Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 23.
Xander bersidekap dada saat menatap kertas formulir yang di berikan oleh Zein. Ia pun menatap Zein dengan alis mengkerut.
"Apa ini?" tanya Xander.
"Apa lagi?" tanya Zein heran. "Itu adalah biodata sekolah terbaik untuk tempat belajar Kelly. Tidak mungkin kau tidak membiarkannya untuk sekolah nanti," sambungnya.
Xander mendengus. "Kelly baru berusia tiga tahun dan masih lama untuk menunggu umurnya empat tahun. Kenapa kau mencarinya sekarang?" tanyanya heran.
Zein menatap protes. "Sorry? Aku tidak mau membiarkan Kelly masuk sekolah yang tidak ada fasilitas sama sekali. Aku harus memikirkannya sekarang. Kau juga harus!" ucapnya sambil menunjuk kearah kertas yang ada di hadapan Xander.
Xander berdecak kesal. "Masih lama idiot! Masih ada waktu untuk memikirkannya lagi pula putriku masih sibuk makan dan bermain. Kau malah menyuruh nya sekolah?" tanyanya dengan tidak percaya.
Zein menggeram kesal. "Nanti! Apa kau tidak paham bahasa ku? Kau harus menyiapkan mulai sekarang jika nanti Kelly sekolah! Apa otakmu perlu aku benturkan ke tembok?!" geramnya sambil menatap Xander dengan kesal.
"Ya ya ya. Pergilah kau sana brengsek! Kau mengganggu waktuku!"
...∆∆∆...
Zein menatap datar, tadi siapa yang bilang akan mengurus Kelly sekolah nanti saja? Lihatlah siapa yang lebih sibuk sekarang? Ia menatap Xander yang membaca biodata sekolah lalu menyuruh anak buah nya untuk memberi informasi lebih apakah disana aman atau tidak.
Zein menggelengkan kepalanya. "Gengsinya tidak pernah berubah," gerutunya dengan kesal.
Xander menatap foto sekolah elit yang ada di ponsel nya. Keningnya mengkerut sambil membaca dengan serius. Apa disana Kelly akan menemukan teman yang baik? Apakah ada yang akan jahat padanya nanti?
Apakah ada laki laki yang akan mendekati Kelly saat ia sekolah nanti? Tidak bisa! Ia tidak akan membiarkan Kelly di dekati oleh lawan jenisnya jika ia masih sekolah.
Xander menatap dengan serius. Apakah ia harus meletakkan belasan penjaga untuk berjaga disana?
"Oi? Kau sedang memikirkan apa?" tanya Zein sambil menatap Xander dengan horror.
Jari tangan Xander terpaut, ia menatap dengan seksama. "Aku membutuhkan lebih banyak penjaga," gumamnya.
Zein menatap tidak percaya. "Jangan bilang kau akan meletakkan nya dimana Kelly akan sekolah?" tanyanya memastikan.
Xander mengangguk singkat. "Kelly harus memiliki penjaga," ucapnya dengan serius.
"Aku rasa kau salah makan hari ini? Atau otakmu habis terbentur?!"
...∆∆∆...
Kelly tengah berjalan sambil memegang balon dan eskrim di kedua tangannya serta jangan lupakan beberapa bodyguard khusus untuknya ada di belakang yang selalu siap siaga.
Langkah Kelly terhenti saat melihat seseorang yang ia kenal. "Damian?" gumam Kelly.
Kelly berlari dan menghampiri bocah laki laki yang tengah duduk dengan binatang peliharaan nya di taman.
"Hai Damian? Kita beltemu lagi," ucap Kelly. Ia pun ikut duduk di samping Damian.
Damian menoleh dan hanya menatap diam. "Ya. Kita bertemu lagi," ucapnya.
"Kau seling kecini? Kemalin aku tidak melihatmu," ucap Kelly sambil memakan eskrimnya.
Damian menggeleng singkat. "Hanya sesekali," balasnya.
Kelly menganggukkan kepalanya paham. Ia pun menawari eskrim di tangannya kepada Damian. "Mawuu?" tawar nya.
Damian menatap Kelly. "Tidak mau. Itu sudah di penuhi air liurmu," jawabnya.
Kelly mengerutkan keningnya, ia menatap eskrim di tangannya dengan polos. "Tiddak ada kok! Tidak ada ail liul Kelly disini," ucapnya.
Damian menunduk dan memakan sedikit eskrim Kelly. "Enak kan?" tanya Kelly sambil tersenyum.
"Damian tidak belmain dengan yang lain?" tanya Kelly bingung karena melihat Damian terus datang sendiri tanpa ada teman teman seumurannya.
Damian menggelengkan kepalanya. "Tidak punya teman," balasnya.
Kelly menatap Damian dengan menelisik. "Damian bohong? tiddak mungkin begitu," ucapnya tidak percaya.
Damian mendengus kecil. "Memangnya siapa yang ingin berteman dengan ku? Dengan anak yang nakal seperti ku?" tanyanya.
Kelly mengangkat tangannya. "Kelly mawu belteman dengan mu. Kalena Damian teman peltama Kelly," ucapnya dengan riang.
Damian menatap Kelly bingung. "Aku nakal. Aku selalu membuat masalah di sekolah. Teman teman menjauhi ku," ucapnya.
"Tapi Kelly kan tidak. Kelly bisa jadi teman baik untuk Damian,"
......∆∆∆......
...TBC ...
sama sajaaalah
semangat🤗🤗🤗