NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Menjadi Istri Kedua Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Aruna tahu hidupnya tidak lama lagi. Demi suami dan putri kecil mereka, ia memilih sesuatu yang paling menyakitkan... mencari wanita yang akan menggantikannya.

Alana hadir sebagai babysitter tanpa mengetahui rencana besar itu. Adrian salah paham dan menilai Lana sebagai perusak rumah tangga. Namun, pada akhirnya Aruna memaksa keduanya menikah sebelum ia pergi untuk selamanya.

Setelah Aruna tiada, Adrian larut dalam rasa bersalah dan menjauh dari istri keduanya. Lana tetap bertahan, menjalankan amanah Aruna meski hatinya terus terluka. Situasi semakin rumit saat Karina, adik Aruna berusaha merebut Adrian dan menyingkirkan Lana.

Akankah Adrian berani membuka hati untuk Alana, tanpa mengkhianati kenangan bersama Aruna? Atau justru semuanya berakhir dengan luka yang tak tersembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 12.

Adrian berdiri di sana dengan setelan kerja yang masih ia kenakan, mata sembap itu menatap tajam ke arah Karina dan keluarganya. Ia melangkah masuk, namun setiap langkahnya penuh tekanan.

“Jaga ucapanmu, Karina.” Ujarnya tanpa emosi, tetapi jelas mengancam.

Karina menoleh ke kakak iparnya itu. “Aku hanya mengatakan apa yang semua orang pikirkan, Mas Adrian terlalu terpuruk sampai tidak sadar ada parasit yang tinggal di rumah ini.”

Wajah Alana sedikit terkejut mendengarnya, namun ia tidak bergeming.

Adrian berdiri di samping Alana, jarak mereka dekat meski hatinya masih jauh. “Tidak ada satu pun dari kalian yang berhak menghina Alana.”

Karina membalas dengan tawa pendek. “Oh, sekarang kamu melindunginya? Kamu bahkan lupa bahwa kamu masih suami kak Aruna sebelum—”

Adrian memotong dengan tegas. “Aku menikahi Alana atas permintaan terakhir Aruna.”

Keheningan jatuh serentak, wajah Karina pucat seketika. Sementara orang tua Aruna membeku seperti patung.

“M… menikahi?” Ibunya terbata.

“Secara agama,” Adrian menegaskan.

Karina menatap Alana dengan ngeri seolah melihat hantu. “Kamu! Kamu menipu kak Aruna! Kamu meracuni pikirannya saat dia lemah!”

Alana menggeleng pelan. “Nyonya Aruna yang memilih saya... saya bahkan mencoba menolak.”

“Omong kosong!” Karina menunjuk dengan jari bergetar karena marah. “Mana mungkin kak Aruna menginginkan kamu jadi penggantinya!”

“Saya tidak pernah ingin menggantikan posisinya, saya hanya menjalankan amanah terakhirnya.”

Karina maju selangkah, ingin menampar Alana. Namun, tangan itu terhenti di udara.

Adrian menangkap pergelangan tangan mantan adik iparnya itu dengan cepat. Cengkeramannya kuat, tapi nadanya tetap datar. “Jika kamu menyentuh istriku lagi, aku tidak segan akan mengusir mu.”

Mata Karina membelalak. “Istri? Kamu menyebutnya istri, di depan kami... keluarga kak Aruna?”

Adrian melepaskan cengkeramannya dan bersikap tegak. “Aruna meninggalkan amanah, aku tidak akan mempermalukan pilihan terakhirnya.”

Alana menatap Adrian diam-diam. Bukan karena ia mulai berharap, tapi karena ia melihat rasa hormat Adrian pada Aruna begitu besar.

Orang tua Aruna akhirnya angkat bicara, suara ayahnya lirih tapi tegas. “Aruna… benar-benar memilih ini?”

Adrian mengangguk. “Aku akan melindungi Alana, itu janji yang ku buat pada Aruna saat napas terakhirnya.”

Karina mengepalkan tangan, wajahnya merah oleh amarah. “Aku tidak akan pernah menerima ini.”

Ia melangkah menuju pintu. “Percayalah. Aku akan mencari cara membuatmu menyesal, wanita perebut!”

Lalu Karina pergi bersama orang tuanya, meninggalkan udara yang masih bergetar oleh emosi.

Setelah pintu tertutup, Alana baru berani bernafas lega. Lututnya melemah, tapi ia tetap berdiri tegak.

Adrian memandangnya sesaat, nada suaranya kembali dingin. “Jangan terlalu mengambil hati ucapan mereka.”

