Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman kedua dari jay
Sesampainya di rumah karin segera memasukan ice cream nya ke dalam kulkas dan pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya yang sedikit basah karena hujan.
Ketika sedang melewati kamar jay yang lama tanpa sengaja ia mendengar suara yang aneh, lebih tepatnya suara orang mengetuk palu di tembok.
"Apa ada orang di kamar Jay?" Gumam karin aneh. Perlahan tangannya terulur untuk membuka pintu namun...
"Nona muda??" Panggil pak ratim membuat karin terlonjak karena suara pak ratim yang tiba tiba.
"Ahh iy-iya?" Balas karin gugup.
"Anda sudah ditunggu di kamar oleh tuan muda, saya akan bawakan ice cream yang sudah nona beli" Tutur pak ratim dengan sopan namun menyiratkan ketidaksukaan pada karin yang selalu penasaran dengan kamar jay.
Ceklek
Karin membuka pintu kamarnya, ia melihat jay sedang asik menonton kartun sambil memakan permen. 2 pelayan juga ada disana untuk menemani Jay apabila membutuhkan sesuatu.
"Kalian boleh pergi, terima kasih sudah membantu Jay" Ucap karin dengan pelan.
"Baik nona, permisi" Balas keduanya kompak.
Setelah kepergian 2 pelayan itu, karin mendekati jay yang sama sekali tidak terusik dengan kedatangannya karena saking fokus pada tontonan nya.
"Jay??" Panggil karin namun tidak dijawab oleh Jay.
Sudah 3 kali karin memanggilnya namun tetap tidak ada jawaban, karin menghela nafas memutuskan untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
10 menit kemudian karin keluar dengan pakaian yang berbeda dan rambut yang digulung dengan handuk, bersamaan dengan itu pak ratim datang membawakan ice cream dan juga beberapa camilan yang biasa Jay makan.
"Makasih ya pak" Ucap karin.
"Sama sama, silahkan nona" Balas pak ratim kemudian pamit keluar dari kamar.
Karin melihat pada jay yang benar benar masih fokus pada tontonan nya, ia kemudian mengambil dan membuka pembungkus ice cream kesukaan Jay.
"Jay aku punya sesuatu untukmu" Ucap karin berjalan mendekati jay.
Jay tak bergeming, karin berdiri menutupi televisi yang ia tonton sambil mengacungkan ice cream di tangannya.
"Ahhh itu ice cream ku" Rengek jay ingin mengambil ice cream nya namun karin malah berlari.
"Ayo Jay tangkap dan ambil ice cream nya" Ucap karin sambil tertawa.
"Hahaha, aku akan mendapatkan mu dan juga ice cream nya" Balas Jay terkekeh sambil terus mengejar karin.
Hap
Jay barhasil menangkap karin dari belakang, ia memeluknya dengan erat dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk mengambil ice cream yang masih karin coba jauhkan dari nya.
Cup
Satu kecupan di pipinya membuat karin membatu, karena tidak fokus jay berhasil mendapatkan ice cream dari tangan karin.
"Aku mendapatkan nya" Ledek Jay sambil menjulurkan lidahnya.
Karin masih diam di tempat sambil memegangi pipinya, entah mengapa perasaan nya merasa hangat setelah mendapat ciuman dari suaminya itu.
"Karin, sini duduk kita nonton bersama"Ucap jay melambaikan tangan meminta karin mendekat.
Karin mengangguk dan duduk di sebelah Jay, sebentar karin melihat pada Jay. Wajah tampan dan tingkah polos yang membuat siapa saja akan jatuh cinta apabila ia tidak kekurangan seperti sekarang, namun tidak dengan karin ia mencintai suaminya apa adanya, ya benar karin telah mencintai jay karena kepolosan dan kasih sayang nya yang tulus.
"Kenapa?" Tanya jay dengan lugu, mulutnya belepotan ice cream membuat karin tak dapat menahan tawanya.
"Hmptt... Jay wajahmu belepotan ice cream" Jawab karin menahan tawanya.
"Benarkah?" Jay ingin mengelap wajahnya menggunakan tangan namun dihentikan oleh karin.
"Nanti lengket, sebentar ya"Cegah karin kemudian ia mengambil tisu yang ada di meja dekat tv.
Karin menunduk, mengarahkan 2 lembar tisu ke wajah Jay yang terkena ice cream. Mata karin tanpa sengaja melihat mata Jay yang tengah memandang nyalang padanya.
"Sudah selesai" Ucap karin setelah semua noda ice cream bersih dari wajah suaminya.
"Aku mau ice cream lagi" Pinta jay dengan wajah ditekuk.
"Tidak boleh, kamu mandi setelah itu makan dan minum vitamin. Besok baru boleh makan ice cream lagi" Balas karin menggeleng pelan.
