Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan Akal
Lima belas hari telah berlalu sejak mereka mengajukan gugatan cerai, dan selama itu, Santi tidak pernah keluar rumah sekali pun. Putri-putrinya meneleponnya beberapa kali.
Aleya sedang bekerja dengan gembira di Bali, sementara Amanda sedang belajar untuk ujian sebelum libur semester. Aleya dan Amanda terkejut ketika menyadari bahwa Papa mereka telah mengirimkan uang untuk mereka.
Mereka pikir setelah apa yang terjadi, Papa mereka tidak akan mau mengirim uang untuk mereka lagi.
...----------------...
Santi tampak berkeliling di rumahnya. Melihat setiap sudut rumah yang penuh kenangan akan suaminya yang sudah mengkhianatinya. Dia tampak begitu lesu, tapi dia bertekad untuk mengubah situasi itu.
Pagi ini, dia memutuskan untuk pergi ke salon kecantikan. Setelah itu, dia akan makan malam bersama teman-temannya untuk merayakan ulang tahun Julia.
Dia pergi ke salon, duduk disana setelah masuk, dan saat sedang melakukan manikur, dia mendengar percakapan orang-orang yang ada di salon itu membicarakan tentang Dani dan kekasihnya.
"Dia menghujani wanita muda itu dengan penuh kemewahan. Kau harus melihat mobil yang dibelikannya untuk wanita itu. Jelas wanita muda itu telah merayunya. Namun pria memang seperti itu. Dia melakukan sandiwara tiga minggu lalu untuk merayakan ulang tahun pernikahannya, dan beberapa hari setelahnya dia malah menggantikan istrinya dengan seorang gadis muda," komentar seorang wanita.
"Kebanyakan pria memang seperti itu. Tidak bisa dirayu gadis yang lebih muda sedikit saja, langsung melupakan istri yang sudah menemaninya selama ini." Jawab yang lain.
Santi tetap diam, merenungkan situasinya.
Setelah manikurnya selesai, dia pergi lalu mampir di sebuah toko membeli beberapa botol minuman dan pulang ke rumah.
Santi sudah kehilangan akal. Mungkin seperti inilah cara dia akan menjalani sisa hidupnya, pikirnya.
Saat Santi melirik meja di ruang tamu, dia melihat ada surat yang menunggu, termasuk amplop cokelat besar. Dia meninggalkan kunci mobilnya di meja dan pergi berganti pakaian. Dia mengenakan piyama dan memutuskan tidak akan pernah keluar rumah lagi.
Dia menyalakan musik, membuka botol minuman yang dia beli sebelumya kemudian menuangkan ke gelas untuk dirinya sendiri, lalu menuju ruang tamu untuk memeriksa surat-surat itu.
Dia akhirnya membuka amplop cokelat itu. Amplop itu berisi foto-foto dari pesta ulang tahun pernikahannya. Dia menghabiskan segelas minuman itu dalam satu tegukan dan menuang minuman ke gelas lagi.
Beberapa saat kemudian, sudah ada satu botol yang terlihat kosong dilantai karena dia terus minum. Dia merasa kepalanya mulai pusing. Dia mulai melihat foto-foto dari amplop itu.
"Anak-anakku yang cantik," kata Santi sambil melihat foto anak-anak perempuannya dan beberapa tamu.
Kemudian dia mengenali wajah wanita dari salon yang membicarakannya tadi di foto itu.
"Dasar wanita usil, aku tidak akan mengirimimu hampers lebaran tahun ini," kata Santi sambil minum seteguk lagi.
Tiba-tiba, telepon di rumahnya berdering. Santi bersiap untuk menjawab panggilan itu. Dan ternyata itu Julia.
"Santi, kami sudah menunggumu dari tadi," kata Julia, terdengar khawatir. Namun detik berikutnya terdengar suara benturan keras. "Santi, apa yang terjadi?" tanyanya.
"Aku tidak sengaja menabrak meja. Oh ya, sampai jumpa besok," jawab Santi sambil berbaring di lantai saat mengakhiri panggilannya.
"Meja bodoh, aku harus mengirimmu ke Dani. Kalian akan menjadi pasangan yang serasi," gerutunya sambil melihat sekeliling.
"Di mana aku menaruh gelasku?" tanyanya.
