NovelToon NovelToon
The Last Encore: Star Blood Universe

The Last Encore: Star Blood Universe

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Teen / Fantasi / Romansa Fantasi
Popularitas:207
Nilai: 5
Nama Author: Kde_Noirsz

"Di bawah lampu panggung, mereka adalah bintang. Di bawah cahaya bulan, mereka adalah pemburu."

Seoul, 2025. Industri K-Pop telah berubah menjadi lebih dari sekadar hiburan. Di balik gemerlap konser megah yang memenuhi stadion, sebuah dimensi kegelapan bernama The Void mulai merayap keluar, mengincar energi dari jutaan mimpi manusia.

Wonyoung (IVE), yang dikenal dunia sebagai Nation’s It-Girl, menyimpan beban berat di pundaknya. Sebagai pewaris klan Star Enchanter, setiap senyum dan gerakannya di atas panggung adalah segel sihir untuk melindungi penggemarnya. Namun, kekuatan cahayanya mulai tidak stabil sejak ancaman The Void menguat.

Di sisi lain, Sunghoon (ENHYPEN), sang Ice Prince yang dingin dan perfeksionis, bergerak dalam senyap sebagai Shadow Vanguard. Bersama timnya, ia membasmi monster dari balik bayangan panggung, memastikan tidak ada satu pun nyawa yang hilang saat musik berkumandang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kde_Noirsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12: The Ice Prince’s Gambit

Konferensi pers global untuk Blood Moon Festival diadakan di aula termegah di Seoul. Ratusan jurnalis dari seluruh dunia berkumpul, kamera-kamera dengan lensa panjang berderet seperti barisan senjata yang siap menembak. Di tengah riuh rendah suara percakapan, atmosfer di belakang panggung justru terasa membeku.

Sunghoon menatap pantulan dirinya di cermin besar. Ia mengenakan setelan jas hitam dengan aksen perak yang tajam, sangat serasi dengan imej Ice Prince-nya. Namun, di dalam sakunya, ia bisa merasakan denyut dari pecahan kedelapan, kalung pemberian Han. Benda itu terasa dingin, namun memberikan ketenangan yang aneh.

"Sunghoon-ah, kau benar-benar akan melakukannya?" bisik Jake, sambil pura-pura merapikan dasi Sunghoon agar staf agensi tidak curiga. "Ini sangat berisiko. Jika Mr. Oh tahu kau mencoba menyabotase pengumumannya, dia tidak akan ragu untuk menghancurkan kontrak kita."

"Kita tidak punya pilihan, Jake. Mr. Oh berencana mengumumkan 'teknologi rahasia' di balik pilar cahaya itu. Dia ingin melegitimasi keberadaan energi Void sebagai inovasi hiburan. Jika itu terjadi, dia akan memiliki alasan legal untuk memanen energi fans di setiap konser," jawab Sunghoon datar.

"Dan Han?" tanya Jay yang baru saja bergabung. "Staf keamanan Mr. Oh sudah mulai menginterogasi tim asisten produksi. Mereka curiga ada seseorang yang menyusup semalam."

"Itulah gunanya Gambit ini," ucap Sunghoon. "Aku akan memancing semua perhatian—baik media maupun Mr. Oh—kepadaku. Saat semua mata tertuju padaku, kalian harus membawa Han keluar dari villa dan memindahkannya ke markas rahasia Hunter."

Di sisi lain ruang tunggu, Wonyoung sedang dipasang mic oleh penata riasnya. Matanya terus melirik ke arah pintu, menunggu tanda dari Sunghoon. Melalui ikatan batin yang tercipta sejak The First Sync, ia bisa merasakan jantung Sunghoon berdetak dengan ritme yang sangat tenang, terlalu tenang untuk seseorang yang akan melakukan tindakan nekat.

"Sunghoon-ssi, jangan lakukan sesuatu yang membuatmu tidak bisa kembali," bisik Wonyoung dalam pikirannya, berharap resonansi energi mereka bisa menyampaikannya.

Ia merasakan balasan berupa sensasi dingin yang lembut di benaknya. "Fokuslah pada peranmu, Wonyoung-ah. Jadilah idola yang paling bersinar hari ini. Biarkan aku menjadi bayangannya."

