan, kamu urus pria itu dan Mommy Yuko, saya akan pergi kesuatu tempat." kata Victor.

"Baik, Tuan,"

"Yuko, Yuka, kalian ikut Tante Sera dan Viola kerumah sakit. Mommymu akan dibawa kesana," kata Victor lagi.

"Baik, Om,"

.

.

.

Dua hari berlalu

.

.

.

Victor membawa ponsel yang rusak ketempat service yang dia percayai. Setelah beberapa jam, teknisi service berhasil memperbaiki ponsel tersebut dan mengakses data-data yang ada didalamnya.

"Victor, saya berhasil mengakses beberapa data diponsel ini," kata teknisi service.

Victor mengangguk. "Apa yang kamu temukan?"

Teknisi service menunjukkan beberapa foto dan pesan yang ada diponsel. "Foto-foto ini menunjukkan Laerrr dan istrinya, Lova, sedang bersama dengan beberapa orang lain. Dan pesan-pesan ini menunjukkan bahwa Laerrr sedang dalam proses perceraian dengan Lova."

Victor memperhatikan foto-foto dan pesan-pesan tersebut. "Ini menarik. Apakah ada sesuatu yang lain?"

Teknisi service mengangguk. "Ada sebuah video yang tersembunyi didalam ponsel ini. Saya berhasil mengaksesnya."

Victor meminta teknisi service untuk memutar video tersebut. Setelah beberapa detik, video tersebut mulai diputar.

Video tersebut menunjukkan Laerrr dan Velix sedang bertengkar. Laerrr terlihat marah dan mengancam Velix. Kemudian, Velix mendorong Laerrr ke tanah dan memukulinya. Saat Laerrr sudah tak berdaya, Velix mengeluarkan botol kecil dan membukanya, memaksa Laerrr untuk meminumnya.

Victor terkejut. "Apa itu?"

"Sudah kuselidiki, itu obat pelemah saraf, Laerrr akan mengalami kelumpuhan jika dia terus meminumnya."

Victor mengangguk.

"Masih ada lagi," Teknisi service menggulir rekaman difile lain. "Ini,"

Victor terdiam, siap mendengarkan rekaman itu.