NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila baru saja turun dari bus dari luar pulau. Ia nekat meninggalkan keluarga karena demi menggapai cita-cita yang terhalang biaya. Naila lulus jalur undangan di sebuah kampus negeri yang berada di ibu kota. Namun, orang tuanya tidak memiliki biaya hingga melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya hingga memaksanya menikah dengan putra dari tuan tanah di kampung tempat ia berasal.

Dengan modal nekat, ia memaksakan diri kabur dari perjodohan yang tak diinginkan demi mengejar mimpi. Namun, akhirnya ia sadar, biaya perguruan tinggi tidak bisa dibayar hanya dengan modal tekad.

Suatu saat Naila mencari pekerjaan, bertemu dengan balita yang keluar dari pekarangan tanpa penjagaan. Kejadian tak terduga membuat ia bekerja sebagai pengasuh bagi dokter tampan yang ditinggal mati oleh istri yang dicintainya.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Ketukan di Tengah Malam

Naila menunduk, wajahnya penuh keraguan. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia memeluk Reivan erat-erat, seakan mencari pegangan dalam situasi yang mendadak jadi rumit ini.

"A-apa maksud Bapak... saya harus tidur di kamar ini?" suaranya pelan, nyaris tenggelam di balik tangisan Rindu yang masih tersedu.

Martin tidak segera menjawab. Sorot matanya dalam, seperti sedang bertarung dengan pikirannya sendiri. Namun, suaranya terdengar tegas ketika akhirnya berkata, "Rindu tidak akan bisa tidur tanpamu. Dan aku... aku tidak bisa memaksanya melupakan ibunya hanya karena aku tidak tahu caranya menghadapi perasaan sendiri."

Naila menggigit bibir. Rindu meraih ujung gamisnya sambil memelas. "Mama, Lindu takut tidur sendiri..."

Suasana kamar begitu sunyi. Foto-foto keluarga Martin terpajang anggun di dinding, menyaksikan drama yang kini berlangsung dalam diam. Naila tahu, ini bukan tentang kamar. Ini tentang rasa kehilangan yang begitu dalam dari seorang anak kecil, dan dari seorang ayah yang mencoba bertahan dalam caranya sendiri.

Ia menelan ludah. "Baiklah. Tapi saya hanya akan menemani anak-anak, bukan karena hal lain."

Martin mengangguk, tidak berkata apa-apa, tapi wajahnya seolah sedikit lega.

Setelah memastikan anak-anak tertidur, Naila duduk diam di sisi ranjang, membiarkan pikirannya mengembara. Matanya menatap ke atas langit-langit yang berhiaskan lampu gantung kristal. Rumah ini indah, tapi terasa seperti penjara.

Tiba-tiba...

Krak!

Sebuah suara pelan dari jendela membuatnya terperanjat. Ia menoleh, tapi tak melihat apa-apa. Jantungnya mencelos.

Malam belum sepenuhnya tenang ketika langkah kaki terdengar di luar kamar. Pelan. Teratur. Mendekat.

Naila menahan napas.

Tok. Tok.

Ketukan pelan di pintu membuatnya refleks memeluk kedua anak yang sudah tertidur.

Tok. Tok.

Ia bangkit perlahan, mendekati pintu dengan hati-hati. "Siapa?"

Tak ada jawaban.

Ia membuka pintu sedikit.

Seseorang berdiri di sana. Marvel.

"Ma-maaf... aku gak bisa tidur," katanya pelan. Tapi sorot matanya tak biasa.

Naila mencium sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu yang tak dia mengerti terpancar dari wajah pria itu.

"Ada apa, Om Marvel?" tanyanya hati-hati.

Marvel mendekat, tapi Naila langsung melangkah mundur. "Anak-anak sudah tidur. Saya harap Om Marvel juga bisa istirahat."

Wajah Marvel mengeras sesaat, tapi kemudian ia hanya tersenyum. "Kau gadis pintar, ya. Tapi jangan terlalu percaya pada siapapun di rumah ini. Bahkan pada Martin sekalipun."

Naila membeku.

"Apa maksud Om?"

Marvel tak menjawab. Ia hanya tertawa kecil, lalu berbalik dan pergi.

Naila menutup pintu dengan cepat, dadanya sesak. Ia berbalik, memandang kedua anak yang terlelap.

"Aku harus hati-hati..." gumamnya.

Dan malam pun terus bergulir, membawa ketegangan yang belum menemukan ujungnya.

....

Suara kicau burung dari balik jendela membuka pagi dengan damai. Matahari menelusup malu-malu di antara tirai yang masih sedikit tertutup. Naila mencoba menggerakkan badan melakukan sedikit pelemasan pada tubuhnya yang terasa kaku semenjak terbangun untuk melaksanakan kewajiban subuhnya.

Di depan cermin kecil di sudut kamar, ia mencoba merapikan rambutnya yang kusut, karena memang bukan hal itu prioritasnya saat bangun tidur. Mengingat tempat ini bukan kamar pribadinya, ia segera mengenakan kerudungnya. Tak lama, ia menoleh ketika mendengar suara halus di balik selimut.

"Ma... Mana di mana? Mama udah bangun ya?" Rindu menguap sambil mengusap matanya. Wajahnya masih lekat dengan kantuk, tapi senyum kecil mulai merekah.

