Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Sampah Serasi.
Lyra membuka kedua matanya, kepalanya berdenyut sakit. Ia memijit kepalanya masih merasakan pusing, terakhir ia mengingat suaminya sedang berciuman dengan Gabriela.
"Apa kamu sudah sadar, Ra?" tanya seorang pria.
Lyra mengenal suara itu, ia mengalihkan tatapannya ke arah sumber suara, "Damian, dimana aku?"
" Kau ada di kamar hotelku, tadi saat kita bertabrakan di lorong wajahmu pucat dan akhirnya tak sadarkan diri. Apa kamu sakit?" tanya sang mantan kekasih pada Lyra.
Lyra mencoba bangun meskipun kepalanya masih terasa sakit, ia menolak Damian saat ingin membatunya, " Tidak usah. Makasih."
"Aku harus kembali ke kamarku, makasih pertolonganmu tadi. Tapi, sebaiknya kita jangan terlihat bersama, aku tidak ingin kesalah pahaman terjadi lagi. Aku bahkan tidak menyukaimu lagi, pria sepertimu memang pantas untuk adikku." Lyra turun dari ranjang, tapi kepalanya seketika berputar dan ia terjatuh kembali ke atas ranjang.
Damian dengan cepat memegang tubuh Lyra, bertepatan dengan pintu kamar yang terbuka.
"DAMIAN!!" teriak seorang wanita yang tak lain adalah adik tiri Lyra, Linda.
Damian melepaskan pegangannya pada tubuh Lyra, dia dengan cepat berjalan menghampiri tunangannya Linda ingin menenangkan.
"Sayang, pertemuanmu sudah selesai dengan sutradara dan para pemain?" tanya Damian sedikit merasa bersalah.
Linda tak menjawab, ia berjalan dengan marah ke arah Lyra, "Kau masih berani merayu tunangan adikmu, dasar sundal! Sekali perayu tetap perayu meskipun kau sudah menikah!" Bentak Linda menghina Lyra.
Damian terkejut mendengar Lyra sang mantan pacar sudah menikah.
Lyra berdiri dengan perlahan sambil menahan sakit kepalanya dia berjalan mendekati Linda dengan tatapan mata menantang.
"Katakan sekali lagi, aku apa? Sundal? Bukankah kau sedang memanggil dirimu sendiri, Linda. Kau menggoda Damian saat dia masih menjadi pacarku, berusaha merangkak ke atas tempat tidurnya! Wah... Dan akhirnya kau berhasil menjerat seorang pria kaya sesuai impianmu, Linda. Damian memang pria bodoh, ia akhirnya tergoda olehmu tapi memang dasarnya Damian adalah pria mesum yang selalu aku tolak saat dia ingin berhubungan intim denganku. Sekarang kalian akan segera menjadi orang tua dari bayi yang kau kandung, Linda. Jadi, untuk apa aku merayu pria yang sudah tak berharga lagi untukku, jika aku ingin merayunya kenapa tidak dulu saat dia selalu memintaku tidur dengannya!" Balas Lyra, dia tak ingin lagi selalu dihina adik tirinya.
Linda membisu, tapi ia tak ingin menyerah menyudutkan Lyra.
"Wah, wah! Sekarang kau sudah berani membuka mulutmu, apa karena kau sudah menjadi Nyonya kaya dari pria tua renta? Aku dengar dari Papa, seorang pengacara datang memberitahukan kau sudah menikah dengan pria kaya, tapi pria gagah kaya mana yang menginginkan kamu! Sudah pasti itu adalah pria kaya tua renta, bukan?" ledek Linda.
Lyra ingin mengatakan siapa suaminya, tapi mengingat kelakuan Max tadi di lorong ia menutup rapat bibirnya.
"Sepertinya perkataanku benar! Kau tak bisa menjawabku! Haha... Cih!" Linda tak henti - hentinya menghina Lyra.
"Sudah Linda! Hentikan! Bagaimana pun Lyra adalah saudarimu. Jangan selalu kekanak - kanakan," Damian ingin menengahi.
Linda akhirnya diam.
"Ayo, aku antar ke kamarmu," tawar Damian, ia menatap Lyra.
"Tidak usah, urus saja wanita tercintamu ini. Aku tidak sudi berhubungan dengan kalian berdua lagi!" Tolak Lyra dengan mengepalkan kedua tangan Lyra berjalan pergi ke arah pintu.
Tapi belum sempat Lyra memegang handel pintu, sebuah ketukan di pintu terdengar.
Tok... Tok... Tok...
Damian maju untuk membuka pintu, ia mengintip sebentar dari lubang dan beberapa pria berpakaian hitam berdiri di depan pintu kamar hotelnya.
Ceklek.
Saat pintu terbuka, Lyra melihat Daniel sudah berdiri bersama anak buah Max di depan pintu. Tapi dia tidak melihat kehadiran Max sama sekali, ia tersenyum masam.