NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tipu daya sang manipulator

13

              Sepulang dari kantor. Salma sebenarnya ragu antara langsung pulang atau ke tempat Rendra. Namun, pada akhirnya Salma membawa diri dan mobilnya ke tempat Rendra.

              Ia menatap monitor kecil yang menampakan angka-angka menuju lantai apartemen Rendra. Ia mengetuk pintu tersebut dan Rendra langsung membukanya. Namun, Rupanya Rendra telah mendekor apartemennya sedemikian rupa.

              Dalam apartemen Rendra penuh dengan dekorasi bunga mawar merah dan ada tulisan “Will you marry me”

              Air mata Salma jatuh tidak tertahan melihat hal ini. Salma menangis sesegukan karena Rendra pun sekarang berlutut di depannya. Namun Rendra tidak berkata-kata. Tidak ada ucapan apapun dari mulut Rendra selain terdiam dengan kotak cincin terbuka dan diam berlutut di depan Salma.

“Ren-“ Salma tidak sanggup untuk berkata-kata. Salma terus menangis.

              Lalu, tidak lama dari itu, Rendra menutup kotak cincin dan berdiri. Jarak diantara Rendra dan Salma begitu dekat. Rendra beridiri dengan tegak di depan Salma.

“Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku juga tidak tahu kenapa bisa kamu menikah dengan Rafa sahabat kamu,” kata Rendra dengan nada rendah akan tetapi menusuk jantung Salma.

“Ternyata selama ini aku Cuma jagain kamu doang yah. Ternyata, selama ini aku Cuma pelengkap aja. Kadang aku pikir dunia ini lucu. Dulu kamu adalah orang paling takut jika aku tinggalkan. Dulu kamu selalu merengek ke aku-jangan ninggalin kamu. Tapi ternyata siapa yang ninggalin sekarang?”

              Rendra masih berbicara dengan nada rendah, dalam, namun teramat sangat menyakitkan bagi Salma. Setiap baris kalimat yang terucap dari mulut Rendra bagaikan pisau yang terus mencabik-cabik dadanya.

“Kamu selama ini bilang jika aku hanya harus mencintai kamu saja dan itu sudah lebih dari cukup buat kamu. Selama ini kamu bilang kamu akan menunggu aku tapi ternyata kamu menyerah. Kamu ninggalin aku dalam diam, dalam ketidakpastian, Salma. Aku bertanya-tanya apa yang salah dari aku. Tapi sekarang aku ngerti. Benar kata kamu wanita butuh kepastian. Dan mungkin Rafa memberikan kepastian buat kamu. Jujur, aku menyesal tidak pernah meniduri kamu, Salma. Sayang sekali aku hanya diberikan jatah menjaga kamu saja!”

              Kalimat terakhir itu yang paling membuat Salma tekejut. Ia sampai menatap mata Rafa yang memancarkan kebencian dibalut luka. Salma kaget karena bisa-bisanya Rafa berkata seperti itu.

“Aku tahu kamu sakit hati dengan kalimat yang aku katakan barusan,” kata Rendra menatap mata Salma dalam. “Tapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang aku rasain. Aku udah punya konsep melamar kamu, aku udah punya konsep pernikahan kita tapi kamu malah pergi dengan yang lain. Seolah-olah empat tahun kita ini hanya omong kosong. Semua janji dan kasih sayang yang aku kasih ke kamu gak ada arti apa-apanya.”

“Rend-“

“Pergi kamu dari sini!” usir Rendra. “Sengaja aku memberikan hal ini sama kamu biar kamu ingat kesalahan kamu itu apa, Salma! Sengaja aku mendekor semua ini meskipun nampak sia-sia tapi aku sukses. Sukses buat hidup kamu tidak akan tenang dan terus terbayang hari ini.”

              Lalu, dengan kasarnya Rendra sekarang menarik tangan Salma agar perempuan itu keluar dari apartemennya. Salma hanya bisa diam pasrah saat Rendra menariknya dan dengan tanpa belas kasihnya Rendra mendorong Salma hingga perempuan tersebut membentur tembok di depan pintu apartemen Rendra.

              Pintu sekarang tertutup dengan begitu keras. Ini adalah hal paling kasar yang pernah Rendra lakukan kepadanya. Salma benar-benar shock parah. Ia masih terduduk hampir lima menit lamanya di tempat setelah di dorong oleh Rendra.

              Begitu Salma akan berdiri karena ia sadar tidak mungkin ada di tempat ini. Salma malah melihat Rhea yang entah baru pulang dari mana. Namun, begitu melihat Salma terduduk di depan pintu apartemen kakaknya. Rhea langsung naik pitam.

“Lo ngapainn di depan apartemen kakak gue?” Salma hendak berdiri namun dengan kasarnya Rhea mendorong bahu Salma lagi hingga ia kembali terduduk.

