Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.
Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.
mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Orang yang berlalu lalang kini menatapnya dengan heran sekaligus ibah, entah apa yang terjadi pada gadis di depan mereka itu.
Tarjo dan sang istri setengah berlari untuk mencari keberadaan sang anak, mereka sungguh khawatir dengan keadaannya.
"Ya Allah nak, kamu dimana?? ". Tanyanya dalam hati.
"Mas, kita berpencar aja yah, aku takut Sri kenapa-napa". Tanya dengan khawatir
Tarjo mengangguk, mereka memiliki handphone dan bisa menghubungi nanti, handphone Sri tidak aktif makanya mereka sangat khawatir.
Setelah berkeliling mencari, Tarjo melihat seorang perempuan muda yang terjatuh menangis dijalan, dia menatap seksama dan ternyata pakaian yang digunakan perempuan itu sama dengan pakaian putrinya tadi
Dia bergegas menghampiri anaknya yang sedang menangis tersedu-sedu, hatinya begitu terluka melihat keadaan kacau putrinya itu.
"Ya allah nak, kamu baik-baik saja?? ".
Tarjo langsung memeluk sang anak dengan tangisan sayang, dia sungguh lega bisa menemukan anaknya walau keadaan putrinya sangat berantakan.
"Apa salahku ayah, apa salahku?, kenapa semua ini menimpa diriku, kenapa?? ". Ucapnya terbata-bata.
Tarjo hanya bisa memeluk sang anak tanpa berkata apapun, dia tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan sang anak itu, hatinya sungguh sakit dan terluka melihat anaknya seperti ini.
"Ayah aku mohon katakan ayah, apa salahku sampai semua ini terjadi sama aku??, aku sudah lelah seperti ini". Ucapnya melemah.
Dia bahkan pingsan di pelukan sang ayah, Tarjo yang merasa ada yang tidak beres langsung melihat keadaan sang anak.
Dia mengambil handphonenya dan menghubungi istrinya untuk membawa mobil ketempat mereka agar sang anak bisa di bawah kerumah sakit.
Dia bergegas mengangkat sang anak menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Sedangkan dalam ruang persidangan, sorot kamera sejak tadi tak berhenti meliput keduanya, para wartawan juga ikut gregetan melihat tingkah kedua orang ini.
"Apa anda tidak malu dengan semua yang kalian lakukan terutama anda sebagai ibunya, jika memang anda sejak awal tidak menginginkannya, anda bisa meminum pil pencegah kehamilan atau apapun itu, tidak kah anda punya hati?? ". Tanya seorang wartawan dengan pertanyaan tajam.
Siti menatap wartawan itu dengan dingin dan sorot mata begitu banyak beban dan luka.
"Anda berbicara seperti anda berada diposisi saya selama ini, jangan banyak berkata tanpa tahu bagaimana rasanya itu, cukup diam dan tutup mulut Anda, itu jauh lebih baik". Ucapnya dengan dingin.
Para wartawan menatap Siti dengan tidak percaya, entah apa yang terjadi kepada perempuan ini dimasa lalu sampai dirinya seperti orang yang tidak punya hati seperti ini.
"Terus perbuatan zina anda dengan menantu anda itu tidak anda pikirkan, malulah bu, anda ini sudah tua dan punya anak, anda pikir itu tidak merusak moral, anda sungguh tak punya malu". Hardik salah satu pengunjung disana.
" Dasar kalian manusia biadab, tidak tahu diri". Teriak para warga yang ikut memasuki ruang sidang.
Mereka melemparkan telur busuk pada keduanya kemudian banyak sayuran begitu mereka berada diluar pintu pengadilan, mereka sudah dihadang ratusan warga yang sangat geram atas perbuatan keduanya.
Mereka langsung diserang oleh warga sampai para polisi kewalahan menangani amukan warga sekitar, Siti dan juga Irfan mendapatkan banyak luka baik cakaran maupun tamparan dari warga.
"Dasar wanita dan lelaki biadab, mati saja kalian berdua ke neraka". Umpat mereka kembali melempar botol minuman dan juga telur busuk.