Alana tersenyum kecil. “Saya sudah terbiasa menghadapi orang yang salah paham tentang saya.”

Adrian tidak menjawab, ia hanya mengalihkan pandangannya ke arah foto Aruna di meja.

“Terima kasih,” ucap Alana pelan.

Adrian berhenti. “Untuk?”

“Untuk tidak membiarkan mereka merendahkan saya.” Suaranya tulus.

Adrian menatapnya, lama. Ada perasaan asing di mata itu. Tidak hangat, tapi bukan lagi kebencian se murni sebelumnya.

“Aruna tidak akan menyukai pertengkaran,” katanya akhirnya. “Aku melakukannya demi dia.”

Alana mengangguk. “Saya mengerti.”

Ia tahu itu bukan pembelaan untuk dirinya. Namun, setidaknya ia tidak lagi berdiri sendirian.

Itu sudah cukup, untuk hari ini.

Sudah seminggu berlalu sejak kedatangan Karina dan keluarganya. Rumah itu kembali sunyi, tapi bukan sunyi yang menenangkan. Lebih seperti jeda panjang di antara dua orang yang tak tahu harus bicara apa.

Adrian tetap berangkat pagi-pagi, pulang larut malam. Namun, kini ia tidak lagi sepenuhnya acuh terhadap keberadaan Alana. Ia memperhatikan istrinya itu... diam-diam.

Pagi itu, Alana kembali menyiapkan sarapan seperti biasa.

Adrian menatap meja itu sekilas, lalu menatap Alana yang berdiri di dapur. Tadinya dia ingin pergi tanpa sarapan seperti biasa, namun entah kenapa dia akhirnya duduk di meja makan.

Alana melihat suaminya mulai makan sarapannya dan juga meminum kopi favoritnya. Ia tak ingin Adrian merasa terganggu olehnya, jadi dia tak menghampiri pria itu. Ia sudah bersyukur, Ardian mau mencicipi kembali apa yang dia siapkan.

Saat meminum kopi itu, aroma kopi tidak hanya mengingatkan Adrian pada Aruna, tapi juga pada kenyataan bahwa ada orang lain yang berusaha menjaga rumah ini tetap hidup.

Setelah selesai, Ia menatap sekilas ke arah Alana lalu pergi bekerja.

Hari demi hari berlalu, dan Alana mulai membiasakan dirinya dengan ritme dingin Adrian. Ia tak menuntut senyum, apalagi ucapan terima kasih. Ia hanya hadir dengan tenang, sabar, dan konsisten.

Kadang Adrian sengaja mencari celah untuk menjauh, tapi Alana selalu menemukan cara sederhana untuk tetap dekat.

Menaruh payung di mobil suaminya saat cuaca mendung. Seperti yang diajarkan Aruna, ia pun menjahit kancing kemeja Adrian yang terlepas.

Hingga suatu sore, Adrian pulang lebih cepat dari biasanya. Alana yang sedang di taman belakang, menanam tanaman kesukaan Aruna.

“Kau sedang apa?“ tanya Adrian pelan.

Alana mengusap tangannya dari tanah, menatapnya dengan senyum kecil. “Ini tanaman kesukaan Nyonya.“

Adrian terdiam, pandangannya jatuh pada tangan Alana yang kotor oleh tanah. “Kamu tidak perlu melakukan semua ini.”

“Saya hanya ingin, Tuan. Kalau tidak ada yang menjaga tanaman-tanaman ini, semuanya akan mati. Dan kalau rumah ini kehilangan semua kenangan Nyonya… Tuan pasti akan tambah sedih.”

Kalimat itu membuat Adrian menelan ludah pelan. Ada sesuatu di dada yang terasa berat, tapi bukan kemarahan. Mungkin… rasa bersalah.

Ia ingin berkata sesuatu, tapi suaranya hilang. Ia hanya berbalik dan berjalan masuk, namun langkahnya lebih lambat dari biasanya.

Malam itu, hujan turun deras. Adrian sedang di ruang kerja, menatap layar laptop tanpa benar-benar membaca apa pun.

Saat turun ke bawah, ia mendapati Alana duduk di kursi dapur, tertidur di meja dengan selimut tipis di bahu. Di hadapannya, ada termos air panas dan cangkir-cangkir teh.

“Kenapa kamu di sini?” tanyanya datar, tapi lebih lembut dari biasanya.

Alana terbangun kaget. “Saya... menunggu air rebusan jahe untuk Tuan. Cuacanya dingin, saya takut Tuan masuk angin.”

