Reinkarnasi Ratu Agung

Cahaya matahari pagi menembus kaca-kaca jendela besar ruang makan utama kediaman keluarga Li. Aroma bubur lotus, teh melati, dan roti kukus hangat memenuhi udara, menciptakan suasana yang hampir... damai.

Di meja panjang kayu cendana itu duduk empat anggota inti keluarga—Madam Li, Li Xiumei, Li Zhen, dan Li Xiaoran. Untuk pertama kalinya sejak sekian lama, meja makan itu diisi tawa ringan dan canda kecil yang hampir terasa seperti kebahagiaan yang dulu pernah ada.

Namun, kedamaian itu rapuh.

Tepat ketika Li Xiaoran menyendok bubur ketiganya, suara langkah berat terdengar dari arah pintu depan.

"Sepertinya tidak ada yang menyambut saat aku kembali!" suara berat nan berwibawa itu menggema.

Madam Li menegang.

Menteri Li Zheng yuan suami yang lama menghilang, kini kembali dari perjalanannya sebagai utusan kekaisaran ke utara. Di belakangnya, dengan langkah tenang dan senyum manisnya yang palsu, Li Yuan’er melangkah masuk, mengenakan hanfu putih berbordir bunga prem. Sekilas tampak lembut tapi penuh racun di balik mata.

“Oh... rupanya kalian sarapan tanpa menunggu kami,” ucap Yuan’er dengan suara manis yang menyiratkan sindiran halus.

Li Xiaoran hanya melirik sekilas. "Tak kusangka gadis yang suka menjatuhkan diri ke danau masih tahu jalan pulang." gumam hatinya, tak ia sadari bergema.

Madam Li menjatuhkan sendok. Li Zhen menoleh cepat, menahan tawa geli, sementara Xiumei hampir tersedak tehnya

Namun kali ini, hanya Madam Li, Li Zhen, dan Xiumei yang mendengarnya sedangkan

Yuan’er, di sisi lain, tidak bereaksi. Ia hanya tersenyum, tidak tahu bahwa dirinya baru saja dihina secara telak karena ia tidak bisa mendengar suara hati itu.

Ayah mereka duduk di ujung meja, terlihat bangga. “Yuan’er lah yang telah menyambut ayah dari gerbang perbatasan, dan di sepanjang perjalanan. Gadis ini sungguh pengertian dan patuh. Tak seperti beberapa anak yang terlalu banyak bertanya.”

Li Xiaoran menyendok buburnya lagi.

"Tentu saja dia pengertian. Dia anak dari wanita simpananmu. Sudah jelas, bukan? Kau sayang padanya karena dia anak dari cinta lamamu. Kau simpan wanita itu diam-diam bertahun-tahun, dan sekarang kau bahkan menyiapkan warisan utama atas nama Yuan’er." suara hati Li Xiaoran kembali mengalun.

Kali ini, Madam Li menggenggam sumpit dengan gemetar.

Li Zhen menatap ayahnya dengan rahang mengeras.

Xiumei menutup mulutnya dengan tangan, matanya berkaca-kaca.

Tapi Li Yuan’er dan Menteri Li tetap tak menunjukkan reaksi apapun. Mereka hanya melanjutkan sarapan seperti biasa karena mereka tidak bisa mendengar kebenaran itu.

Saat Nyonya Li Furen ingin berbicara dengan cepat di cegah Li Zhen dengan menggenggam tangan sang ibu, karena ini bukan saat yang tepat.

Li Yun’er lalu memandang Li Xiumei, "jie jie, bagaimana acara besok apa jie jie akan datang ?" tanya Li Yun’er dengan tersenyum palsu

Belum sempat Li Xiumei menjawab sudah di jawab duluan oleh Li Xiaoran,

"Tentu saja jie jie akan datang bukanya itu harus di hadiri oleh para gadis bangsawan jika tidak sama saja menghina permaisuri, lalu apa kau akan datang bukanya hanya putri bangsawan sedangkan kau putri tidak jelas keluarga Li ini" ujar Li Xiaoran santai sembari menikmati teh miliknya

Li Xiumei dan Li Zhen serta Nyonya Li Furen menahan senyum mendengar ucapan Li Xiaoran yang blak blakan, sedangkan Li Yun’er dan Menteri Li Zhengyuan sangat terkejut dan kesal