Irfan menunduk menghindari sorot kamera karena ini adalah liputan nasional bahkan seluruh stasiun TV nasional menyiarkannya secara eksklusif.
Tidak hanya malu, tapi juga kenangan segalanya, Irfan hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat, dia tidak menyangka akan separah ini berita ini.
Dia menatap ibu mertuanya yang tampak biasa saja bahkan tak bergeming, entah apa yang dipikirkan wanita ini setelah semua kejadian ini.
Mereka berdua digiring kekantor polisi sambil menunggu sidang perdana perceraian antara Sri dan juga Irfan setelah itu mereka baru akan dibebaskan seperti yang sudah disepakati.
Sri kini berada dirumah sakit karena dia pingsan sejak tadi dan baru membuka matanya setelah beberapa jam. Kepalanya berdenyut hebat dan sangat sakit.
"Kamu sudah sadar nak? , kamu baik-baik saja??". Tanya sang ayah dengan sangat khawatir.
Sri mengedarkan pandangannya karena ruangan ini terasa asing dalam penglihatannya.
"Aku ada dimana ayah, sepertinya ini rumah sakit?? ". Tanyanya tanpa menjawab pertanyaan sang ayah.
"Iya nak, kamu dirumah sakit, tadi kamu pingsan dijalan, beruntung ayah menemukanmu". Ucapnya sambil mengelus kepala sang anak.
Sri yang sudah menyadari segalanya kini kembali menunduk, kesadarannya sudah pulih seperti sediakala.
"Apa sebenarnya yang terjadi pada ibuku dimana muda ayah? , kenapa dia begitu membenci ayah dan juga keluarga, bahkan sangat membenciku? ". Tanyanya dengan suara bergetar.
Dia ingin tahu kisah ayah dan ibunya sampai ibunya bisa tak memiliki hati dan begitu membenci ayah dan dirinya itu.
Tarjo menunduk, dia khawatir anaknya akan menyalahkan dirinya juga setelah dia menceritakan segalanya, karena biar bagaimanapun semuanya pasti akan terbongkar tapi dia tidak akan pernah siap dibenci oleh anaknya sendiri.
"Tolong ayah, beritahu aku, ibu tidak mungkin bisa seperti itu jika tidak ada yang terjadi dimasa lalu". Ucapnya dengan desakan kuat dan sangat memaksa
Dia harus mengambil sikap setelah mendengar penjelasan sang ayah, dia tahu jika setelah perceraiannya, dia harus bisa menentukan arah hidupnya nanti.
"Memang benar nak, ibumu begitu menyimpan banyak luka dalam pernikahan kami selama ini". Ucapnya memulai bercerita.
Sri tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, dia ingin mendengar cerita dan penjelasan sang ayah tentang hal ini.
"Dulu ibumu gadis yang cantik dan merupakan kembang desa, setiap kali dia lewat semua pemuda yang ada didesa menyukainya, tapi saat itu ibumu masih sangat belia jadi tidak pernah menanggapi apapun pemuda kampung kita".
Dia menerawang bagaimana pernikahan itu akhirnya terjadi sampai Sri lahir dan menceritakan segalanya pada sang anak tanpa ada kurang sedikitpun.
"Ayah tahu ayah salah memaksakan itu kepada ibumu sehingga kamu lahir dalam keadaan tak diinginkan". Ucapnya menghapus air matanya.
Sedangkan Sri yang mendengar cerita ayahnya sejak tadi menunduk dan meneteskan air matanya, pantas saja ibunya begitu membenci ayahnya dan juga keluarganya sendiri, ternyata mereka adalah dalang mati rasanya ibunya selama ini
"Aku tidak menyangka ayah melakukan hal seperti itu pada ibu, apa ayah tidak memikirkan dampaknya, kalian masih sangat muda saat itu".
Tarjo menghela nafasnya berat, dia sadar apa yang dikatakan putrinya memang benar adanya dan dampaknya bisa dia rasakan sekarang ini dan itu menimpa putri kesayangannya.
"Ayah boleh pergi, aku ingin istirahat dan tak ingin diganggu lebih dulu, tolong". Ucapnya membuang muka tak ingin berhadapan dengan sang ayah