NovelToon NovelToon
100 Hari Mengejar Cinta Suami

100 Hari Mengejar Cinta Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Zahira terpaksa menerima permintaan pernikahan yang diadakan oleh majikannya. Karena calon mempelai wanitanya kabur di saat pesta digelar, sehingga Zahira harus menggantikan posisinya.

Setelah resepsi, Neil menyerahkan surat perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan menjadi suami istri selama 100 hari.

Selama itu, Zahira harus berpikir bagaimana caranya agar Neil jatuh cinta padanya, karena dia mengetahui rencana jahat mantan kekasih Neil untuk mendekati Neil.

Zahira melakukan berbagai cara untuk membuat Neil jatuh cinta, tetapi tampaknya semua usahanya berakhir sia-sia.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Ikuti terus cerita "100 Hari Mengejar Cinta Suami" tentang Zahira dan Neil, putra kedua dari Melinda dan Axel Johnson.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.25

Dengan bantuan Theo dan David, Neil mulai melakukan penyelidikan dimulai dari apartemen Livia. Neil menunggu agak jauh dari tempat tersebut. Namun, masih bisa dijangkau oleh penglihatannya.

"Lo, harus bayar waktu gue yang terbuang sia-sia. Neil," celetuk David, pasalnya dia rela meninggalkan pekerjaannya demi sepupu tersayangnya. Yang sedang tersesat dan akan mengembalikannya ke jalan yang benar.

"Benar apa kata David, lo juga harus bayar gue Neil." Sahut Theo tersenyum tengil, membuat Neil memutar bola mata malas. Mereka sudah kaya, tapi mengapa sangat perhitungan sekali.

"Ya Tuhan, kenapa saudara gue. Pada gak waras," keluh Neil, langsung mendapat pukulan dari Theo dan David.

"Sialan lo," umpat David dan Theo.

Sudah hampir tiga puluh menit mereka menunggu di dalam mobil, Theo dan David saling pandang dan tersenyum. Lalu fokus kembali ke arah pintu keluar apartemen.

Tak lama terlihat Livia, menaiki mobil berwarna hitam. Neil masih berpositif thinking bahwa Livia, akan pergi memeriksakan kandungannya. Bahwa itu adalah taxi online, ya begitu isi pikiran Neil. 

"Ikuti bodoh, mengapa malah melamun." Kesal David. "awas biar gue aja, yang bawa mobil. Gue masih sayang sama nyawa dan paling penting, gue belum menikah."

Seketika tawa Theo pecah, mendengar ucapan David. Dia juga masih ingin hidup, menikah dan punya anak. Mobil David berada di belakang mobil yang membawa Livia, beruntung mereka menggunakan mobil yang tak dikenali oleh wanita tersebut.

Neil bernafas dengan lega, saat melihat mobil tersebut memasuki area parkiran mall.

"Mungkin Livia, mau membeli perlengkapan bayi." Gumam Neil, masih di dengar oleh Theo dan David yang diam saja.

"Kita masuk, atau tunggu saja disini?" tanya Theo.

"Masuk," sahut Neil dengan cepat. "lo berdua juga harus ikut."

"Iya, iya. Santai aja gue bakal ada di belakang lo," celetuk David.

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk turun bersama, menggunakan masker hitam dan topi. Agar tak di kenali, mereka mengikuti Livia dari jarak aman.

Livia menuju lantai tiga, dimana tempat usaha Miller berada. Miller membuka tempat billiard di mall tersebut, tempat tersebut masih tutup dan buka pukul sebelas siang.

"Ngapain dia, ke tempat billiard?" tanya Theo.

"Maen lah, apalagi." Sahut David dengan asal, membuat Neil menatap David tajam. Entah mengapa, main dalam pikiran Neil adalah yang intim.

"Astaga Neil, singkirkan pikiran bodohmu itu." Ucap Neil dalam hati.

"Neil, mau kemana lo?" Tanya David. Namun, Neil tak menjawab terus berjalan ke tempat billiard. 

