Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 》》BUKAN DEK
Pertanyaan Andhini saat menelepon kemarin masih terus terngiang-ngiang di telinga Niko. Saking sibuknya mengurus perusahaan dan mencari keberadaan sang adik membuatnya melupakan hal yang sangat penting.
“Sarapannya jangan diaduk-aduk aja, bang ,,,” Bunda Riana menatap putra sulungnya dengan tatapan menyelidik. Niko selalu menyantap habis setiap makanan yang dimasak sang bunda.
“Bund ,,, ada yang ingin Niko ceritakan tapi bunda janji jangan kaget, ok ?!” Niko tak bisa menyembunyikan kabar bahagia. Cukup semalam ia tak bisa memejamkan mata memikirkan sang adik.
Bulan lalu Niko ke Dubai selain urusan pekerjaan ia dan teman-teman sesama pengusaha muda juga healing tipis-tipis. Seandainya saja Andhini menghubunginya lebih cepat pasti mereka bisa bertemu dan saling melepas rindu.
“Cepat cerita jangan bikin bunda mati penasaran ,,,” Itulah salah satu sifat ajaib bunda tersayang. Wanita cantik itu tak mampu menahan rasa penasarannya.
“Kemarin Dhini meneleponku, bund ,,, dan dia Alhamdulillah sehat dan tampak semakin cantik,” Niko berbicara pelan agar bunda Riana tak terlalu kaget.
Sekian lama mereka menunggu kabar dari sang adik. Hampir saja mereka putus asa mencari namun tak ada hasil. Dan pada akhirnya semua doa yang mereka panjatkan pada Sang Pemilik Semesta terkabul.
Plaaaaakkkk
“Kenapa baru sekarang kamu cerita ,,,” Bunda Riana menggeplak lengan putra sulungnya kesal sekaligus bahagia dengan kabar yang dibawa pria matang di depannya.
“Aduh,,, sakit bund. Niko semalam kan pulangnya agak larut dan bunda sudah di kamar, masa iya harus membangunkan bunda,” Niko meringis dibuat-buat agar sang bunda berhenti menganiaya dirinya, padahal pukulan bunda tak berasa sedikitpun.
“Oh ya bund, bagaimana status pernikahan Dhini dan Satria ? Apa pria itu sudah mengurus perceraiannya ? Soalnya kan sudah empat tahun mereka berpisah.” Niko menanyakan sesuai permintaan Andhini. Apa pun akan Niko lakukan agar adiknya itu bisa kembali ke rumah.
“Secara agama mereka memang sudah bercerai karena mereka berpisah sudah lama sedangkan menurut kepercayaan kita hanya batas tiga bulan, tapi secara hukum negara kayaknya belum deh, soalnya tante Bella pernah bilang sampai kapanpun Satria gak akan menceraikan Andhini,” Bunda Riana menatap wajah tampan putranya dengan serius.
Niko mengangguk-angguk tanda mengerti. Sesaat kemudian ia meminta pendapat sang bunda terkait permintaan Andhini.
“Gimana kalo Niko menunjuk pengacara untuk mengurus perceraian mereka, bund ,,, biar mereka sama-sama bebas dan tenang dengan kehidupan masing-masing,,,” Niko menyelesaikan sarapannya namun ia belum beranjak dari tempat duduknya.
“Terserah Niko gimana baiknya tapi kalo menurut bunda, lebih baik jangan dulu, biarkan mereka bertemu kembali karena perpisahan mereka dulu hanya karena kehadiran Linda dan tidak adanya komunikasi yang baik. Saat itu Andhini masih muda dan tentu saja egonya masih menguasainya,” Bunda Riana sebenarnya tak ingin memutus hubungan pernikahan putri bungsunya dengan Satria. Bunda Riana yakin pernikahan mereka semasa anak-anak pasti akan berakhir bahagia.
“Ya udah, Niko ikut apa kata bunda aja ,,, berangkat dulu ya bund, hati-hati di rumah,” Niko berdiri dan pamit pada sang bunda. Tak lupa mencium punggung tangan pintu surganya lalu mencium pipi kiri dan kanan wanita yang telah mempertaruhkan nyawanya agar ia bisa menikmati indahnya dunia.
“Nik, kapan bunda punya mantu perempuan ? Jangan lama-lama nanti jadi bujang lapuk ,,,” Ucapan Bunda Riana membuat Niko mendengus kasar. Tega sekali sang bunda menistakannya dengan sebutan bujang lapuk.
“Tunggu Andhini pulang ,,,” Niko tersenyum tipis. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Niko pun tak ingin gegabah dalam hal urusan perempuan. Harus sesuai dengan kriteria adik kesayangannya karena ia ingin kehidupan antara keluarga dan rumah tangga yang damai. Jika antara adik dan istrinya kelak tidak bisa akur maka yang pusing adalah dirinya sendiri. Dan Niko tak ingin seperti itu.
