NovelToon NovelToon
Antara Ada Dan Tiada

Antara Ada Dan Tiada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:451
Nilai: 5
Nama Author: Sazzzy

"Apa yang kamu bicarakan Lin Yi? A-aku sudah kotor sejak kecil haha, dan kamu, dan kalian kenapa masih tertarik pada perempuan sepertiku? Sepertinya kalian kurang berbaur ya, diluar sana masih banyak loh gadis yang lebih dariku dari segi fisik dan mental, so, kerjasama kita bertiga harus profesional ya!" Sebenarnya Safma hanya mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, walaupun Safma sendiri tidak terlalu paham dengan maksud dari kalimatnya secara mendalam. Tidak ada airmata dari wajah Safma, wajahnya benar-benar pintar menyembunyikan emosinya.

"Safma!" Sudah habis kesabaran Lin Yi, kemudian menarik tangan Safma pelan juga tiba-tiba namun dapat membuat gadis itu terhuyung karena tidak seimbang. "Jangan bicarakan hal itu lagi, hatiku sangat sakit mendengarnya. Kamu terlalu berharga untukku, Please biarkan aku terus mencintaimu!" Lirih Lin Yi dibarengi air mata yang mulai berjatuhan tanpa seijinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sazzzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lin yi flirting

Ditempat lain, gadis cantik bersenandung kecil di kursi panjang yang menampilkan pemandangan indah bendungan buatan yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.

Rambutnya menari-nari dengan indahnya saat diterpa angin, kepalanya bergerak ke kanan dan kiri dengan wajah tersenyum manis, sangat menawan hati.

Safma menikmati musik yang ia dengar, lagu yang diputarnya sesuai dengan isi hatinya, tentu saja hal itu membangkitkan kenyamanan yang jarang keluar dari dalam dirinya.

Setelah tersenyum, helaan nafas panjang Safma keluarkan dengan rasa nyaman dan tenang. Benar-benar kenyamanan yang sulit didapatkan beberapa hari terakhir, suasana sepi, tidak ada orang, hanya ada kedamaian dari alam.

Tangan Safma menyangga tubuhnya di belakang, sesekali juga Safma mendongakkan kepalanya lalu kembali menatap pemandangan indah didepannya.

Istilah yang Safma lakukan sekarang ialah ...

Me time

Benar, Safma sedang mengisi daya baterai yang banyak keluar akhir-akhir ini.

Kenyamanan

Safma posisikan keseluruhan saat me time.

Ketenangan

Safma hiraukan keseluruhan saat me time.

Kedamaian

Safma dapatkan secara keseluruhan saat me time.

Kesejukan

Safma rasakan secara keseluruhan saat me time.

Kesadaran

Safma kumpulkan keseluruhan saat me time.

Memandang wajah Safma dari jauh maupun dari dekat dipastikan tidak ada yang akan bosan karenanya, namun itu semua tidak menjadikan Safma percaya diri, gadis itu selalu merasa semua hal tidak pantas ia dapatkan kecuali uang.

Ya, Safma type manusia penggila uang, makanya bisa sampai seperti sekarang. Hal-hal yang Safma sukai memang agak aneh selain pemandangan, uang, seni dan kesendirian, Safma menyukai kegelapan, hujan petir, dan kehancuran hidup bagi yang dulu pelaku pembullyan dia dimasa lalu dan itu akibat ulahnya sendiri alias karma.

Seperti pembully yang entah kenapa sensi pada dirinya sejak kecil hingga dewasa, bahkan sampai memprovokasi teman-teman Safma untuk menghina Safma sebagai gadis kotor dan tak suci.

Dan lihat? Waktu pun berkata, dia hamil di luar nikah dan akhirnya menikah duluan daripada Safma. Tentu saja Safma diam-diam puas akan hal itu, karma memang benar adanya tanpa campur tangan dirinya. Hanya menunggu waktunya tiba.

"Kenapa sendirian?" Tanya seseorang yang sebenarnya beberapa waktu yang lalu sudah memperhatikan Safma dari kejauhan.

Tak ada respon dari Safma yang telinganya tersumbat earphone dengan volume suara tinggi.

Dan akhirnya seseorang itu melangkah ke arah depan Safma dan menutupi pandangan Safma. Membuat Safma mengernyitkan keningnya heran, lalu matanya mulai membuka lebar dengan iris dinaikkan.

Melepas salah satu earphone di telinganya juga mengecilkan volume suara, Safma diam dan menunggu seseorang itu untuk berbicara.

"Kenapa sendirian?" Ulang seseorang itu.

"Lin Yi?" Lirih Safma, kemudian berkedip beberapa kali mencoba memastikan penglihatannya.

Ya, benar seseorang itu adalah Lin Yi, pemuda yang sangat tampan bagi Safma jika boleh jujur, dan yang jadi pertanyaan adalah, kenapa pria muda itu bisa tahu keberadaannya?