"Dia selalu sesuka hati," kesal Theo.

"Ayo kita ke sana," ajak David.

"Maaf Tuan, tempat ini masih tutup." Kata penjaga.

"Biarkan saya masuk, saya ingin menyusul teman saya."

"Siapa teman, anda?"

"Livia, dia teman saya." Sahut Neil.

Penjaga tersebut menatap dua lelaki di belakang Neil, kemudian mempersilahkan Neil masuk. Diikuti oleh Theo dan David, setibanya di dalam ruangan masih dalam temaram. Neil pun naik ke lantai dua, dimana Livia berada. Dan benar saja. Neil mendengar sayup-sayup suara perempuan dan lelaki.

Ruangan Miller.

"Kenapa kesini? Dia bangkrut?" ejek Miller, membuat Livia serba salah. Waktu itu Miller sudah meminta Livia berhenti mendekati Neil, jika untuk membiayai keluarga Livia dia masih mampu.

"Aku ... Aku itu, cuma ..." Livia menyesal telah meninggalkan Miller yang tidak bangkrut, nyatanya lelaki itu masih berdiri tegak. Padahal kenyataannya …

"Cuma apa? Cuma mau minta uang, heh!"

Miller menatap Livia dari atas ke bawah, jika tak ada anak dalam perutnya maka bisa dipastikan. Miller akan menyiksa Livia, di ruangan penyiksaan untuk yang berkhianat.

"Uang itu juga, aku gunakan untuk anakmu. Memang untuk apa lagi!" ketus Livia, entahlah dia merasa kesal saat ini. Ingin rasanya dia mengulang waktu saat dimana, dirinya pergi ke club malam sebelum hari pernikahannya.

Miller tersenyum miring, keadaan keuangannya sedang tak baik-baik saja. Hanya bisa membayar para pegawai dan juga sehari-harinya.

Miller mengeluarkan uang lembaran berwarna merah, dan melemparkannya pada Livia.

"Pergi," usirnya, dia sudah malas melihat Livia. 

Livia tersenyum sumringah menatap lembaran berwarna merah di tangannya, tanpa pamit dia pergi begitu saja. Neil bersembunyi saat Livia keluar, dia memejamkan mata. Serendah itukah orang yang dia cintai, yang selalu dia bela. Bahkan dia rela, menyakiti sang ibu hanya untuk Livia.

Neil pun ikut keluar, dia tak mengikuti lagi kemana pun Livia pergi.

"Gimana, lo udah dapet hasilnya?" tanya David. Namun, bagi Neil itu seperti ejekan karena selama ini dia tak mendengarkan semua orang.

Neil menghembuskan napasnya dengan pelan, dia tak bisa berkata-kata lagi dan sekarang dia sungguh malu. Untuk menampakan muka, di hadapan kedua orang tuanya. 

"Ayo kita pergi," putus Neil, karena hatinya sedang hancur sekaligus kecewa akan sikap Livia.

David dan Theo merangkul Neil, seperti saat dulu mereka kecil. Mengulang momen dulu. Namun, dengan waktu yang berbeda tapi dengan tempat yang sama.

"Tenang saja, gue bakal bujuk Om Axel. Buat menerima lo lagi," celetuk Theo.

"Daddy gak semudah itu memaafkan, jika Mommy ... Walau dia keras. Tapi, dia selalu memaafkan gue." Ujar Neil, mengingat bagaimana Melinda saat dirinya kecil dulu. 

"Kenapa lagi?" tanya David, melihat Neil berhenti.

"Gue juga merasa bersalah sama Zahira, surat perjanjian itu ..."

"Surat perjanjian, maksud lo?" tanya Theo penasaran.

"Lupakan," sahut Neil, lalu melanjutkan langkahnya.

