.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
"Dingin seperti ini kok di bilang panas, Dik" ujar suamiku heran.
"Kamu mau mandi pakai air hangat, mas?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Iya, Dik," jawab suamiku.
Aku takut suamiku curiga, apalagi aku lihat ayah mertuaku juga selesai mandi. Suamiku melihat ayah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah.
"Loh, ayah juga gerah ya?" tanya suamiku.
"Iya, ayah habis merawat bunga tadi di halaman belakang," jawab ayah mertuaku sembari masuk ke dalam kamarnya.
Aku begitu takut, takut jika suamiku mengetahui hubungan terlarang ku, tapi syukurlah suamiku tidak curiga sedikit pun.
"Mas, air hangat nya sudah siap," kataku kepada suamiku yang duduk di kursi meja makan.
"Iya, Dik," jawab suamiku kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Saat suamiku mandi, aku kembali melanjutkan memasak sarapan pagi. Tiba-tiba ayah mertuaku menghampiriku.
"Sayang...." Suara ayah pelan memanggilku.
"Jangan macam-macam, Yah" pintaku melihat ke arah ayah yang berdiri di belakangku.
"Tadi malam ayah belum selesai," ucap ayah dengan suara lirih.
"Sudah sana, Yah, nanti di lihat, mas Sugeng," pintaku kepada ayah supaya pergi dari sampingku.
"Nanti ya setelah suami mu berangkat kerja," kata ayah sambil tersenyum.
"Hmm....Ayah, ke sana dulu nanti di lihat ibu sama mas Sugeng," pintaku kepada ayah.
"Jawab dulu," kata ayah memaksa.
"Terserah, Ayah," Jawabku dengan tegas.
Mendengar jawabanku, beliau pergi sambil tersenyum senang.
Selesai mandi suami ku sarapan di temani ayah mertuaku.
"Kamu nggak sarapan, Dik?" tanya suamiku sambil melihat ke arahku yang sedang menyapu lantai dapur.
"Nanti saja aku, Mas," jawabku singkat.
Kurang lebih 15 menit, setelah sarapan mas Sugeng menghampiriku yang sedang membersihkan kamar.
"Dik aku berangkat ya," kata suamiku berdiri di belakangku.
"Iya hati-hati Mas," ucapku sambil mencium tangan suamiku dengan mesra.
Setelah suamiku berangkat, sekitar pukul 08.00 Pagi.
Ayah mertuaku yang sejak tadi menunggu, langsung menghampiriku yang lagi beres-beres di kamar.
"Sayang...." Panggil ayah sambil menutup pintu kamarku.
"Ayah....Ibu kemana?" tanyaku kaget, karena ayah sudah berada di belakangku.
"Lagi sibuk di tokonya," kata ayah kemudian memelukku dari belakang.
"Kalau kesini gimana, Yah?" tanyaku sedikit menoleh ke arah ayah.
"Lagi banyak pembeli, tidak mungkin kesini," bisik ayah di telingaku, yang membuat bulu kudukku berdiri.
Tanpa aba-aba ayah langsung merebahkan ku di ranjang dan dengan cepat melepaskan celananya.
"Ayah sudah tidak tahan," ujar ayah sembari membuka bagian bawah dasterku.
Sekuat tenaga aku merapatkan bibirku agar tidak bersuara saat ayah menindih ku. Tubuhku tersentak merasakan kehangatan dari tubuh ayah yang bergerak cepat, aku pun luruh saat badai pelepasan melanda diriku.
Ayah masih terus bergerak meski aku sudah datang lebih dulu, ayah membuai ku lagi dengan sentuhan yang memabukkan. Hingga beberapa saat dorongan nya semakin cepat dan tidak terkendali, hingga ayah lemas di atasku saat pelepasan itu datang.
"Ayah, cepat keluar nanti ada ibu," bisikku di telinga ayah yang masih mengatur nafasnya.
"Iya, sayang," jawab ayah sambil beranjak dari atas tubuhku dan memakai kembali pakaiannya.
Ayah pergi meninggalkan ku yang masih berbaring di dalam kamar.
Bersama ayah mertuaku, aku menemukan sensasi yang berbeda, sensasi yang tidak pernah aku alami bersama suamiku. Ayah mertuaku pandai sekali membangkitkan gairahku, karena itu aku begitu menikmatinya.