NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Riko membantu Lidya berdiri dengan gerakan yang cepat. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada yang peduli.

Lidya berusaha melepaskan diri dari Riko, wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman. Rendy dan Sarah memandang mereka dengan curiga, mata mereka menyempit karena tidak percaya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Rendy dengan nada yang keras, suaranya meninggi karena kemarahan.

Lidya berusaha menghindari perhatian, dia tidak ingin kedekatannya dengan Riko diketahui oleh Sarah dan Rendy. Riko, bagaimanapun, tetap membantu Lidya dengan nada yang santai, seolah-olah tidak ada yang salah.

Sarah memandang Riko dengan mata yang penuh kebencian, dia tidak percaya bahwa Riko bisa begitu dekat dengan Lidya. "Kamu tidak berubah, ya?" katanya dengan nada yang penuh sindiran. Riko hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Sarah.

Riko pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Lidya yang masih terkapar di tanah. Bu Ratna juga pergi tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Lidya yang hanya bisa menundukkan kepala dan menyesali perbuatannya.

Sarah dan Rendy memandang Lidya dengan mata yang penuh kemarahan dan kekecewaan. "Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu," kata Sarah dengan nada yang keras.

Lidya tidak berani menatap Sarah dan Rendy, dia hanya bisa diam dan menyesali perbuatannya. "Aku minta maaf," kata Lidya dengan suara yang lembut, tapi tidak ada jawaban dari Sarah dan Rendy. Mereka hanya memandang Lidya dengan mata yang dingin, lalu pergi meninggalkan Lidya sendirian.

Lidya menatap Sarah dan Rendy yang pergi meninggalkan dirinya, dia merasa kesal dan muak. "Dasar mereka, nggak ada yang percaya sama aku," pikir Lidya dengan rasa frustrasi.

Dia bangkit dari tanah, merasa bahwa dirinya tidak bersalah, tapi tidak ada yang mau mendengarkan penjelasannya. "Aku nggak peduli lagi sama mereka, aku akan lakukan apa yang aku mau," pikir Lidya dengan rasa jijik.

Lidya memandang sekitar, melihat bahwa Riko sudah tidak ada di tempat itu. "Riko, kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik," pikir Lidya dengan rasa puas. Dia tersenyum sendiri, merasa bahwa dirinya masih memiliki kendali atas situasi. Lidya memikirkan rencana selanjutnya, bagaimana dia akan menghadapi Sarah dan Rendy.

Lidya mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Riko. "Riko, aku butuh kamu di sini lagi. Kita harus membicarakan rencana selanjutnya," tulis Lidya dengan nada yang tegas.

Riko membalas pesan Lidya dengan cepat. "Aku sudah siap, apa yang harus aku lakukan?" tulis Riko.

Lidya tersenyum sendiri, merasa bahwa Riko masih setia pada perintahnya. "Aku akan memberitahu kamu nanti, tunggu aku di tempat yang sama," tulis Lidya.

Riko membalas pesan Lidya dengan singkat. "Oke, aku akan menunggu," tulis Riko. Lidya merasa puas, dia tahu bahwa Riko akan melakukan apa yang dia perintahkan.

Lidya menemui Riko di tempat yang tersembunyi. "Riko, situasi sekarang sudah tidak terkendali," kata Lidya dengan suara rendah.

Riko mengangguk. "Aku tahu, Sarah dan Rendy sudah curiga."

Lidya memandang Riko dengan mata yang tajam. "Kita harus tetap tenang dan tidak membiarkan mereka mengetahui rencana kita."

Riko mengangguk lagi, menunjukkan kesetiaannya pada Lidya. "Aku siap melakukan apa saja yang kamu perintahkan."

Lidya memandang Riko dengan mata yang tajam. "Rencana akan dilakukan malam ini, pastikan semuanya siap."

Riko mengangguk, menunjukkan keseriusan. "Aku sudah siap, apa yang harus aku lakukan?"

Lidya memberikan instruksi dengan suara yang rendah. "Kamu harus..."

Riko mendengarkan dengan seksama, siap melaksanakan rencana Lidya.