Karena kesibukan Neil, dan juga memikirkan Livia. Neil tidak pernah menghitung hari pernikahannya dengan Livia, entah sudah hari ke berapa sekarang. Mungkin sudah lebih 100 hari, memikirkan hal tersebut membuat Neil membuang napasnya dengan kasar. Dia menatap kosong keluar jendela, Theo dan David saling pandang mencoba mengerti perasaan Neil.

*****

Sementara itu, Ethan dan Zahira sudah akan sampai di Indonesia. Zahira menatap keluar jendela, ternyata sudah lama dia meninggalkan tempat kelahirannya.

Dan dia memiliki waktu kurang dari 30 hari lagi, untuk mengejar cintanya Neil. Tapi setelah dipikir-pikir dia akan menyerah saja, dan akan meminta bantuan Ethan untuk mengurus proses perceraiannya dengan Neil. 

Tapi sebelumnya dia akan memberitahu Ethan, tentang siapa dia yang sebenarnya.

"Sebentar lagi, kita akan sampai." Kata Ethan, dijawab anggukan oleh Zahira. Ethan sangat perhatian, sejak sebelum penerbangan sampai masuk ke dalam pesawat. Dia selalu menanyakan kondisinya dan juga bayi yang ada di perutnya.

"Jika ada yang sakit, bilang saja ok!"

Itu yang selalu Ethan katakan padanya, dan mungkin setiap menit dan detik selalu itu saja yang ditanyakan selain ingin. Memakan apa?

Jasmine terlelap di samping dirinya dan juga Ethan. Tak lama, pesawat yang mereka tumpangi sudah mendarat dengan sempurna. Zahira dan Jasmine memutuskan untuk menunggu di cafe yang tak jauh dari bandara.

"Tuan, dia ada di sekitar bandara."

"Tahan dia, atau ikuti saja kemana pun dia pergi."

"Jika kita memaksa untuk kembali, maka bisa dipastikan dia akan lari. Dan bersembunyi kembali."

"Baik, Tuan."

Bersambung..

Maaf typo

Semoga kalian suka ☺️

1
yumi chan
thor knoa zshra mlh plng ke indon thor ..jgn smpk jumpa klurga niel thor.
yumi chan
thor wlupyn nanti niel udh tau kbusukn livia tlng jngn ktmukn niel sm zahira thor...biarkn niel jd gmbl dn bt zahira bhgia di tmpt yg bru dn punya kerja tg sukses
partini
ya mau bagaimana lagi kalau dah cinta di sakiti sampai darah darah jg balikan lagi ga bisa move on
Ilyas Ari
lanjut Thor
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
yumi chan
goood jod thor bt niel jd gembl thorr..biar kpok livia...dn jngn ktmukn kluarga niel sm zahira thor.
yumi chan
thor jgn ktmukn zahra dgn kluarga nil thor...niarkn zara bersmbuyi smpk anknya lhir dn bsr ..biar niel mnderita ..dn mnusal tjor dn kbusuk livia terbokar thor..
Yeyen Yeyen
ah jadi males baca novel ini baru juga episod berapa udah bersambung aja mles
AriNovani: Yang udah tamat banyak kak, Ada Istri Rahasia Tuan Bara, Bukan Pengantin Pengganti, Twins
total 1 replies
Ilyas Ari
lanjut Thor
Ilyas Ari
rasakan Niel
emang enak
partini
lanjut
yumi chan
thor jgm tmukn zairah sm kluarga niel thor..smpk nanti ank zshira besar..dn bt niel mnysl thor dlm hdpnya..dn bt xahira jd wanita kuat jgn mdh di rsyu sam kluarga niel nantinya..
AriNovani
❤️❤️❤️
Mochi 🐣
Zahira beruntung punya mertua baik 🤗
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Apis
Hai thor dah mampir nich
AriNovani: makasih kak
total 1 replies
Epi Widayanti
kalo kurang minta lagi 😂
Aksara_Kata
Bagus /Heart//Heart//Heart//Kiss/
Mochi 🐣
keren lanjut 🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!