Bunda Riana mengantar putranya hingga ke teras. Wanita paruh baya itu menunggu hingga mobil putra sulungnya menghilang. Setelah bayangan mobil yang dikendarai oleh Niko benar-benar menghilang, bunda Riana bergegas masuk dan mencari ponselnya.
Drrrrrrtttt drrrrrrrttt
Bunda Riana gemes sendiri karena diujung sana tak jua menjawab panggilannya. Hingga panggilan ketiga kalinya barulah terdengar jawaban.
“Assalamualaikum mbak, maaf tadi aku di kamar mandi ,,,” Terdengar suara mama Bella yang tak enak hati.
“Waalaikumsalam, ya gak apa-apa yang penting kan di jawab,” Bunda Riana terkekeh di akhir kalimatnya.
“Suara mbak Riana terdengar bahagia, apa nak Niko memutuskan akan menikah ?!” Mama Bella tau jika selama ini bunda Riana selalu mendesak putra sulungnya untuk segera menikah.
“Bukan, dek ,,, mbak hanya ingin bertanya apa nak Satria sudah mengurus perceraiannya dengan Andhini ?! Kasihan kan nak Satria menunggu sesuatu yang tak pasti”, Bunda Riana bertanya dengan sangat hati-hati. Ia tak ingin jika besannya itu memiliki kesan meminta agar putrinya di ceraikan.
“Untuk hal itu Satria sama sekali gak berniat mencari pengganti Andhini, mbak ,,, ia tetap berkeyakinan jika mereka akan kembali bersama,” Mama Bella meyakinkan sang besan agar tak lagi mempertanyakan status menantu kesayangannya.
Bagi mama Bella dan om Beny kepergian Andhini hanyalah sebuah kesalahpahaman. Andhini belum tau kisah dibalik pernikahannya dengan Satria.
“Oh ya dek, sebelum berangkat Niko cerita kalo kemarin Andhini meneleponnya dan katanya adiknya itu baik-baik saja,” Bunda Riana tak tahan untuk tidak menyampaikan berita baiknya. Satu kemajuan jika Andhini sudah mulai menghubungi keluarga meski hanya Niko yang wanita itu hubungi.
“Alhamdulillah ,,, beneran mbak ?! Akhirnya doa-doa kita perlahan terkabul mbak,” Perubahan nada bicara mama Bella menarik perhatian suami dan anaknya. Kedua pria beda usia itu saling melempar pandang lalu mengedikkan bahunya.
“Beneran dek, untuk sementara hanya itu yang bisa mbak ceritakan karena penyampaian Niko juga hanya segitu,” Bunda Riana lalu mematikan panggilan selulernya setelah terlebih dahulu mengucap salam. Wanita paruh baya itu tak ingin menyimpan sendiri kabar Andhini.
Wajah mama Bella terlihat bersinar tatapannya kini berubah berbinar. Jangan lupakan senyumnya yang tiba-tiba membingkai wajahnya membuat kedua pria kesayangannya menatap heran.
“Jangan menatapku seperti itu ,,,” Mama Bella mendelik tajam melihat suami dan anaknya kompak menatap dirinya.
“Telepon dari bunda ya, ma ?!” Satria bisa menebak dengan baik karena sang mama memanggilnya mbak dengan suara yang sangat lembut. Hanya pada mertuanya dan Andhini saja mama Bella bisa selembut itu jika berbicara. Karena Andhini tidak mungkin menelepon sang mama.
“Kamu sudah urus perceraian dengan Andhini, kan ?!” Mama Bella bertanya untuk memastikan kembali kebenaran ucapannya pada bunda Riana beberapa saat yang lalu.
“Ck, jangan bertanya seperti itu ma, mama kan sudah tau jawabannya. Sampai kapanpun hanya Andhini istriku dan ibu dari anak-anakku kelak,” Satria terlihat kesal dengan pertanyaan tak bermutu sang mama.
“Baguslah kalo begitu. Kemarin Andhini menelepon Niko ,,,”
Belum selesai ucapan mama Bella namun Satria sudah berlari keluar rumah. Ia tak lagi mendengar kelanjutan cerita mama Bella. Ia harus menemui Niko untuk mendengar secara langsung dan agar ia bisa melacak keberadaan wanita yang sudah berhasil membuat dunianya jungkir balik.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
SELAMAT PAGI READERS, SELAMAT PAGI PEJUANG RUPIAH
SAMBUT MONDAY (MONEY DAY) DENGAN SEJUTA SENYUM AGAR REJEKI MENGALIR BERJUTA-JUTA.
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️