Riko mengangguk, lalu meninggalkan Lidya dengan rasa tak sabar menantikan malam ini. Dia berharap rencana yang telah disusun tidak gagal, dan semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Riko memikirkan langkah-langkah yang harus diambil, memastikan bahwa tidak ada celah kesalahan. Dia ingin memastikan bahwa rencana Lidya berhasil, dan tujuan mereka tercapai.

Malam ini, Riko siap melakukan apa saja untuk memastikan kesuksesan rencana Lidya. Dia tidak ingin ada kesalahan yang bisa merusak semuanya.

Malam tiba, dan Riko bersiap untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama Lidya. Dia merasa tegang dan siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Riko melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Lidya, dengan hati-hati dan teliti. Dia berharap bahwa rencana ini akan berhasil dan tidak ada yang akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, Lidya memantau situasi dari jauh, memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Dia merasa percaya diri bahwa Riko akan berhasil melaksanakan tugasnya.

Rencana berhasil, dan Lidya merasa puas dengan hasilnya. Dia memandang Riko dengan mata yang menghargai, menunjukkan rasa terima kasih atas kesetiaan dan kemampuan Riko.

"Riko, kamu telah melakukan pekerjaan yang baik," kata Lidya dengan suara yang puas. Riko tersenyum, merasa bangga dengan dirinya sendiri.

Lidya memikirkan langkah selanjutnya, bagaimana dia akan memanfaatkan keberhasilan rencana ini untuk mencapai tujuannya. Dia merasa bahwa kekuasaannya semakin kuat, dan tidak ada yang bisa menghentikannya.

Riko mendekati Lidya dengan rasa ingin tahu. "Lidya, area mana saja yang sudah kamu matikan CCTV-nya?" tanya Riko dengan suara yang rendah.

Lidya memandang Riko dengan mata yang tajam. "Aku sudah mematikan CCTV di area parkir, koridor, dan ruang penyimpanan. Kita harus memastikan bahwa tidak ada bukti yang bisa melacak kita," jawab Lidya dengan suara yang tenang.

Riko mengangguk, merasa puas dengan jawaban Lidya. "Baik, aku akan memastikan bahwa kita tidak meninggalkan jejak sama sekali," kata Riko dengan suara yang pasti.

Sarah terbangun dengan rasa lelah yang masih menghantui dirinya. Dia melihat dua orang yang sedang mengobrol di kejauhan, tapi dia tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Tiba-tiba, dia teringat anaknya yang sedang tidak ada di sampingnya.

Sarah merasa panik dan langsung mencari anaknya di sekitarnya. Dia tidak melihat anaknya dan merasa sangat khawatir. Rasa lelahnya membuatnya tidak bisa menjaga anaknya dengan baik, dan sekarang dia tidak tahu di mana anaknya berada.

Sarah berlari dengan cepat, mencari anaknya di sekitar area. Dia memanggil nama anaknya, tapi tidak ada jawaban. Rasa khawatir dan panik semakin meningkat, membuat dia berlari lebih cepat.

Tiba-tiba, Sarah melihat sosok kecil yang sedang berjalan sendirian di kejauhan. Dia berlari lebih cepat lagi, memanggil nama anaknya dengan suara yang semakin keras. Namun, ketika dia mendekati sosok kecil itu, ternyata hanya bayangan atau ilusi saja. Tidak ada siapa pun di sana.

Sarah berhenti berlari, merasa kecewa dan khawatir. Dia memandang sekitar, mencoba mencari anaknya lagi. Tapi, keheningan dan kegelapan membuatnya semakin takut.

Sarah menangis sejadi-jadinya, suaranya menggema di koridor rumah sakit. Beberapa dokter dan suster yang sedang berjaga di jam malam langsung datang untuk melihat apa yang terjadi.

"Sarah, apa yang salah? Apa yang terjadi?" tanya salah satu dokter dengan suara yang lembut.

Sarah tidak bisa menjawab, dia hanya menangis dan menggigil. Dokter dan suster langsung membawanya ke ruang perawatan untuk memeriksa kondisinya.

"Apa yang terjadi pada pasien ini?" tanya dokter kepada suster yang berjaga.

Suster itu menjelaskan bahwa Sarah baru saja terbangun dan tampaknya sangat tertekan. Dokter langsung memeriksa Sarah dan memberikan obat penenang untuk menenangkan kondisinya.

1
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!