NovelToon NovelToon
Revano

Revano

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sari Rusida

"Revano! Papa minta kamu menghadap sekarang!"

Sang empu yang dipanggil namanya masih setia melangkahkan kakinya keluar dari gedung megah bak istana dengan santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Rusida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

•••

Mata Revano terus menelisik sekitar. Mencari celah agar ia bisa keluar dari kafe itu. Berbeda lagi dengan Risya. Gadis itu terus saja memberontak, dengan berusaha melepaskan cekalan tangan Revano pada lengannya.

"Kamu mau bawa aku ke mana, sih? Kasihan Alex yang udah nunggu lama. Aku baru sampek langsung ditarik gitu aja! Nggak sopan tahu nggak!" Risya masih terus memukul lengan Revano, berharap dilepaskan cekalannya.

Revano mengabaikan ucapan Risya. Feelingnya mengatakan kalau bodyguard tadi masih terus mengikutinya.

Dengan sedikit mempercepat langkahnya, akhirnya Revano menemukan pintu yang sangat ia yakini pintu itu langsung mengarahkannya menuju luar, lebih tepatnya belakang kafe.

Dengan mengikuti langkah Revano yang sangat lebar, Risya tidak berhenti memberontak. Revano terus berlari dengan sesekali bertabrakan dengan pelayan kafe. Namun, ia abai dan memilih lebih mempercepat langkahnya.

Saat sudah berada di luar, Revano kembali mencari tempat bersembunyi --masih dengan melangkahkan kakinya.

"Aku capek, Epan Giblik! Berhenti sebentar kenapa?"

Nafas Risya terlihat naik turun karena terus diajak berlari oleh Revano. Tanpa alasan pula, entah apa yang membuat Revano berlari.

"Epan! Kamu dengerin aku nggak, sih! Aku capek!" Risya menyentak tangannya kesal.

Revano menatap Risya sambil memberhentikan langkahnya. Nafasnya terlihat normal, dan itu membuat Risya sedikit berfikir, dia tidak capek?

"Berhenti sebentar, ya? Please ... suer, capek banget." Risya menyeka keringat di dahinya.

"Huaa ...!"

Tubuh Risya berasa melayang. Tangannya reflek melingkar di leher Revano dengan wajah menabrak dada bidang lelaki yang menjadi bodyguardnya itu.

Dengan jarak yang begitu dekat, Risya bisa merasakan harum parfum yang dikenakan Revano, menyejukkan dan menenangkan siapa pun yang menghirupnya. Risya sampai melupakan rasa lelahnya kala menghirup parfum itu.

Bukan karena apa. Parfum Revano memang tidak terlalu mencolok harumnya. Mungkin hanya bisa terhirup ketika sedekat itu. Dan kali ini Risya merasakan apa yang tidak pernah orang lain rasakan.

"Eh?"

Risya tersadar kala tubuhnya kembali menginjak tanah. Lelaki di hadapannya kini tengah menatapnya datar. Risya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menutupi rasa grogi yang entah sejak kapan hinggap di diri gadis itu.

"K-kamu ... ngapain bawa aku lari?" tanya Risya sambil mengamati sekelilingnya. Dia sekarang tengah berada di bawah pohon. Entah pohon apa, yang jelas pohon ini menyejukkan dan besar.

Revano tidak menjawab, tapi pandangannya kembali tertuju dibalik pohon. Dengan sedikit mengintip Revano melihat sesuatu di balik pohon itu.

"Ada apa, sih?" Risya ikut mengintip sesuatu dibalik pohon. Namun, tangan Revano yang menyentuh pipinya --seakan mengatakan dia tidak boleh menoleh-- membuatnya enggan kembali menoleh.

"T-tadi ... kayaknya ada yang manggil kamu Tuan Muda. Itu beneran kamu yang dipanggil?" tanya Risya sambil menggaruk pipinya, kembali grogi.

Revano menoleh ke arah Risya dengan tatapan datar, menjawab singkat, "Bukan."

Risya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kamu memang nggak cocok dipanggil Tuan," gumam Risya.

Revano menoleh ke arahnya, menatap tajam. Risya hanya bisa cengengesan demi menutupi rasa gentar akibat tatapan menusuk Revano itu.

"Udah, ah. Ngapain juga kita harus sembunyi-sembunyi gini. Keluar ajalah. Aku mau ketemu Alex. Kasihan dia, udah nunggu lama, pas akunya dateng, eh ...malah kamu bawa pergi lagi," ucap Risya dengan gerakan akan keluar dari balik pohon itu.

Revano kembali mencekal pergelangan tangan Risya, membawanya pergi dari balik pohon besar itu. Bukan untuk keluar, melainkan untuk mencari tempat baru.

"Heh! Aku mau ketemu sama Alex! Kamu sebenernya kenapa, sih? Aneh banget," ucap Risya dengan nada kesal.

Revano tidak menjawab. Tangan kirinya masih tetap mencekal pergelangan tangan Risya, sedangkan tangan kanannya sibuk dengan handphone-nya.