Konferensi pers dimulai. IVE dan ENHYPEN berjalan naik ke atas panggung dengan sinkronisasi yang sempurna. Kilatan lampu blitz meledak seketika, menyilaukan mata bagi siapa pun yang bukan seorang vampir. Mr. Oh berdiri di tengah podium, memberikan pidato pembukaan yang penuh dengan kata-kata manis tentang "Masa Depan K-Pop".

"Dan hari ini," ucap Mr. Oh dengan nada dramatis, "kami akan mendemonstrasikan bagaimana IVE dan ENHYPEN akan menggunakan frekuensi suara baru yang kami sebut The Genesis Wave. Ini adalah energi murni yang akan membuat penonton merasakan emosi yang belum pernah ada sebelumnya."

Mr. Oh memberi isyarat kepada staf teknis untuk menghidupkan mesin frekuensi yang tersembunyi di bawah panggung. Wonyoung merasakan perutnya mual. Mesin itu mulai mengeluarkan dengungan Void yang menyakitkan.

Tepat sebelum Mr. Oh menekan tombol aktivasi, Sunghoon melangkah maju, memotong pembicaraan sang Produser.

"Mr. Oh, maaf menginterupsi," ucap Sunghoon melalui mikrofonnya. Suaranya bergema di seluruh aula, seketika membuat seluruh jurnalis terdiam. "Tapi kurasa demo ini tidak akan lengkap tanpa kejutan yang sudah kita siapkan."

Mr. Oh mengerutkan kening, matanya memancarkan kemarahan yang tertahan. "Sunghoon-ssi, ini bukan bagian dari skrip."

"Industri ini selalu tentang improvisasi, bukan?" Sunghoon memberikan senyum tipis yang mematikan. "Saya ingin mengumumkan sesuatu yang bersifat pribadi, yang jauh lebih menarik daripada sekadar frekuensi suara."

Sunghoon berjalan ke arah Wonyoung. Ia meraih tangan Wonyoung di depan ratusan kamera yang sedang menyiarkan acara ini secara live ke seluruh dunia.

"Mulai hari ini, saya dan Wonyoung tidak hanya akan berbagi panggung. Kami telah memutuskan untuk menjalani masa depan bersama, secara pribadi."

Duar! Dunia hiburan seolah meledak di detik itu juga.

Suara jurnalis yang berteriak meminta konfirmasi, kilatan kamera yang menjadi sepuluh kali lebih cepat, dan bisikan histeris dari staf agensi menciptakan kekacauan yang sempurna. Ini adalah skandal kencan terbesar dalam sejarah, dilakukan di tengah konferensi pers resmi.

Wonyoung terpaku. Ia tahu ini adalah rencana pengalihan (Gambit), tapi ia tidak menyangka Sunghoon akan menggunakan "skandal kencan" sebagai senjatanya. Namun, ia segera menangkap kode dari mata Sunghoon.

"Sunghoon-ssi benar," Wonyoung menyambung, suaranya tenang dan mantap. "Kami ingin berbagi kebahagiaan ini dengan fans kami sebelum orang lain melakukannya dengan cara yang salah."

Mr. Oh berdiri mematung. Rencananya untuk mendemonstrasikan mesin Void hancur total. Semua jurnalis kini tidak peduli pada "Teknologi Genesis". Mereka hanya peduli pada hubungan Sunghoon dan Wonyoung. Para pengawal Mr. Oh yang tadinya berjaga di pintu belakang (tempat Han berada) kini berlari ke depan panggung untuk menahan serbuan wartawan yang ingin mendekat.

"Sekarang!" bisik Sunghoon di tengah kebisingan.

Melalui earpiece rahasia, Jake, Jay, Yujin, dan Gaeul menerima perintah tersebut. Di tengah kekacauan di aula utama, mereka menyelinap keluar menuju area parkir belakang.

"Han-ssi, cepat masuk ke mobil!" perintah Yujin.

Han tampak tenang, seolah ia sudah tahu ini akan terjadi. "Anak muda itu benar-benar melakukan Gambit yang gila. Dia menggunakan kehormatannya sebagai idola untuk melindungiku."

"Jangan banyak bicara, Han-ssi! Kita harus pergi sebelum Mr. Oh menyadari bahwa panggung ini hanyalah sandiwara!" seru Jake sambil menginjak gas mobil van mereka.