Santi merangkak ke sofa dan, begitu duduk, dia melihat botol anggur. Dia mulai minum langsung dari botol itu.
Dia mengulurkan tangan dan mengambil salah satu foto, itu adalah foto Dani sendirian.
Sambil menyesap lagi, dia berseru, "Katakan padaku, Dani kenapa kau melakukan semua ini? Andai kau mengatakan apa sebenarnya kekuranganku. Kau sungguh memalukan! Kau munafik. Kau telah membuatku menjadi bahan tertawaan di seluruh Surabaya. Aku lebih suka menjadi janda. Setidaknya aku akan menjadi janda muda yang cantik. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, aku adalah seorang istri tua yang diselingkuhi," teriak Santi, melemparkan semua foto itu. "Aku butuh lebih banyak minuman!" kata Santi.
"Sementara aku disini menderita karenamu, kau malah bersenang-senang dengan gundikmu itu," teriaknya pada foto itu.
"Benar, pergilah tinggal disana dengan gadis itu, kita lihat saja seberapa lama gadis itu mau mengurus pria tua bangka sepertimu." Ucap Santi mengambil foto itu dan melemparkannya ke tempat sampah di dapur, lalu mencari sebotol anggur lagi.
Sementara itu, di pusat kota, Julia tengah merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya, termasuk pelukis dari Bali, yang datang dari Jakarta untuk memamerkan kreasi terbarunya.
"Kenapa kau terlihat begitu khawatir?" Tanya Guntur.
"Aku sedang memikirkan temanku, Santi. Saat aku meneleponnya, sepertinya dia sedang minum. Tapi mungkin itu hanya imajinasiku saja. Santi bukanlah wanita seperti itu. Terlebih saat ini dia sudah berhijrah." Jawab Julia.
Setelah beberapa menit, Julia tetap tidak dapat menghilangkan kekhawatirannya pada Santi dan melihat beberapa tamu telah pergi, Julia mengucapkan selamat tinggal kepada temannya, Guntur si pelukis.
"Tunggu, jangan pergi. Aku akan menemanimu naik taksi. Kau tidak boleh sendirian di jam selarut ini," kata Guntur pada Julia.
Saat sopir taksi melaju menuju tempat Santi, Julia mengobrol penuh semangat dengan temannya tentang pameran tersebut.
"Aku berjanji akan datang menemuimu. Mungkin aku bisa meyakinkan Santi untuk ikut denganku." Ucap Julia.
"Mengapa kau begitu khawatir tentang Santi? Apakah dia sakit?" Tanya Guntur.
"Tidak, suaminya baru saja meninggalkannya setelah pernikahan mereka berusia dua puluh lima tahun, demi seorang gadis berusia dua puluh tahun." Jawab Julia.
"Pasti sulit untuknya," kata Guntur.
Saat tiba di rumah Santi, musik terdengar dari taman, dan semua lampu rumah masih menyala.
Julia mulai menggedor pintu, dan saat dia melihat melalui salah satu jendela, dia melihat barang-barang berserakan di mana-mana.
"Bagaimana kalau dia terluka!" Seru Julia.
"Aku akan melihat apakah ada jendela yang terbuka," kata Guntur padanya. "Kau tetap di sini dan cobalah untuk membuatnya untuk membuka pintu." Lanjut Guntur.
Sementara Julia terus mengetuk pintu, Guntur berputar mengelilingi rumah mencari jalan masuk.
Santi berada di dapur, berjuang untuk membuka botol minuman lainnya. Saat dia berhasil membuka botol itu, isinya tumpah ke pakaiannya. Dia berbalik dan melihat seorang pria lewat di teras. Dia meraih botol itu dan memutuskan untuk menghadapi penyusup itu.
Santi lalu keluar melalui ruang laundry, lalu dia berjalan beberapa langkah tetapi mulai merasa sangat pusing. Saat itulah dia melihat sosok pria yang dia pikir pencuri dan mengangkat lengannya, siap untuk memukul pria itu dengan botol.
Dari sudut matanya, Guntur melihat gerakan Santi dan dengan cekatan menghindari serangannya, dan mencengkeramnya erat-erat di lengan dan pinggangnya. Botol itu jatuh ke tanah.
"Pencuri!" Teriak Santi.
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)