Adrian memandang termos itu lama, lalu menatap perempuan di depannya. Rambutnya sedikit berantakan, matanya sayu karena lelah, tapi ada ketulusan di sana yang tak bisa ia abaikan.

Ia menarik kursi, duduk di seberang Alana.

“Aruna dulu juga suka bikin aku teh jahe tiap hujan,” gumamnya.

Alana tersenyum samar. “Saya tahu, Nyonya juga lah yang mengajari saya.”

Suasana sunyi, hanya suara hujan yang menjadi latarnya.

Adrian akhirnya menghela napas panjang. “Kamu tidak perlu mengurusku seperti itu, Alana.”

“Saya hanya… menepati janji pada seseorang yang sudah tidak ada. Tapi selain itu, saya juga adalah seorang istri. Menurut agama, seorang istri wajib merawat suaminya...meskipun saya paham posisi saya di hidup Tuan.“

Adrian menatap perempuan itu, seolah mencoba membaca maksud di balik kata-katanya. Lalu ia mengangguk pelan, mengambil cangkir itu, dan meminumnya.

Dan meski tidak mengakuinya, rasanya menenangkan.

Keesokan harinya, Alima pulang sekolah sambil membawa gambar keluarga dari pelajaran menggambar. Di kertas itu, ada tiga orang.

“Ini Mama, ini Papa, ini Bunda,” katanya bangga.

Adrian terpaku menatap gambar itu. Ia tidak berkata apa-apa, tapi matanya meredup. Ia menatap Alana sekilas, lalu berbalik dan naik ke kamar tanpa sepatah kata.

Alana menunduk pelan, mencoba menahan perasaan yang menyesak. Namun sebelum ia sempat membereskan meja, suara langkah Adrian terdengar dan tak lama pria itu turun lagi.

“Alima, mau jalan-jalan?”

Mata bocah itu langsung berbinar, sudah lama sekali ia menunggu ajakan itu dari sang Ayah.

“Beneran, Pah? Sama Bunda juga, kan?” tanyanya dengan nada ceria.

Adrian mengangguk, bibirnya melengkung tipis. “Ya, sama Bunda.”

Teriakan kecil keluar dari mulut Alima. Anak itu berlari menghampiri Adrian, dan pria itu dengan lembut menggendongnya, lalu melangkah menuju pintu depan.

Alana berdiri di ambang ruang tamu, memperhatikan punggung mereka. Ada senyum kecil yang sulit ia tahan, meski hatinya penuh keraguan.

Mungkin Adrian belum sepenuhnya berubah, mungkin jarak di antara mereka masih terlalu lebar. Namun, setelah sekian lama pria itu mengajaknya pergi bersama tanpa Alana meminta atau memaksa.

Dan bagi Alana, itu sudah cukup. Ada secercah alasan untuk ia tetap bertahan, untuk terus berjuang menjaga rumah yang mendingin setelah kepergian Aruna.

1
Ariany Sudjana
bagus Adrian harus tegas, pelakor harus dibinasakan
Tiara Bella
mantap Adrian belain Alana bngt.....pelakor hempaskan aja
Yuliana Tunru
ya ampun ada z wanita2 yg tak tsu malu dgn alasan masa kecil tp terselubung niat jd pelakor cantikndan kaya tp tak.punya malu..💪💪 adrian basmi pelakor
Dian Rahmawati
suka sikap adrian
Dian Rahmawati
mantap adrian
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa 🌹🌹🌹🌹👍
Dian Rahmawati
rasain Rama
Yuliana Tunru
rupa x rama malah krrja sama dgn perusshasn adrian di cabut ..rasain laki2 jahst gitu
Tiara Bella
mw ngapain lg tuh tuan Rama....sukurin udh dibales perbuatan dia sm Adrian....
Yuliana Tunru
akhir x adrian buka puasa dg yg manis2
Dian Rahmawati
cie cie udh unboxing ya
Dian Rahmawati
wah adrian bertindak
Tiara Bella
Alhamdulillah udh JD suami istri yg utuh....
Tiara Bella
wow Adrian langsung bertindak ......
Jengendah Aja Dech
❤️
Dian Rahmawati
siap2 Rama dihancurkan oleh adrian
Tiara Bella
mana lg gerogi dtng kepesta orng kaya malah ada Rama yg dl maksa nikah sm dia....tenang ada Adrian Alana
Tiara Bella
kapok gk tuh skrng udh dilarang deketin keluarganya bahkan dipecat ....
Tiara Bella
Karina blm kapok udh ditegor sm Adrian jg tunggu aja Adrian bertindak....
Tiara Bella
ketinggalan aku sampe 5 bab Thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!