Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.
Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima Kembali Ke Desa kandri
Udara Desa Kandri menyambut Bima dengan kelembapan yang menusuk tulang. Setelah berjam-jam memacu mobilnya, akhirnya ia tiba di desa yang menyimpan begitu banyak kenangan dan konflik. Ia memarkir mobilnya di dekat sebuah warung kopi yang masih buka, mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah Kirana.
Setelah memastikan tidak ada yang mengikutinya, Bima langsung menuju rumah Mbak Marni. Ia mengetuk pintu dengan hati-hati. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Mbak Marni muncul dengan wajah lega.
"Mas Bima!" seru Mbak Marni dengan suara berbisik. "Syukurlah Mas sudah datang. Saya khawatir sekali."
Bima tersenyum tipis. "Aku juga khawatir, Mbak. Bagaimana keadaan Dyah?"
"Dyah baik-baik saja, Mas," jawab Mbak Marni. "Tapi, Riani semakin mencurigakan. Dia terus mengawasi Dyah dan Dinda."
Bima mengangguk. "Aku sudah tahu. Mbak, aku butuh bantuan Mbak. Aku butuh bantuan Pak Gimin dan Mbok Yem. Kita harus melindungi Dyah dan Dinda."
"Kami siap membantu Mas Bima," jawab Mbak Marni dengan tegas. "Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi Dyah dan Dinda."
Mbak Marni mempersilakan Bima masuk. Di dalam rumah yang sederhana itu, Bima bertemu dengan Pak Gimin dan Mbok Yem. Mereka semua tampak cemas dan tegang.
"Terima kasih sudah bersedia membantu," kata Bima kepada mereka. "Aku tahu ini berbahaya, tapi aku tidak punya pilihan lain."
"Kami sudah menganggap Dyah dan Dinda seperti keluarga sendiri, Mas," kata Pak Gimin. "Kami tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti mereka."
"Kami akan melakukan apa yang kami bisa, Mas," timpal Mbok Yem. "Kami akan membantu Mas mengungkap rencana jahat Riani dan Anton."
Bima mengangguk. Ia merasa sedikit lega. Ia tidak sendirian dalam perjuangan ini. Ia memiliki sekutu yang setia dan berani.
"Baiklah," kata Bima. "Mari kita susun rencana. Kita harus bertindak cepat, sebelum Riani dan Anton melakukan sesuatu yang lebih buruk."
Di bawah cahaya lampu yang redup, Bima, Mbak Marni, Pak Gimin, dan Mbok Yem mulai menyusun rencana. Mereka membahas semua informasi yang mereka ketahui tentang Riani dan Anton, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan dan bagaimana cara mereka akan mencapainya.
"Anton sering keluar malam, Mas," kata Pak Gimin. "Biasanya dia pergi ke arah kota. Saya tidak tahu apa yang dia lakukan di sana."
"Riani sering menerima telepon dari seseorang yang tidak saya kenal," kata Mbok Yem. "Dia selalu berbicara dengan suara pelan, seolah tidak ingin didengar oleh siapa pun."
"Saya khawatir Riani akan mencoba meracuni Dyah lagi," kata Mbak Marni. "Saya harus selalu mengawasinya dengan ketat."
Bima mendengarkan dengan seksama. Informasi ini sangat berharga. Ia mulai menyusun rencana berdasarkan informasi yang ia dapatkan.
"Kita harus mencari tahu apa yang dilakukan Anton di kota," kata Bima. "Pak Gimin, bisakah Bapak mengikuti Anton dan mencari tahu ke mana dia pergi?"
"Saya bisa, Mas," jawab Pak Gimin. "Saya akan melakukannya besok malam."
"Kita juga harus mencari tahu siapa yang menelepon Riani," kata Bima. "Mbok Yem, bisakah Mbok mencoba mencuri dengar percakapan Riani?"
"Saya akan mencoba, Mas," jawab Mbok Yem. "Tapi, Riani sangat hati-hati. Tidak mudah untuk mencuri dengar pembicaraannya."
"Mbak Marni, Mbak harus terus mengawasi Dyah dan Dinda," kata Bima. "Jangan biarkan Riani mendekati mereka."
"Saya akan melakukan yang terbaik, Mas," jawab Mbak Marni. "Saya tidak akan membiarkan Riani menyakiti mereka."
Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka akhirnya menyusun rencana yang matang. Mereka akan bekerja sama untuk mengungkap rencana jahat Riani dan Anton, dan melindungi Dyah dan Dinda.
************