"Kenapa sendirian?" Ulang Lin Yi untuk ketiga kalinya menatap wajah Safma yang amat menawan hati bagi pria muda itu.

Mendengus pelan, "Hanya ingin, kenapa bisa ada disini?" Tanya Safma langsung daripada menerka-nerka.

Tersenyum tipis, "Hanya ingin juga, aku rasa ada penghuni hatiku yang harus ku temui disini." Mata Lin Yi menatap dalam netra Safma yang juga sedang menatapnya.

Mengangguk paham, "Hem, duduklah, jangan halangi pemandangan indah di depanku."

"Apakah aku tak lebih indah dari pemandangan dibelakang ku?" Setelah bertanya seperti itu, Lin Yi mengambil tempat duduk di samping Safma.

Terkekeh geli, Safma menoleh ke arah Lin Yi, "Ku akui kamu tampan, sangat malah, tapi aku belum tertarik untuk menganggap dirimu pemandangan indah di mataku." Kemudian Safma menatap kembali pemandangan indah disana.

Mendengar hal itu, tadinya Lin Yi menatap depan jadi menoleh ke arah Safma, gadis cantik yang memporak-porandakan hatinya, "Kamu berbeda, aku sangat menyukainya, jangan pernah berubah ya!" Jelas Lin Yi dengan mengusap lembut surai Safma.

Deg!

Sebenarnya Lin Yi sendiri tak mengerti mengapa dirinya melakukan tindakan berani seperti ini, sedangkan Safma diam menampilkan raut wajah tersenyum tipis menikmati usapan lembut Lin Yi di rambutnya.

Kemudian tangan Safma meraih tangan Lin Yi yang mengusap surainya lembut, alhasil membuat usapan Lin Yi terhenti seketika.

Lalu tangan Lin Yi Safma tuntun untuk turun dan menggenggamnya erat, " Terimakasih usapannya," senyum Safma sangat manis menggetarkan hati Lin Yi yang belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Kemudian mengembalikan tangan Lin Yi pada empunya.

"Sama-sama."

"Sebenarnya apa yang membawamu kemari?" Tanya Safma.

Tubuh Lin Yi sepenuhnya menghadap Safma, menatap lamat nan dalam gadis itu, gadis yang ikut menatapnya dengan tatapan biasa. Tak lama pria muda itu menunduk dengan tatapan mata yang beralih kosong, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya tertutup rapat.

Tak sabar, Safma menangkup wajah Lin Yi untuk menatap dirinya, "Apa begitu sulit mengatakannya?"

Wajah rapuh Lin Yi gambarkan untuk pertama kalinya, "Kakek meninggal beberapa hari yang lalu, perusahaan juga merugi banyak karena salah satu pegawai yang korupsi. Ditambah keluarga kakek meminta hak waris, jadi aku, aku ingin menceritakan hal itu padamu tapi takut dinilai lemah di matamu." Mata Lin Yi mulai mengembun air.

Tangan Safma gantian mengusap lembut nan belas kasih surai Lin Yi, cukup menyedihkan dan tak terduga. "Aku turut berdukacita atas kepergian kakek, lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

Digenggamnya tangan Safma yang bebas, Lin Yi menghela nafas berat, "Aku hanya memiliki saldo 1 juta dolar sekarang, aku mengalah akan posisi penting peninggalan keluargaku, aku lelah untuk berada dalam lingkaran mereka, dan aku putuskan akan bekerja menjadi freelance online saja."

"Baiklah. Tapi bukankah kamu memiliki perusahaan sendiri yang kamu bangun dengan modal mu sendiri?" Celetuk Safma.

Mengangguk mengiyakan, "Bisnis itu satu-satunya yang aku punya, tapi aku baru menjualnya dan sekarang sudah bukan milikku lagi."

"Ah, sayang sekali." Ringis Safma.

Setuju, sebenarnya Lin Yi juga sangat berat untuk menjual usaha yang dirintisnya secara mandiri, tapi mau bagaimana lagi, dia hanya orang asing, ya, dia anak angkat di keluarga itu. Karena tak memiliki keturunan laki-laki, makanya Lin Yi diambil dari panti sejak bayi untuk dijadikan penerus mereka.

"Mau bagaimana lagi, aku tidak memiliki darah keluarga itu, aku hanya anak angkat yang kebetulan masuk daftar ahli waris, posisi juga tidak kuat, jadi untuk apa aku masih disana? Aku tidak lagi dibutuhkan, Kakek sudah pergi." Seperti mendapatkan pencerahan, Lin Yi memandang Safma seakan penuh harap. "Aku dengar kamu memiliki bisnis sabun herbal ya?"

"Benar ..." Jawab Safma antara yakin dan tidak dengan menganggukkan kepalanya ragu.

