Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitrah Manusia
Sudah sering kali Su mengamati dari dekat kedua manusia yang hidup di dalam hutan.
Hampir setiap hari Su selalu mengawasi mereka.
Su menuruti nasehat para sesepuh binatang penghuni hutan belantara. Supaya tidak tergesa-gesa.
Su belajar secara kasat mata terlebih dahulu kebiasaan dua manusia baik tanpa berinteraksi.
Setelah Su benar-benar siap. Su akhirnya akan menemui sepasang ibu dan anak itu.
Mereka selama ini tinggal di rumah pohon yang nyaman.
Di dekat aliran sungai besar yang berseberangan dengan wilayah perbatasan hutan belantara.
Sejak kedatangan mereka berdua para binatang penghuni hutan belantara tidak pernah luput untuk memperhatikan dan melindungi.
Termasuk memberi mereka makanan apabila pada suatu waktu mereka kesulitan untuk mencari.
Jika di malam hari mereka selalu dalam pengawasan burung gagak serta penjagaan dari macan kumbang.
Maka ada seekor lutung yang beberapa waktu sekali mendatangi mereka untuk mengasih buah-buahan yang sudah masak.
Tujuannya bukan untuk sekedar memberikan makanan. Tapi juga untuk memperlihatkan etika bahwasanya para binatang penghuni hutan belantara tidak akan berbuat tercela kepada mereka. Dan untuk mengusir rasa takut dan kecemasan yang tidak perlu.
Hari ini lutung yang bernama Ko akan mengunjungi dua manusia lagi. Tapi tidak sendirian.
Ko akan pergi bersama anak manusia yang lain. Yaitu Su untuk diperkenalkan.
"Apa kamu sudah siap Su?",
"Aku sudah mempelajari kebiasaan mereka beberapa hari ini",
"Sedikit-sedikit aku sudah mulai memahami bahasa dan gerak tubuh mereka",
"Apa yang hari ini kamu bawa Ko?",
"Aku membawakan untuk mereka nanas madu",
Rumah pohon kediaman dua manusia
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
Begitulah suara binatang penghuni hutan belantara yang selama ini di dengar oleh kedua manusia yang tinggal di rumah pohon.
Sepasang ibu dan anak itu sama sekali tidak mengerti bahasa binatang.
Ko sang lutung menghampiri manusia baik yang sudah kenal dengannya. Dengan membawa dua buah nanas yang manis-manis.
Percakapan manusia
"Lihatlah ibu lutung itu datang lagi"
"Sambut lah dia nak",
Anak manusia itu menghampiri lutung dan mengambil dua buah nanas yang dibawakan untuk mereka.
"Terimakasih lutung",
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
"Lihatlah ibu lutung ini memberi kita nanas",
Ibu manusia turut keluar dari dalam rumah pohon. Ia membawa ubi manis yang sudah direbus.
Ibu manusia menghampiri lutung lalu memberikan ubi ungu yang masih hangat.
"Ini untuk kamu lutung",
"Kami berterimakasih",
"Kamu selama ini sudah baik kepada aku dan anakku",
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
Lutung pun menerimanya dan langsung mencicipinya.
Lutung suka.
Biasanya lutung akan langsung pergi. Tapi kali ini Ko meminta dua manusia itu untuk bersabar menunggu.
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
"Apa yang lutung coba katakan kepada kita ibu?",
"Lutung menyuruh kita untuk menunggu sebentar nak",
Ko senang ibu dan anak manusia itu tahu apa yang ia maksud.
Lutung pergi ke belakang pohon yang dekat.
Sesaat kemudian lutung datang kembali kepada dua manusia penghuni rumah pohon. Tapi tidak sendirian.
Lutung menggandeng seorang anak manusia yang lain. Yang selama ini hidup di dalam hutan belantara.
Lutung membawa Su kepada sepasang ibu dan anak manusia.
Untuk diperkenalkan.
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
"Hu hu ak ak hu hu ak ak",
"Ibu ada seorang manusia yang tinggal di dalam hutan sama seperti kita",
"Masya Allah nak",
"Ibu kenal siapa anak itu?",
"Subhanallah",
"Itu adik mu nak",
"Putra kyai",
"Allahu Akbar",
"Anak kita masih hidup pak",
"Suatu hari nanti jika kita masih beruntung anak ini yang akan menemui ibu dan bapaknya",