              Dengan angkuhnya Rhea menendang kaki Salma. Rhea benar-benar kesal pada Salma karena perempuan yang selama ini ia anggap baik ternyata sama-sama jahatnya seperti ibunya dulu.

              Dua kali Rhea menendang Salma. Sialnya, Salma sudah kehabisan energi. Rasa sakit akibat tendangan Rhea sudah tidak ia rasakan. Yang paling mendominasi Salma saat ini adalah rasa sakit yang Narendra tancapkan untuknya.

              Dan di saat seperti ini, bisa-bisanya kakak dari Rafa kembali menghubungi Salma.

From Vania: Jangan lupa belanja ya, Sal. Mbak nitip belanjaan udah mbak fotoin yah di bawah.

              Salma menundukan kepalanya. Belum pulih rasa sakit karena ucapan Rendra sekarang malah ada orang yang menambah rumit hidupnya Salma.

“Nggak adiknya nggak kakaknya nyebelin semua!” kata Salma.

              Dengan tenaga terakhirnya, Salma akhirnya berdiri. Salma sempat menatap pintu apartemen Rendra lalu ia pergi berjalan tertatih.

              Salma belanja, sempat-sempatnya ia belanja. Dititik ini, Salma sadar pada saat ia ke rumah, ia harus terlihat baik-baik saja. Harus terlihat ceria juga. Tidak ada yang boleh tahu kalau Salma baru dari rumah Rendra.

“Mbak, ini belanjaannya,” kata Salma.

“Oh iya taruh aja di sana,” jawab  Vania.

              Salma menaruh belanjaan titipan Vania lengkap dengan bon pembayarannya yang sengaja Salma pisah. Namun hingga tiga hari berlalu Vania tidak kunjung juga membayar belanjaan tersebut.

              Ini juga sudah awal bulan. Salma memang memiliki uang tabungan tapi kalau urusan mama Nanda ia mengharapkan uang dari Rafa juga meskipun Salma tidak pernah hitungan terhadap mama Nanda.

              Rafa juga tidak pernah menghubungi Salma lagi selama satu minggu meskipun sebenarnya Rafa begitu ingin menghubungi Salma. Setidaknya ia bisa melihat aktivitas Salma.

              Akan tetapi sosmed miliknya benar-benar di blok oleh Salma. Rafa hanya bisa berharap barang satu pesan saja dari Salma namun kenyatanaya tidak. Rafa ingin pulang namun ia masih memiliki sembilan hari lagi.

              Lalu, Rafa tiba-tiba saja terpikir mengenai CCTV rumahnya yang bisa diakses dari ponselnyal. Rafa membuka-buka ponselnya dan terlihatlah CCTV rumahnya. Ia menyari Salma di berbagai sudut.

              Dan ternyata, terlihat Salma yang tengah berada di dapur. Namun, yang paling Rafa notice adalah keberadaan kedua keponakan kembarnya. Tapi saat itu Rafa masih positif thinking.

“Mungkin memang lagi nginep aja. Di sanakan hari ini minggu,” pikri Rafa

              Rafa tidak mengambil pusing hal tersebut. Rafa menatap Salma yang nampak sedang memasak. “Aku juga pengen makan masakan kamu lagi, Sal,” lirih Rafa.

              Rafa hanya bisa menonton dari sini. Ia lalu menutup ponselnya. Suatu hal yang salah karena pada titik inilah Vania dengan terang-terangan memukul lengan Salma.

“Salma! Kamu gimana sih. Jangan pakai cabai, suami saya tuh gak bisa makan pedes!” omel Vania.

“Mana aku tau, mbak. Lagian kalau gitu nanti pisah aja masaknya.”

“Ooh mulai hitungan kamu, yah,” bisik Vania tidak mau sampai ibunya dengar kalau ia dan Salma sedang ribut. “Kamu tuh jangan hitungan kayak gini. Saya tahu kamu pasti di kasih uang sama Rafa gede. Makanya, uang Rafa itu ya uang kita juga meskipun dia ngasihnya ke kamu!” ucap Vania.

“Ulang lagi masaknya. Pokoknya mulai sekarang jangan pernah masak pakai cabai lagi!

              Vania lalu melenggos begitu saja dari dapur setelah memarahi Salma. Ada hal yang benar-benar Salma kesalkan dari Vania, yaitu: ketika Vania berkata uang Rafa adalah uang mereka meskipun Rafa memberikannya pada Salma.

“Kakak macam apa itu? Pantesan aja elo gak nikah-nikah, Fa. Rupanya elo punya kakak toxic gini.”

Bersambung

Jika kalian di hadapankan dengan kaka ipar kek Vania kira-kira kalian mau ngapain?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!