Mereka berhasil meluncur keluar dari gedung tepat saat tim keamanan Mr. Oh menyadari ada yang salah di area belakang.

Di panggung, Mr. Oh mendekati Sunghoon, membisikkan kata-kata yang penuh ancaman di balik senyum palsunya untuk kamera. "Kau pikir kau menang, Sunghoon? Kau baru saja menghancurkan karier grupmu sendiri demi satu orang asisten produksi."

"Karier bisa dibangun lagi, Mr. Oh," balas Sunghoon dengan nada dingin. "Tapi jiwa manusia yang kau incar? Itu tidak akan pernah menjadi milikmu."

Tiba-tiba, lampu aula meledak satu per satu. Bukan karena mesin Void, melainkan karena energi dari pecahan kedelapan di saku Sunghoon bereaksi terhadap kemarahan Mr. Oh. Aula menjadi gelap gulita selama beberapa detik.

Dalam kegelapan itu, Sunghoon menarik Wonyoung keluar dari panggung melalui jalur darurat yang sudah disiapkan.

"Cepat, Wonyoung! Kita harus sampai ke markas sebelum dia mengirim Void Butler!"

Mereka berlari melintasi lorong-lorong gedung yang kini kacau balau. Fans sudah mulai mengepung gedung dari luar setelah mendengar berita kencan tersebut melalui media sosial.

"Sunghoon-ssi!" Wonyoung menarik tangan Sunghoon agar berhenti sejenak di dekat pintu keluar belakang. "Kenapa kau melakukan ini? Skandal ini... kau tahu kan dampaknya bagi ENHYPEN? Bagi karirmu?"

Sunghoon berhenti dan menatap Wonyoung. Napasnya terengah-engah. Di bawah cahaya lampu darurat yang kemerahan, wajahnya tampak sangat serius.

"Karierku sudah berakhir sejak aku melakukan sumpah darah tiga ratus tahun lalu, Wonyoung-ah. Aku menjadi idola hanya untuk menemukanmu dan menghentikan perang ini. Jika namaku harus hancur agar Han selamat dan portal itu tidak terbuka, biarlah."

Wonyoung menatap Sunghoon dengan perasaan yang campur aduk. Ia menyadari bahwa pengorbanan Sunghoon jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Pria ini bersedia menjadi musuh publik nomor satu demi melindungi rencana mereka.

"Tapi kau menyeretku juga ke dalam skandal ini," ucap Wonyoung dengan senyum tipis.

"Aku tahu kau cukup kuat untuk menghadapinya," jawab Sunghoon. "Lagipula... bukankah ini satu-satunya cara agar kita bisa terus bersama secara resmi di bawah pengawasan Mr. Oh? Dia tidak akan curiga lagi jika melihat kita sering bertemu."

Wonyoung tertawa kecil, suara tawa yang tulus di tengah situasi genting. "Kau benar-benar seorang pemain catur yang licik, Ice Prince."

Tiba-tiba, sebuah pesan masuk ke ponsel mereka secara serempak. Itu dari Jake.

"Han aman di markas. Pecahan kedelapan stabil. Tapi ada berita buruk: Mr. Oh baru saja merilis pengumuman bahwa konser Blood Moon Festival tetap berjalan, dan kalian berdua diwajibkan melakukan 'Wedding Stage' sebagai konsep penutup. Dia menggunakan skandal kalian untuk keuntungan portalnya!"

Wonyoung dan Sunghoon saling pandang.

"Dia membalas Gambit-mu," bisik Wonyoung. "Dia ingin mengubah skandal kencan kita menjadi ritual pernikahan supernatural untuk membuka portal Void."

"Kalau begitu," Sunghoon mengepalkan tangannya, energinya kembali pulih. "Kita akan memberinya pernikahan yang paling dingin yang pernah ada di dunia ini."

Bab 12 ditutup dengan keberanian Sunghoon melakukan pengorbanan publik yang masif. Identitas mereka kini bukan lagi rahasia di mata publik, namun alasan di baliknya tetaplah misteri. Perang kini bukan lagi tentang sembunyi-sembunyi, melainkan tentang siapa yang bisa memanipulasi sorotan lampu panggung dengan lebih baik.

The Gambit has been played. Now, the endgame begins.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!