Naila mendekat, menyentuh pipi bocah itu dengan lembut. "Pagi, Rindu. Sudah siap jadi anak manis hari ini?"

Rindu mengangguk lemah, lalu duduk dan langsung menyibak selimut. "Ma, Lindu lapel. Lindu mau susu sama roti, terus nonton dolaemon, boleh ngga, Ma?"

"Kalau udah mandi dan sikat giginya cepat, tentu aja boleh," jawab Naila, sambil mencubit gemas pipi Rindu.

Reivan pun menggeliat pelan, menguap lebar, lalu mulai menangis pelan, seperti alarm kecil yang membangunkan rumah. Naila buru-buru menggendongnya, mengusap lembut punggung si kecil sambil mengayun-ayunkan badannya pelan.

"Pagi juga, Reivan. Masih ngantuk, ya?"

Tiba-tiba, pintu kamar diketuk perlahan. Belum sempat Naila menjawab, pintu terbuka sedikit dan kepala Martin muncul, rambutnya masih sedikit acak-acakan dan baju semalam belum terganti. Wajahnya terlihat lebih suram dibanding sebelumnya.

Seketika, Naila teringat akan pesan yang disampaikan oleh Marvel semalam. Ia harus berhati-hati terhadap pria yang mempekerjakannya ini.

"Pagi," ucapnya dingin. "Saya bawa sarapan. Saya kira kalian pasti merasa sangat lapar."

Naila sedikit kaget, namun cepat mengangguk. "Te-terima kasih, Pak."

Martin mendorong pintu dengan bahunya, membawa nampan besar berisi tiga piring kecil, segelas susu, dan satu cangkir kopi yang aromanya langsung menyeruak memenuhi kamar.

"Ini roti bakar keju buat Rindu, bubur untuk Reivan, dan..." Ia menoleh pada Naila, tanpa ekspresi. "Kopi pahit tanpa gula, untukmu."

Naila mengernyit. "Kok Bapak bisa berinisiatif menyiapkan ini semua? Apa lagi menyiapkan kopi pa—hit untuk saya ...."

Martin mengangkat wajah, ternyata apa yang dipikirkan sungguh sangat berbeda dari tanggapan gadis ini. "Kamu tidak menyukai ini," tanyanya ragu.

"Saya tak pernah minum kopi sebelumnya, Pak. Tapi, kalau di kampung pun saya membuatkan kopi selalu pakai gula untuk ayah. Jadi, kopi pahit rasanya agak..." Naila tak lagi melanjutkan ucapannya melihat reaksi majikannya berubah drastis.

"Ah ... Ah, tidak apa-apa, Pak. Saya akan coba meminumnya ...."

Martin duduk di sisi ranjang, menuangkan bubur ke mangkuk kecil untuk Reivan. Tangannya cekatan, namun gerakannya tetap tenang. Naila memperhatikan dengan bingung, tak biasa melihat pria setegas itu begitu lembut saat menyendokkan bubur.

“Saya kira Bapak nggak terbiasa urus hal beginian,” ujar Naila, setengah bercanda.

Martin melirik, lalu angkat bahu. “Bisa. Tapi biasanya… ya, cuma saat istri saya dulu sakit.”

Naila langsung diam. Suasana jadi sedikit canggung. Namun sebelum keadaan berubah kaku, suara pintu terbuka tiba-tiba membuat mereka menoleh.

Ternyata Marvel, dengan kaus longgar dan rambut acak-acakan, berdiri di ambang pintu sambil membawa bantal yang dipeluk seperti anak kecil.

“Eh, sarapan keluarga? Tanpa undangan ya?”

1
MomyWa
jangan jahat2 lah duo maut tu..
Eva Karmita
jangan buat pisah ya otor biarkan Martin dgn Naila tetap bersatu
SoVay: hihihi, simak terus ya kakaaa
total 1 replies
Safira Aurora
thor, mau ada eksien kah ini?
SoVay: ayo ikuti terus yaaa
total 1 replies
Safira Aurora
afa2an ini?
Safira Aurora
mungkin kamu sebenarnya anak pungut /Smile/
Safira Aurora
gletak gletuk bunyinta thor?
FieAme
aku kasih vote tapi janji harus keren kelanjutannya
SoVay: terima kasih yaaaah
total 1 replies
FieAme
bisa ga ya, ceritanya lurus2 aja thor?
arielskys
duh, dikirain keluarga mereka akan adem ayem
SoVay: minta doanya yaaaa
total 1 replies
Syahril Maiza
duet maut kerja sama
SoVay: harus semangat
total 1 replies
FieAme
weeeh, syukur laaah..martin tetep bela istri. wooi lah, jangan lama2 konfliknya thor
FieAme
walah, kemarin sibuk dunia nyata thor, waaah..aku mleyooott
Safira Aurora
udah Naila, gak perlu pikirkan marvel. katanya mau jd soleha
MomyWa
thor, kasian om apel. jodohkan sama azwa gih. dia pengen om2 kan 🤣
MomyWa
sabar ya om
MomyWa
makan tuh ego
MomyWa
nah, ini baru suamik. ga kayak cerita lain saat istri diserang keluarga hanya diam aja
MomyWa
soalnya mama yg jodohin mereka, bilang gitu ma..biar meisya paham
MomyWa
nah, lawan dong. jangan mewek aja
MomyWa
gemes euy sama meisya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!