Terkejut karena keberadaan Li Xiaoran yang baru mereka sadari dan kesal mendengar ucapan Li Xiaoran yang menghina Li Yun’er

"Siapa kau.... Jangan ikut campur urusan keluarga" seru Menteri Li Zheng yuan marah

"Apa maksudmu tidak boleh ikut campur urusan keluarga ini, tentu saja dia berhak karena dia putriku putri kandung ku yang hilang" marah Nyonya Li Furen

"Putri apa maksudmu?" tanya Menteri Li Zheng yuan

"Tentu saja putri keduaku Li Xiaoran" jawab Nyonya Li Furen sinis

Deg.....

tiba tiba hati Menteri Li Zheng yuan merasa tidak tenang dan tidak suka, lalu memandang Li Xiaoran tajam. "Kau jangan menipu istri ku dengan menggunakan nama putri kedua, putri kedua adalah Li Yun’er"

"Benar ibu, jangan percaya wanita desa ini. Dia hanya meminta keuntungan dari keluarga Li " ujar Li Yun’er ikut menekan Li Xiaoran tapi mereka salah orang

Li Xiaoran tersenyum sinis, lalu tertawa mengejek. "Hehehe... Keuntungan, keuntungan apa yang akan ku dapat dari keluarga Li yang miskin ini. sedangkan kekayaan di rumah ini semua milik ibuku jadi apa untungnya dari keluarga Li, lagian masih kaya aku, ini belum seberapa aku bahkan bisa membeli kekaisaran ini jika aku mau" ujar Li Xiaoran

"Dasar bodoh dia pikir keluarga Li ini kaya, jika aku keluarkan hartaku ku pastikan kau akan pingsan. Jadi aku tidak butuh harta keluarga Li yang tidak seberapa ini. Ibuku pun lebih kaya dari keluarga Li ini dasar idiot, jika aku bisa memilih aku pastikan ibuku tidak menikah dengan pria jelek ini. Ah aku baru ingat bukanya jendral Lan dulu sangat mencintai ibu tapi karena dia pemalu ia tidak berani mengungkapkan isi hatinya hingga ia tetap sendiri sampai sekarang. Sepertinya aku akan buat ibu menikah dengan jendral Lan setelah bercerai dengan pria brengsek ini" ujar Li Xiaoran dalam hati.

Nyonya Li Furen tersendat sedangkan Li Xiumei dan Li Zhen hampir menyemburkan minum mereka

Brrraaakkk...... Suara gebrakan meja yang di lakukan oleh Menteri Li Zheng yuan,

"Anak durhaka, siapa yang membuat kau menjadi lancang apa kau tidak pernah di ajarkan sopan santun ha...!" seru Menteri Li Zhengyuan

"Tentu tidak ada, apa kau lupa ayah.... bagaimana tempatku di renggut jadi jangan sok tau aturan jika kau sendiri tidak tau aturan itu" jawab Li Xiaoran

Menteri Li Zhengyuan menegang saat mendengar ucapan Li Xiaoran,

"Jie jie jangan begitu pada ayah" ujar Li Yun’er dengan wajah palsunya

"Diam kaum.... siapa yang kau panggil jie jie, aku bukan jie jie mu, ibuku tidak melahirkan lagi setelah aku jadi kau jangan panggil aku jie jie, aku tidak mau punya adik jelek sepertimu, lebih baik Lan’er yang jadi adikku" marah Li Xiaoran tapi dengan gaya anggunnya

Lagi lagi Li Yun’erterpsku dengan ucapan Li Xiaoran yang berani dan blak blakan, "Jie jie kenapa kau membenciku, kita bahkan baru bertemu tapi kenapa kau ingin memusuhiku " ujar Li Yun’er dengan wajah sok sedihnya.

"Seharusnya kau ada di lingkungan opera, bukan di sini. Ayo ibu... Jie jie dan Gege kita pergi, drama disini kurang bagus karena pemainnya anak tidak jelas...." ujar Li Xiaoran lalu pergi dari sana dengan meninggalkan Li Yun’er dan juga Menteri Li Zheng yuan yang menatap Li Xiaoran tajam

Bersambung