"Apa aku boleh berinvestasi dalam bisnismu itu? Aku memiliki koneksi yang lumayan dibidang pemasaran, apalagi global, so, bagaimana jika kita bekerja sama?" Rayu Lin Yi terdengar sangat menggiurkan bagi Safma.

Tertarik? Tentu saja iya, helo? Safma penggila uang ya, tolong garis bawahi! "Kamu benar, kita bisa bekerja sama!" Smirk Safma menatap binar pria muda pembuka jalan ladang mandirinya.

"Deal?" Menatap dalam gadis itu.

Senyum tipis kemudian, "Deal!"

"Aku tahu kamu ahli dalam pemrograman, jadi tolong izinkan dan rekrut aku untuk jadi agen marketing kamu."

"Diterima!"

Akhirnya pertemuan itu ada hikmahnya juga, Safma melihat Lin Yi ada secercah harapan besar dimatanya. Dan Safma tidak ingin melepas emas yang ia genggam bukan? Itu terlalu berharga. Baiklah, ini akan jadi bisnis dengan keuntungan yang terdengar menggiurkan. Ekspor sabun herbal tidak dengan skala kecil, sepertinya setelah ini akan menjadi skala besar. Haha, Safma tertawa puas dengan terawangan dia kedepannya.

Sebentar, ia baru sadar satu hal. "Darimana kamu tahu hal itu?"

Terkekeh kecil, "Sebenarnya, aku type orang yang akan mencari tahu informasi tentang orang yang pernah berhubungan dengan keluarga kakek khususnya aku dan kakek sendiri. Jadi maaf sudah mengorek informasi dari dirimu, tidak semua kok, hanya latar belakang kamu. Tahu sendiri, kami harus selalu waspada."

Menaikkan sebelah alis dan sudut bibirnya, Safma terkekeh kecil, "Jadi maksudmu aku patut kamu waspadai?"

Terkesiap mendengar opini Safma yang ada benarnya, ah salah Lin Yi juga memiliki sifat tidak gampang percaya. "Maaf, tapi sebenarnya untuk kamu, aku penasaran saja. Tidak ada niat untuk berprasangka buruk tentang kamu, tidak, sungguh." Wajah terlihat pias dan memelas.

Tertawa akhirnya, "Hahah, iya aku paham. Aku mengerti maksud perkataan kamu. Jangan seperti itu, itu membuatku geli."

"Oh begitu, baiklah aku akan sering melakukan ini untuk membuat kamu tertawa karena aku." Putus Lin Yi.

Diam, Safma menghentikan tawanya, "Sudahlah, tadi emang lucu dan membuat aku ingin tertawa, tapi jika untuk kedua kalinya, ku pastikan kamu babak belur ku pukul!" Ancam Safma menatap tajam Lin Yi yang malah tersenyum manis.

Dirasanya sudah cukup menghabiskan waktu untuk me time, Safma berdiri dari duduknya. "Aku mau pulang, kamu masih mau disini atau--?"

Ikut berdiri, "Aku ikut denganmu, ayo!" Hem terdengar antusias ya pria muda asing ini. "Aku membawa mobil, naiklah bersamaku!" Ajak Lin Yi dengan nada bass-nya.

"Aku naik motor, kamu ikut saja denganku. Maksudku kamu ikuti motorku!"

"Baik, Ms. Safma, tolong jadi tour guide saya selama saya disini." Sopan Lin Yi dengan berbicara formal.

"Yayaya." Acuh Safma mengibaskan tangannya.

"Bagaimana jika motor kamu diletakkan atau dimasukkan ke mobilku? Dan kamu ikut denganku?" Tawar Lin Yi agak nyeleneh.

"Jangan mengada-ada!" Ujar Safma setelah menaiki motornya.

"Padahal aku serius." Kecewa Lin Yi menatap punggung mungil gadis yang hanya sebatas ulu hatinya itu.

"Shut up man! Cepat atau aku tinggal!" Tegas Safma tak main-main.

Buru-buru Lin Yi masuk kedalam mobilnya, kemudian membuka kaca mobil. "Sabar sayang, jangan terlalu tegas pada suami kamu!" Tahu Lin Yi mensejajarkan kendaraan miliknya dengan kendaraan Safma.

"Sayang, jika tidak begitu kamu akan kurang ajar!" Balas Safma agak geli mengikuti permainan gila dari Lin Yi, "Cepat ikuti aku jangan banyak drama!" Eh, jadi balik setelan awal.

Tadinya saat mendengar balasan dari Safma, hati dan perut Lin Yi terasa banyak kupu-kupu berterbangan, tapi dijatuhkan oleh setelan pabrik Safma.

"Huh, jadi tambah gemas!" Senyumnya kemudian menginjak gas, mengejar ketertinggalan dari Safma yang terlihat sudah jauh dari pandangan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!