"Aku akan memintanya pada mommy"Ujar Jay kemudian keluar dari kamar.
"Jay, Jay tunggu aku??!!!" Panggil karin mengejar jay yang sudah berlari menuju lantai dasar dimana kamar rose dan abra berada.
Tok tok tok
"Mommy?!!!!"Seru jay sambil terus menggedor pintu kamar orang tuannya.
Ceklek
"Jay, ada apa ini nak?" Tanya abra buru buru membuka pintu.
"Aku mau ice cream, karin tidak mau memberikannya pada ku" Jawab Jay dengan mulut yang terus bicara.
Karin datang dengan nafas ngos-ngosan, ia mendekati jay kemudian melihat pada ayah mertuanya yang tengah menatapnya sambil menaikan alis.
"Dad, tadi aku sudah memberikan ice cream padanya. Ini sudah sore dia harus mandi, makan dan minum vitamin" Ujar karin menjelaskan.
Abra melihat jam dipergelangan tangannya, setelah beberapa detik ia menatap jay dengan lembut.
"Yang karin katakan itu benar Jay, ini sudah waktunya kamu mandi, makan dan minum vitamin. Besok Karin pasti akan memberikan ice cream nya lagi" Ucap jay dengan lembut.
"Dad, dimana mommy?" Tanya karin tidak melihat ibu mertuanya.
"Diruang ganti sayang, sedang mengemas pakaian" Jawab abra.
"Loh, memang kalian mau kemana?" Tanya karin bingung.
"Ahhh iya dad dan mommy lupa memberitahu kalian" Abra menepuk jidatnya karena lupa memberitahu semuanya pada karin dan Jay. " Masuklah dulu" Tutur abra mempersilahkan karin dan Jay masuk.
Karin masuk ke dalam kamar yang luas nya lebih besar dari kamarnya dan jay diatas, ranjang king size bed dilapisi sprei putih, tembok kamar dihiasi beberapa ukiran yang di cat menggunakan cat gold sementara tembok dasar dilapisi cat berwana putih.
"Karin, Jay. Ada apa sayang?" Tanya rose yang keluar dari ruang ganti.
"Sayang, kita belum memberitahu mereka tentang keberangkatan kita" Jawab abra membuat rose terkekeh karena kelupaan dirinya.
"Maaf ya sayang kami belum memberitahu kalian. Mommy dan Daddy harus kembali ke Belanda karena perusahaan pusat disana sedang terjadi beberapa masalah yang harus di selesaikan oleh Daddy secara langsung" Jawab rose memberitahu kepergiannya besok.
"Tapi mom kenapa tiba tiba?" Tanya karin sedih.
"Karena pegawai Daddy baru memberitahunya kemarin dan katanya Daddy diharapkan bisa secepatnya datang sebelum masalah semakin besar" Jawab rose.
"Lalu perusahaan Daddy yang disini?" Tanya karin mengingat bahwa keluarga Winata memilki aset perusahaan cukup besar di Indonesia.
"Perusahaan disini akan dibantu oleh papah kamu sayang" Jawab Abra yang sontak membuat karin terkejut, ia tidak mau papahnya mengambil kesempatan ini untuk memeras keluarga Winata.
"Mommy, jangan pergi huaaa" Tangis Jay memeluk rose, memang sedikit terlambat karena sejak tadi ia masih terus memikirkan ice cream nya.
"Hei shut up baby, ada karin disini. Dia akan menjaga dan menyayangi kamu lebih dari mommy dan Daddy" Balas rose menenangkan putra semata wayangnya.
"No, aku mau bersama mommy dan Daddy"Rengek abra.
"Jadi tidak mau bersama karin?" Tanya Abra menggoda anaknya.
"Tentu saja mau, dia kan temanku" Jawab jay sewot membuat rose dan Abra tertawa.
Sedangkan karin hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Jay yang menggemaskan itu.
"Kami hanya pergi sebentar sayang, nanti kami belikan kamu mainan dan cokelat" Ucap abra menawar.
"Tidak mau, aku mau ikut mom huaaa" Tangis Jay semakin kencang.
"Jay, ayo kita keluar aku akan memberikan ice cream lagi padamu" Ajak karin yang tidak tega pada Jay karena terus menangis.
"Sungguh??" Tanya Jay dengan girang.
"Iya, ayo" Jawab karin.
Jay keluar dari kamar rose duluan, sementara karin berbicara sebentar pada kedua mertuanya.
"Berapa lama mommy dan Daddy pergi?" Tanya karin.
"Belum bisa dipastikan sayang, tapi kami janji akan sesegera mungkin untuk pulang" Jawab rose sambil membelai rambut karin.
"Kami titip Jay sama kamu ya nak, tolong jaga dia" Ucap abra yang diangguki oleh karin.
"Pasti Daddy, aku akan menjaganya" Balas karin.
BERSAMBUNG.......