Revano terlihat menempelkan benda persegi itu di telinganya. Seperti tidak tersambung dengan seseorang di seberang sana, Revano menurunkan tangannya dari telinga, mengotak-atik sebentar kemudian kembali menempelkan di telinganya.

"Assalamualaikum, hallo, Rey?" Salam Revano dengan seseorang di handphone-nya. Sesekali pandangan lelaki itu menoleh ke belakang, memastikan sesuatu.

Revano seperti mendengarkan penjelasan seseorang dari sebrang sana. Risya memilih diam dan mengikuti langkah bodyguardnya itu.

Bodyguard? Risya sepertinya hampir lupa kalau lelaki yang mencekal --atau menggandeng-- tangannya itu adalah bodyguardnya. Mungkin karena lelaki itu tadi sempat menatapnya tajam, membuat ia sedikit gentar.

Revano melepaskan pegangan tangannya pada Risya saat berada di pinggir jalan. Tatapannya masih awas, sesekali menoleh ke belakang. Tangan kirinya melambai pada taxi yang kebetulan lewat.

Risya diminta masuk oleh Revano melalui gerakan mata. Entah karena apa, gadis itu hanya menurut. Revano menutup pintunya, berbicara pada sopir untuk menunggu sebentar, jangan jalan.

Di luar mobil Revano sedang sibuk dengan panggilan di handphone-nya. Sedangkan Risya hanya memandang bingung, entah bingung pada bodyguardnya itu atau bingung karena dirinya begitu penurut pada bodyguardnya.

"Memangnya rencana kamu apa sih, Rey? Kenapa bodyguard Papa bisa nemuin Abang di sini?" tanya Revano dengan nada kesal. Risya memang tidak bisa mendengarnya, tapi dia bisa melihat perubahan wajah Revano yang kesal.

"Yaudah, nanti kamu telpon abang lagi. Sekitar satu jam dari sekarang, Abang tunggu telepon dari kamu."

Setelah mendapat respon dari Reyna --adik Revano-- di seberang sana, Revano langsung mematikan sambungan telponnya dan masuk ke dalam mobil. Meminta supir jalan sambil memberi tahu alamat pastinya.

"Mobil Papa siapa yang bawa, Pan? Bisa abis kamu dimarahi Papa kalau nggak bawa pulang mobilnya," ucap Risya sambil menodongkan jari telunjuknya di depan wajah Revano.

Revano menoleh pada Risya. Tangan Risya turun perlahan kala melihat tatapan menusuk kembali dihadiahi Revano untuk Risya.

Ingin rasanya Revano tertawa kala melihat wajah Risya yang berubah pucat. Ia hanya menatap Risya tajam, tidak mungkin ia berani berbuat lebih pada anak majikannya, 'kan?

"Hubungi teman Anda yang kemarin. Minta dia bawa mobil itu," ucap Revano masih dengan nada datar.

"Eh?" Seperti salah mendengar, Risya menoleh pada Revano untuk memastikan ucapan lelaki itu.

Revano balas menatap, Risya langsung memutuskan kontak karena takut Revano akan kembali menatapnya tajam.

Tangan mungil itu mulai berselancar di benda persegi di pangkuannya. Sesaat menoleh pada Revano, kemudian kembali ke benda perseginya lagi. Menoleh lagi, dan membuang muka lagi ketika yang empu ikut menoleh.

"Eng ... k-kunci mobilnya gimana?" tanya Risya dengan suara patah-patah. Tatapannya masih di layar hanphone-nya.

Namun, Revano tahu gadis itu tidak sedang sibuk dengan handphone-nya. Terbukti saat jari lentik gadis itu tidak bergerak pada keyboard.

"Berhenti dulu, Pak." Supir taxi segera menghentikan mobilnya tanpa menjawab ucapan Revano.

Revano menatap datar Risya. Takut-takut Risya juga menatap Revano. Tidak lama, mungkin lima detik kemudian Risya langsung memutuskan kontak mata dengan Revano.

"Minta temanmu datang ke sini."

Risya mengangguk dan kembali mengetik sesuatu di keyboard handphone-nya.

"D-dita masih di jalan."

Revano tidak menjawab. Sekilas ia menoleh ke belakang, kemudian ke depan lagi. Melirik sekilas gadis yang terlihat gugup atau grogi di sebelahnya ini. Sungguh berbeda dengan gadis yang sebelumnya. Terlihat berani dan begitu menantangnya.

Tanpa di sadari siapa pun, Revano tersenyum tipis sambil mengamati pergerakan Risya yang ingin terlihat sibuk.

•••

Bersambung

1
Roxanne MA
keren thor aku suka
Roxanne MA
lucu banget jadi cemburuan gini
Roxanne MA
bagus banget ceritanya ka
Nami/Namiko
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
Gohan
Bikin baper, deh!
Pacar_piliks
iihh suka sama narasi yang diselipin humor kayak gini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!